Wednesday, June 1, 2011

Sonderverband Bergmann, Sukarelawan Kaukasus Nazi Jerman!

Para anggota Kompi Armenia ke-11 dari Resimen "Bergmann" sedang menari mengikuti irama lagu tradisional mereka di Kokkozi, Crimea, tahun 1943



Para anggota Kompi Armenia ke-11 dari Resimen "Bergmann" di Kokkozi, Crimea, tahun 1943. Kalau ini tampaknya lagi menyanyi bersama


Anggota Sonderverband Bergmann dari Georgia ini bernama Tataschvilli, dan foto ini diambil dari majalah SIGNAL terbitan tahun 1943


Kalau yang ini dari Azerbaijan, namanya adalah S.Havibakschij. Untuk "S"-nya sendiri, kalau nggak salah SOMAD atau SAMI'UN!


Prajurit-prajurit Sonderverband Bergmann


Sejak bulan-bulan awal peperangan Jerman-Rusia, banyak unit Jerman menggunakan tawanan Rusia sebagai tenaga pembantu bagi barisan perbekalan mereka, kemudian, berbagai batalyon yang beranggotakan warga Uni Soviet dibentuk dan dikerahkan untuk membantu Jerman sebagai penyabot, mata-mata, serta memerangi kaum gerilyawan Soviet maupun Tentara Merah.

Seperti berbagai jawatan militer Jerman lainnya, dinas intelijen Abwehr yang dipimpin oleh Admiral Wilhelm Canaris berpikir bahwa kelemahan sumber daya manusia Jerman apabila dihadapkan dengan sumber raksasa yang dimiliki Uni Soviet dapat diimbangi melalui dukungan kelompok-kelompok penduduk lokal tertentu terhadap Jerman jika mereka, alih-alih menindasnya, mempersenjatai dan memimpin orang-orang tersebut.

Salah seorang pendukung utama kebijakan ini adalah Hauptmann Dr. Theodor Oberländer, seorang bekas dosen ekonomi dari Universitas Königsberg di Prusia Timur. Seama beberapa bulan pertama perang Jerman-Rusia, dia bertindak sebagai seorang penasihat politik bagi Batalyon ‘Nachtigall’, sebuah formasi sukarelawan Ukraina yang ditempatkan di bawah komando Batalyon ke-1 Resimen Brandenburg.

Merasa jijik dengan kekejaman pemerintahan pendudukan Jerman terhadap kaum nasionalis Ukraina setelah kampanye di Galicia, dia merupakan salah seorang perwira yang mendesak Abwehr untuk mencari sekutu di kalangan penduduk Kaukasus: Georgia, Armenia, Azerbaijan, Ossetia, Chechen, Abkhazia, dan berbagai kelompok kecil lainnya di kawasan itu. Beberapa di antara mereka baru dikuasai Rusia kurang dari satu abad sebelumnya dan memandang orang Jerman sebagai pembebas.

Buah pikiran Oberländer itu kemudian terwujud dalam bentuk sebuah formasi sukarelawan Kaukasus yang disebut sebagai Sonderverband Bergmann, dimana dia kemudian menjadi komandan pertamanya. Unit itu dicantumkan dengan kedok sebagai sebuah formasi Abwehr karena Hitler pada mulanya tidak mempercayai penggunaan warga Uni Soviet dalam suatu peranan tempur. Dibentuk di Neuhammer oleh OKW/AMT Ausland Abwehr II, unit ini beranggotakan para tawanan perang dan desertir Tentara Merah yang terdiri atas orang-orang Georgia, Armenia, Kaukasus Utara, dan Azerbaijan. Abwehr II sendiri merupakan seksi dari dinas intelijen militer Jerman yang bertanggung jawab atas masalah penyabotan dan mengobarkan pemberontakan di kalangan penduduk pribumi.

Sonderverband Bergmann dibentuk sebagai sebuah batalyon berkekuatan sekitar 1.200 orang, terdiri atas 300 orang Jerman dan 900 orang Kaukasus. Unit ini sendiri terbagi atas lima kompi: kompi ke-1 dan ke-4 terdiri atas orang-orang Georgia dan Armenia; kompi ke-2 beranggotakan orang Dagestan; kompi ke-3 terdiri atas orang Azerbaijan; dan kompi ke-5, yaitu kompi perwira staf, diisi oleh para emigran Georgia.

Unit ini dilatih di kamp pelatihan di Neuhammer. Setelah itu, para sukarelawan dikirimkan ke Mittenwald untuk dilatih sebagai prajurit infanteri gunung. Mereka dipersenjatai dengan senapan, senapan mesin ringan, mortir, dan meriam anti-tank. Menurut rencana Jerman, unit tersebut akan digunakan untuk melancarkan aksi pengalih perhatian dan sabotase. 130 orang sukarelawan Georgia di antara mereka dipilih untuk dilatih secara khusus. Mereka digabungkan ke dalam sebuah unit yang disebut “Tamara”. Adapun tugasnya adalah mengobarkan pemberontakan di Georgia.

Pada bulan Juni 1942, Sonderverband Bergmann ditempatkan di bawah komando satuan Panzer ke-1 yang diperintahkan menjadi ujung tombak serangan Jerman di Kaukasus. Unit sukarelawan Kaukasus itu sendiri tiba di medan tempur pada bulan Agustus dan kompi-kompinya disebarkan di antara unit-unit Jerman dan Rumania. Mereka terutama digunakan untuk “perang urat syaraf”, dimana kompi-kompi Sonderverband itu berhasil menarik banyak penduduk Kaukasus untuk memihak Jerman. Salah satu kelompok bahkan berhasil menarik 300 orang desertir dari Tentara Merah, yang kemudian bergabung dengan Sonderverband tersebut! Sebegitu berhasilnya kampanye “perang urat syaraf” yang dilakukan unit itu sehingga antara bulan September dan November 1942 Sonderverband Bergmann berhasil membentuk empat kompi tambahan (Georgia, Kaukasus Utara, Azerbaijan, dan campuran) serta banyak skuadron kavaleri (terdiri atas orang-orang Georgia, Kabardino, Balkar, dan sebagainya) dari kalangan desertir dan tawanan Tentara Merah maupun sukarelawan lokal. Karena itu, menjelang akhir tahun 1942, kekuatan unit tersebut meningkat menjadi 2.690 orang, termasuk 240 orang kader Jerman mereka.

Pada bulan September 1942, sejumlah anggota Sonderverband Bergmann diterjunkan ke garis belakang Uni Soviet dengan misi mengumpulkan bahan intelijen dan melakukan sabotase. Salah satu kelompok yang berkekuatan 25 orang Jerman dan Chechen di bawah pimpinan Hauptmann Lange diterjunkan ke daerah Grozny. Dalam misi yang diberi sandi “Unternehmen Shamil”, mereka diperintahkan untuk mengobarkan pemberontakan di kalangan orang Chechen dan merebut serta mempertahankan tempat penyulingan minyak di Grozny hingga kedatangan satuan Panzer ke-1. Namun suatu usaha pasukan Jerman untuk menerobos ke Grozny antara tanggal 25 hingga 27 September 1942 mengalami kegagalan. Misi dibatalkan dan sisa-sisa kelompok pasukan khusus yang telah mendarat di ladang minyak ibukota Chechnya itu terpaksa kembali ke pangkalannya.

Sementara itu, kelompok utama dari Sonderverband Bergmann terlibat dalam pertempuran dengan kaum gerilyawan Soviet di garis belakang Jerman, terutama di kawasan Mozdok-Kalchik. Mereka kemudian ikut bertempur di garis depan melawan Tentara Merah. Pada tanggal 29 Oktober, kompi ke-1 dan ke-4 dikirimkan ke front Nalchiks sementara kompi ke-2 dan ke-3 dikirimkan ke Ishcherskoye. Sekalipun bertempur dengan gigih, karena tidak memiliki persenjataan berat dan kalah dalam jumlah dibandingkan dengan pasukan lawan, Sonderverband Bergmann menderita korban besar.

Pada akhir bulan Desember, Satuan Panzer ke-1 terpaksa mundur ke utara untuk menghindari terpotong dari pasukan Jerman lainnya di selatan Rusia setelah Tentara Merah melancarkan serangan balasan di Stalingrad. Selama penarikan Jerman dari Kaukasus, Sonderverband Bergmann bertindak sebagai pasukan pengawal barisan belakang, dimana mereka melindungi penarikan mundur Jerman ke semenanjung Taman dan menghancurkan berbagai obyek industry. Mereka sendiri berhasil meloloskan diri dari Kaukasus melalui Selat Kerch dan tiba di Crimea pada akhir Februari 1943.

Pada musim panas tahun 1943, Sonderverband Bergmann ditingkatkan statusnya menjadi sebuah resimen yang terdiri atas tiga batalyon: Batalyon ke-1 (Georgia), Batalyon ke-2 (Azerbaijan), dan Batalyon ke-3 (Kaukasus Utara). Unit ini kemudian diperkuat oleh 270 orang Kaukasus Utara dari I.Kaukasiche Luftwaffe Feld-Bataillon.

Kekalahan yang diderita oleh Jerman di Stalingrad menimbulkan masalah di dalam tubuh Sonderverband Bergmann. Banyak di antara anggotanya mengalami demoralisasi sehingga menjadi mangsa empuk bagi para agen Soviet yang menyusup ke dalam formasi itu. Beberapa unsure besar dari resimen itu bahkan nyaris membelot ke pihak Tentara Merah! Akan tetapi para konspirator, yang terdiri atas tiga orang perwira, tiga orang perwira kadet, dua orang bintara, dan empat orang prajurit, dapat ditangkap oleh Polisi Militer Jerman. Mereka kemudian diadili dan dijatuhi hukuman mati.

Masalah lain timbul ketika Oberländer membagi-bagikan suatu selebaran politik yang menyerukan perekrutan para sukarelawan Timur (Rusia) ke dalam Angkatan Darat Jerman secara besar-besaran. Ada pun latar belakang pemikiran komandan Sonderverband Bergmann itu dikarenakan ia telah melihat potensi besar dari penggunaan warga Soviet untuk membantu mengalahkan rezim Komunis apabila aspirasi mereka ditampung oleh Jerman. Namun pemikiran itu ditentang oleh para petinggi Nazi karena dianggap terlalu beresiko. Akibatnya, Hitler kemudian memerintahkan pemecatan terhadap Oberländer.

Antara bulan Juni 1943 hingga Februari 1944, Sonderverband Bergmann berada di Crimea di bawah Panglima Angkatan Darat Grup A/Crimea. Setelah itu, resimen tersebut dibagi untuk pertama kalinya ketika Batalyon ke-2, yang telah bertempur dengan singkat di bawah Divisi Lapangan Luftwaffe ke-5 dari Korps LXXII Satuan Darat ke-6 Jerman di sepanjang Sungai Bug di selatan Rusia selama bulan Februari hingga awal Maret, diperintahkan untuk melaporkan diri ke Resimen ke-2 Freiwillige-Stamm-Division (Divisi Depot Sukarelawan) di Mende, Prancis, pada tanggal 12 Maret.

Pada bulan Agustus, batalyon Azerbaijan itu dipindahkan ke Warsawa, dimana mereka dilibatkan dalam operasi Jerman untuk menindas pemberontakan di ibukota Polandia tersebut yang menewaskan ratusan ribu penduduk sipil. Menurut catatan Jerman, para prajurit Azerbaijan memiliki keterampilan yang baik untuk operasi semacam itu.

Sementara itu, pada akhir bulan Oktober 1943, Batalyon ke-1 beserta sebuah skuadron kavaleri Resimen Bergmann dipindahkan ke bawah komando Divisi Infanteri ke-153 di Tanah Genting Perekop. Mereka kemudian terlibat pertempuran sengit melawan Tentara Merah selama musim dingin 1943-1944. Pada bulan Maret 1944, Batalyon ke-1 dan ke-3 Bergmann dikirimkan ke Rumania sebelum akhirnya dipindahkan ke selatan Yunani, dimana mereka bertugas di bawah Korps LXVIII Jerman. Disana mereka diperkuat oleh sisa-sisa Nordkaukasiche Infanterie Bataillon 802. Kedua batalyon Bergmann itu sendiri berada di Yunani hingga bulan September 1944.

Ketika pasukan Jerman ditarik dari Yunani, Batalyon ke-1 Bergmann yang berada di bawah kendali Divisi Lapangan Luftwaffe ke-11 di Makedonia diperintahkan untuk mundur ke Kroasia. Pada akhir Desember 1944, batalyon tersebut kemudian digabungkan dengan rekannya, Batalyon ke-3, di daerah Višegrad (di sebelah tenggara Sarajevo). Kedua batalyon itu kemudian ditempatkan di bawah komando Divisi Infanteri ke-181. Pada bulan Maret 1945, Batalyon ke-1 ditempatkan di Syrmia di bawah Korps XXXIV sementara Batalyon ke-3 berada di Slavonia di bawah Korps LXXXXI.

Pada tanggal 12 Februari 1945, markas besar Resimen Bergmann serta skuadron ke-13 dan ke-14 mereka dibubarkan. Namun ketiga batalyonnya tetap beroperasi secara independen.

Sementara itu, setelah memadamkan pemberontakan rakyat Polandia di Warsawa, Batalyon ke-2 Bergmann dikirimkan ke Modlin dan ditempatkan di bawah komando Korps Panzer SS IV. Setelah bertempur di front Vistula, pada bulan April 1945 mereka dikirimkan ke Denmark dan ditempatkan di bawah komando Brigade ke-599 Rusia yang bertempur di pihak Jerman. Mereka bertugas di negeri Skandinavia tersebut hingga akhir perang. Kedua batalyon lainnya bertempur di Kroasia hingga berakhirnya Perang Dunia II dan menyerah kepada Sekutu Barat di Austria.


Sumber :
Buku “Der Freiwillige; Kisah-Kisah Sukarelawan Asing Dalam Tentara Hitler” karya Nino Oktorino (terbitan Gaco Books)
Foto koleksi pribadi Eduard Abramian
www.forum.axishistory.com
www.kuzhist.narod.ru



No comments: