Major Horst Ademeit (8 Februari 1912 - 7 Agustus 1944) bergabung dengan Luftwaffe pada tanggal 1 Agustus 1936, tak lama setelah lulus dari universitas teknik. Pada musim semi tahun 1940 dia ditugaskan di Jagdgeschwader 54 dan ikut berpartisipasi dalam Perang Udara Britania. Setelah "hanya" meraih dua kemenangan udara dalam palagan tersebut, Ademeit menunjukkan kelasnya saat dia dipindahkan ke Front Timur pada tahun 1941 bersama dengan unitnya. Setelah jumlah kemenangannya mencapai 53 buah, Ademeit dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 16 April 1943 sebagai Leutnant dan pilot di I.Gruppe / Jagdgeschwader 54. Pada bulan Oktober 1943 jumlah kill-nya sudah mencapai 100, dan menjadi pilot Luftwaffe ke-61 yang mencapai prestasi yang mengagumkan tersebut. Dia mendapatkan Eichenlaub #414 untuk Ritterkreuz-nya pada tanggal 2 Maret 1944 sebagai Hauptmann dan Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 54, setelah mencatatkan kemenangan yang ke-120. Pada tanggal 7 Agustus 1944 Ademeit terakhir kali terlihat sedang melakukan pengejaran terhadap sebuah pesawat Rusia di garis belakang musuh di Dünaberg. Dia tidak kembali dalam misinya tersebut dan dinyatakan hilang sampai saat ini (kemungkinan besar pesawatnya tertembak oleh senjata darat Soviet dan dia terpaksa mendarat darurat di wilayah musuh). Pangkatnya kemudian dinaikkan menjadi Major in absentia. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (7 September 1940) und I.Klasse (5 September 1941); Ehrenpokal der Luftwaffe; Frontflugspange für Jäger in Gold mit Einsatzzahl; serta Deutsches Kreuz in Gold (25 Februari 1942)
Oberstleutnant Oskar-Heinz (Heinrich) "Pritzl" Bär (23 Mei 1913 - 28 April 1957) adalah jagoan udara Luftwaffe yang berhasil menembak jatuh 220 pesawat musuh dalam lebih dari 1000 misi tempur. Dengan total 220 kemenangan udara, Heinz “Pritzl” Bär berada di urutan ke-8 pilot dengan skor terbesar sepanjang sejarah (tujuh pilot di atasnya semuanya merupakan pilot Luftwaffe!). Selain itu, dengan 16 kemenangan menggunakan Me 262, dia berada di urutan ke-3 pilot jet dengan skor terbesar dalam Perang Dunia II. Perlu diketahui bahwa Bär sangat beruntung, dimana dalam semua misi yang pernah dijalaninya, dia sendiri ditembak jatuh oleh musuhnya sebanyak 18 kali! Keberuntungan Bär berakhir saat dia terbunuh dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang ringan di Braunschweig, Jerman, tanggal 28 April 1957. Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI
Oberstleutnant Hansgeorg Bätcher (13 Januari 1914 - 23 April 2003)
Major Gerhard "Gerd" Barkhorn (20 Maret 1919 - 11 Januari 1983)
Major Wilhelm "Willi" Batz (21 Mei 1916 - 11 September 1988)
Oberst Werner Baumbach (27 Desember 1916 - 20 Oktober 1953)
Leutnant Helmut Benkendorff (8 Desember 1910 - 3 November 1971)
Oberst im Generalstab Hans-Henning Freiherr von Beust (17 April 1913 - 27 Maret 1991)
Major Alwin Boerst (20 Oktober 1910 - 30 Maret 1944)
Hauptmann Walter Bornschein (7 April 1914 – 27 April 1944)
Major Gerhard "Gerd" Barkhorn (20 Maret 1919 - 11 Januari 1983)
Major Wilhelm "Willi" Batz (21 Mei 1916 - 11 September 1988)
Oberst Werner Baumbach (27 Desember 1916 - 20 Oktober 1953)
Leutnant Helmut Benkendorff (8 Desember 1910 - 3 November 1971)
Oberst im Generalstab Hans-Henning Freiherr von Beust (17 April 1913 - 27 Maret 1991)
Major Alwin Boerst (20 Oktober 1910 - 30 Maret 1944)
Hauptmann Walter Bornschein (7 April 1914 – 27 April 1944)
Oberstleutnant Walter Bradel (31 Juli 1911 – 5 Mei 1943)
Hauptmann Heinz “Pietzsch” Bretnütz (24 Januari 1914 - 27 Juni 1941)
Major Max Bucholz (3 November 1912 – 19 Juli 1996)
Oberstleutnant Kurt Bühligen (13 Desember 1917 – 11 Agustus 1985)
Oberstleutnant Edmund Daser (1 Oktober 1908 – 6 September 1974)
Oberst Adolf Dickfeld (20 Februari 1910 – 17 Mei 2009)
Major Bruno Dilley (29 Agustus 1913 – 31 Agustus 1968)
Oberleutnant Hans Döbrich (24 Maret 1916 – 6 April 1984)
Hauptmann Heinz “Pietzsch” Bretnütz (24 Januari 1914 - 27 Juni 1941)
Major Max Bucholz (3 November 1912 – 19 Juli 1996)
Oberstleutnant Kurt Bühligen (13 Desember 1917 – 11 Agustus 1985)
Oberstleutnant Edmund Daser (1 Oktober 1908 – 6 September 1974)
Oberst Adolf Dickfeld (20 Februari 1910 – 17 Mei 2009)
Major Bruno Dilley (29 Agustus 1913 – 31 Agustus 1968)
Oberleutnant Hans Döbrich (24 Maret 1916 – 6 April 1984)
Oberstleutnant Georg Dörffel (27 Juli 1914 – 26 Mei 1944)
Oberst Alfred Druschel (4 Februari 1917 – 1 Januari 1945)
Hauptmann Kurt Ebersberger (11 Februari 1914 - 24 Oktober 1943)
Major Heinrich Ehrler (14 September 1917 – 4 April 1945)
Oberst im Generalstab Wolfgang Falck (19 Agustus 1910 – 13 Maret 2007)
Oberst Alfred Druschel (4 Februari 1917 – 1 Januari 1945)
Hauptmann Kurt Ebersberger (11 Februari 1914 - 24 Oktober 1943)
Major Heinrich Ehrler (14 September 1917 – 4 April 1945)
Oberst im Generalstab Wolfgang Falck (19 Agustus 1910 – 13 Maret 2007)
Major Erwin Fischer (14 Agustus 1912 – 10 Desember 1996)
Hauptmann Edmund Francois (3 Maret 1915 - 6 Maret 1945)
Hauptmann Heinrich Gerlach (18 Desember 1912 - 20 Oktober 1993)
Oberleutnant Adolf "Adi" Glunz (11 Juni 1916 – 1 Agustus 2002)
Hauptmann Hans Götz (2 Juni 1919 - 4 Agustus 1943)
Hauptmann Edmund Francois (3 Maret 1915 - 6 Maret 1945)
Hauptmann Heinrich Gerlach (18 Desember 1912 - 20 Oktober 1993)
Oberleutnant Adolf "Adi" Glunz (11 Juni 1916 – 1 Agustus 2002)
Hauptmann Hans Götz (2 Juni 1919 - 4 Agustus 1943)
Oberst Gordon Gollob (16 Juni 1912 - 7 September 1987) adalah pilot
pertama dalam sejarah yang mencatat 150 kemenangan udara terkonfirmasi.
Pilot Luftwaffe asal Austria ini memulai karir militernya di Angkatan
Bersenjata Austria pada tahun 1933. Setelah "Anschluss" (Penyatuan)
dengan Jerman tahun 1938, dia ditransfer ke Luftwaffe sebagai seorang
pilot tempur. Pada awalnya dia bergabung dengan Zerstörergeschwader 76,
wing pemburu berat Luftwaffe, tapi kemudian dipindahkan ke
Jagdgeschwader 3 tak lama setelah berakhirnya kampanye militer Jerman di
Norwegia tahun 1940. Gollob mencatatkan kemenangan udaranya yang ke-6
dalam Pertempuran Britania, sebelum kemudian dipindahkan ke Front Timur
untuk ikut berpartisipasi dalam Unternehmen Barbarossa, invasi Jerman
atas Uni Soviet. Setelah kemenangannya yang ke-42, dia dianugerahi
medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 18 September 1941,
disusul dengan Eichenlaub tanggal 26 Oktober 1941 (untuk 85 kemenangan),
dan Schwerter tanggal 23 Juni 1942 (untuk 107 kemenangan). Pada tanggal
29 Agustus 1942, Gordon Gollob menjadi pilot pertama dalam sejarah yang
meraih 150 kemenangan udara, dan dengannya dia langsung dianugerahi
Brillanten yang merupakan medali militer tertinggi Jerman pada saat itu.
Karena kekhawatiran bahwa sang jagoan bisa terbunuh dalam pertempuran,
Gollob dilarang terbang untuk seterusnya, dan menghabiskan sisa perang
di garis belakang sebagai seorang Jagdfliegerführer dan General der
Jagdflieger. Seusai Perang Dunia II Gollob melanjutkan karirnya di dunia
politik sebagai Sekjen "Verband der Unabhängigen" (Federasi
Independen), sebuah partai nasionalis sayap kanan di negara asalnya
Austria. Biografi singkatnya bisa dibaca DISINI
Oberst Hermann Graf (24 Oktober 1912 – 4 November 1988)
Hauptmann Walter Grasemann (3 Juli 1917 – 26 November 2007)
Major Hartmann Grasser (23 Agustus 1914 – 2 Juni 1986)
Oberst Hermann Graf (24 Oktober 1912 – 4 November 1988)
Hauptmann Walter Grasemann (3 Juli 1917 – 26 November 2007)
Major Hartmann Grasser (23 Agustus 1914 – 2 Juni 1986)
Hauptmann Alfred Grislawski (2 November 1919 – 19 September 2003)
Oberstleutnant Reinhard Günzel (2 Februari 1907 - 29 Oktober 1970) adalah mantan perwira polisi yang kemudian bergabung dengan Luftwaffe tahun 1935, tak lama setelah Angkatan Udara Nazi Jerman tersebut dibentuk. Unit pertamanya adalah Kampfgeschwader 157, sebelum dipindahkan ke Legion Condor untuk bertempur dalam Perang Saudara Spanyol. Setelah pulang kembali ke Jerman tahun 1939, Günzel ditempatkan di Kampfgeschwader 27. Dalam penyerbuan Jerman ke Polandia (1939) dan Prancis (1940), dia bertugas sebagai seorang Staffelkapitän alias Komandan Skuadron. Tak lama setelahnya dia naik jabatan menjadi Gruppenkommandeur alias Komandan Grup Udara. Atas kesuksesan Gruppe-nya dalam mendukung pergerakan pasukan darat Jerman di Bessarabia dan Ukraina, Günzel dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 17 September 1941 sebagai Hauptmann dan Gruppenkommandeur II.Gruppe / Kampfgeschwader 27 (KG 27) "Boelcke" / IV.Fliegerkorps / Luftflotte 4. Atas kesuksesan misi-misi pemboman selanjutnya di selatan Rusia (termasuk Stalingrad), dia mendapatkan Eichenlaub #184 untuk Ritterkreuz-nya pada tanggal 21 Januari 1943 sebagai Major dan Gruppenkommandeur II.Gruppe / Kampfgeschwader 27 (KG 27) "Boelcke" / VIII.Fliegerkorps / Luftflotte 4. Penempatan Günzel selanjutnya adalah sebagai Komandan Kampfbeobachterschule 1 (2 Februari 1943 - 13 Agustus 1944), dengan diselingi sebagai Komandan Fliegerhorstkommandantur (Fl.H.Kdtr. A 14/I) pada tanggal 15 Februari 1944. Pada bulan Desember 1944 Günzel dipercaya untuk menjadi Kommodore Ergänzungs-Kampfgeschwader 1 / Luftflotte Reich di Gardelegen. Unit tempur yang bertugas mempertahankan tanah air Jerman dari serangan udara Sekutu ini dilengkapi dengan pesawat-pesawat Ju 88 A, Ju 188 E dan Me 262 B. Dengan unit ini lah Günzel dan staff-nya mengakhiri perang, dan menyerahkan diri pada musuhnya di bulan Mei 1945 di Hadersleben, Denmark. Selama karir perangnya dalam Perang Dunia II (di luar Spanyol), Reinhard Günzel berpartisipasi dalam 535 misi tempur (kebanyakan menggunakan bomber Heinkel He 111), dan berhasil menenggelamkan setidaknya delapan kapal transport. Karirnya tidak berhenti sampai disitu, karena kemudian sang pilot pembom kawakan bergabung dengan Bundesluftwaffe pasca-perang, dan pensiun pada tanggal 31 Maret 1963 dengan pangkat terakhir Oberstleutnant. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen (1936); Spanische Feldzugsmedaille; Spanienkreuz in Bronze III.Klasse (6 Juni 1939); Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV.Klasse; Eisernes Kreuz II.Klasse (16 September 1939); Eisernes Kreuz I.Klasse (23 Juni 1940); Medaille "Winterschlacht im Osten 1941/42" (27 Agustus 1942); Frontflugspange für Kampf- und Sturzkampfflieger (Anhänger zur goldenen Frontflugspange mit Einsatzzahl "500"); serta Deutsches Kreuz in Gold (24 September 1942)
Oberleutnant Anton "Toni" Hafner (2 Juni 1918 − 17 Oktober 1944)
Major Bernhard Hamester (21 Oktober 1913 - 22 April 1945)
Oberfeldwebel Herbert Hampe (10 Oktober 1913 - 13 September 1999)
Oberstleutnant Reinhard Günzel (2 Februari 1907 - 29 Oktober 1970) adalah mantan perwira polisi yang kemudian bergabung dengan Luftwaffe tahun 1935, tak lama setelah Angkatan Udara Nazi Jerman tersebut dibentuk. Unit pertamanya adalah Kampfgeschwader 157, sebelum dipindahkan ke Legion Condor untuk bertempur dalam Perang Saudara Spanyol. Setelah pulang kembali ke Jerman tahun 1939, Günzel ditempatkan di Kampfgeschwader 27. Dalam penyerbuan Jerman ke Polandia (1939) dan Prancis (1940), dia bertugas sebagai seorang Staffelkapitän alias Komandan Skuadron. Tak lama setelahnya dia naik jabatan menjadi Gruppenkommandeur alias Komandan Grup Udara. Atas kesuksesan Gruppe-nya dalam mendukung pergerakan pasukan darat Jerman di Bessarabia dan Ukraina, Günzel dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 17 September 1941 sebagai Hauptmann dan Gruppenkommandeur II.Gruppe / Kampfgeschwader 27 (KG 27) "Boelcke" / IV.Fliegerkorps / Luftflotte 4. Atas kesuksesan misi-misi pemboman selanjutnya di selatan Rusia (termasuk Stalingrad), dia mendapatkan Eichenlaub #184 untuk Ritterkreuz-nya pada tanggal 21 Januari 1943 sebagai Major dan Gruppenkommandeur II.Gruppe / Kampfgeschwader 27 (KG 27) "Boelcke" / VIII.Fliegerkorps / Luftflotte 4. Penempatan Günzel selanjutnya adalah sebagai Komandan Kampfbeobachterschule 1 (2 Februari 1943 - 13 Agustus 1944), dengan diselingi sebagai Komandan Fliegerhorstkommandantur (Fl.H.Kdtr. A 14/I) pada tanggal 15 Februari 1944. Pada bulan Desember 1944 Günzel dipercaya untuk menjadi Kommodore Ergänzungs-Kampfgeschwader 1 / Luftflotte Reich di Gardelegen. Unit tempur yang bertugas mempertahankan tanah air Jerman dari serangan udara Sekutu ini dilengkapi dengan pesawat-pesawat Ju 88 A, Ju 188 E dan Me 262 B. Dengan unit ini lah Günzel dan staff-nya mengakhiri perang, dan menyerahkan diri pada musuhnya di bulan Mei 1945 di Hadersleben, Denmark. Selama karir perangnya dalam Perang Dunia II (di luar Spanyol), Reinhard Günzel berpartisipasi dalam 535 misi tempur (kebanyakan menggunakan bomber Heinkel He 111), dan berhasil menenggelamkan setidaknya delapan kapal transport. Karirnya tidak berhenti sampai disitu, karena kemudian sang pilot pembom kawakan bergabung dengan Bundesluftwaffe pasca-perang, dan pensiun pada tanggal 31 Maret 1963 dengan pangkat terakhir Oberstleutnant. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen (1936); Spanische Feldzugsmedaille; Spanienkreuz in Bronze III.Klasse (6 Juni 1939); Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV.Klasse; Eisernes Kreuz II.Klasse (16 September 1939); Eisernes Kreuz I.Klasse (23 Juni 1940); Medaille "Winterschlacht im Osten 1941/42" (27 Agustus 1942); Frontflugspange für Kampf- und Sturzkampfflieger (Anhänger zur goldenen Frontflugspange mit Einsatzzahl "500"); serta Deutsches Kreuz in Gold (24 September 1942)
Oberleutnant Anton "Toni" Hafner (2 Juni 1918 − 17 Oktober 1944)
Major Bernhard Hamester (21 Oktober 1913 - 22 April 1945)
Oberfeldwebel Herbert Hampe (10 Oktober 1913 - 13 September 1999)
Oberst Hajo Herrmann
Oberstleutnant Hermann Hogeback (25 Agustus 1914 - 15 Februari 2004) adalah pilot jagoan Luftwaffe veteran Perang Saudara Spanyol yang kemudian makin moncer prestasinya dalam Perang Dunia II. Dalam perang yang pertama dia mencatatkan 100 misi tempur, sementara dalam perang selanjutnya 500 misi tempur. Dia sendiri pada awalnya bergabung dengan Heer pada tahun 1934, tapi setahun kemudian dipindahkan ke Luftwaffe. Selain menjadi anggota Legion Condor dalam Perang Saudara Spanyol, Hogeback juga ikut berpartisipasi dalam invasi ke Polandia, Pertempuran Prancis, Operasi Weserübung, invasi Jerman ke Norwegia, Pertempuran Britania, Pertempuran Kreta, Pengepungan Malta, perang udara di Mediterania dan Front Timur, serta mempertahankan Reich. Medali dan penghargaan yang diterimanya: Medalla de la Campaña (4 May 1939); Spanish Medalla Militar; Spanienkreuz in Gold mit Schwertern (6 Juni 1939); Frontflugspange der Luftwaffe in Gold mit Sternanhänger "500"; Flugzeugführer- und Beobachterabzeichen; Italian aviator badge; Krimschild; Verwundetenabzeichen in Schwarz; Eisernes Kreuz II.Klasse (20 Mei 1940) und I.Klasse (26 September 1940); Deutsches Kreuz in Gold (24 September 1942); serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (8 September 1941) mit Eichenlaub #192 (19 Februari 1943) und Schwertern #125 (26 Januari 1945)
Hauptmann Walter Horten
Oberst Dietrich Hrabak
Oberst Herbert Ihlefeld
Oberstleutnant Hermann Hogeback (25 Agustus 1914 - 15 Februari 2004) adalah pilot jagoan Luftwaffe veteran Perang Saudara Spanyol yang kemudian makin moncer prestasinya dalam Perang Dunia II. Dalam perang yang pertama dia mencatatkan 100 misi tempur, sementara dalam perang selanjutnya 500 misi tempur. Dia sendiri pada awalnya bergabung dengan Heer pada tahun 1934, tapi setahun kemudian dipindahkan ke Luftwaffe. Selain menjadi anggota Legion Condor dalam Perang Saudara Spanyol, Hogeback juga ikut berpartisipasi dalam invasi ke Polandia, Pertempuran Prancis, Operasi Weserübung, invasi Jerman ke Norwegia, Pertempuran Britania, Pertempuran Kreta, Pengepungan Malta, perang udara di Mediterania dan Front Timur, serta mempertahankan Reich. Medali dan penghargaan yang diterimanya: Medalla de la Campaña (4 May 1939); Spanish Medalla Militar; Spanienkreuz in Gold mit Schwertern (6 Juni 1939); Frontflugspange der Luftwaffe in Gold mit Sternanhänger "500"; Flugzeugführer- und Beobachterabzeichen; Italian aviator badge; Krimschild; Verwundetenabzeichen in Schwarz; Eisernes Kreuz II.Klasse (20 Mei 1940) und I.Klasse (26 September 1940); Deutsches Kreuz in Gold (24 September 1942); serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (8 September 1941) mit Eichenlaub #192 (19 Februari 1943) und Schwertern #125 (26 Januari 1945)
Hauptmann Walter Horten
Oberst Dietrich Hrabak
Oberst Herbert Ihlefeld
Oberstleutnant Hans-Joachim Jabs
Major Erhard Jähnert
Oberleutnant Hans-Joachim Jäschke
Oberstleutnant Bernhard Jope
Hauptmann Wilhelm Kaiser (30 November 1914 - 24 September 1993) bergabung dengan Luftwaffe pada bulan Oktober 1935. Pada tahun 1938 dia ditugaskan ke Fliegergruppe 50 sebelum dipindahkan ke Sturzkampfgeschwader 2 di tahun yang sama. Kaiser meraih kejayaannya bersama dengan unit yang dihuni oleh jago-jago Stuka ini. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 4 Februari 1942 sebagai Oberleutnant dan Adjutant III.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 2 "Immelmann". Medali tersebut diberikan setelah Kaiser terbang dalam 130 misi serang-darat. Pada bulan Juli 1942 dia ditarik dari front dan dialihfungsikan sebagai pengajar di Stukaschule 2 Graz. Setelah mengikuti pelatihan Generalstab, dia melanjutkan karir militernya sebagai perwira staff di 1. Fliegerdivision, Luftflotte 6, II. Fliegerkorps, dan II. Jagdkorps, sampai dengan akhir perang. Total 180 misi tempur yang telah dijalaninya. Medali dan penghargaan lain yang diraih oleh Kaiser: Flugzeugführerabzeichen (1938); Verwundetenabzeichen in Schwarz (10 Mei 1940) und in Silber (Mei 1941); Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Ehrenpokal (20 Oktober 1941); Frontflugspange für Kampfflieger in Gold (1942); Medaille "Winterschlacht im Osten 1941/42" (1942); serta Deutsches Kreuz in Gold (19 Januari 1942)
Hauptmann Joachim Kirschner
Oberleutnant Johann Klaus
Hauptmann Walter Krupinski
Oberst der Reserve Dr.jur. Ernst Kühl (18 Maret 1888 - 2 Februari 1972)
Oberst Ernst Kupfer
Hauptmann Emil "Bully" Lang
Oberst Helmut Lent
Oberleutnant Werner Machold (29 Juli 1913 - 2 April 1968)
Hauptmann Hans-Joachim Marseille
Hauptmann Manfred Meurer
Oberst Werner Mölders (18 March 1913 – 22 November 1941) adalah jagoan udara Luftwaffe yang tercatat sebagai peraih kemenangan udara terbanyak dalam Perang Saudara Spanyol (14 pesawat sebagai korban); juga orang pertama dalam sejarah yang melewati jumlah kemenangan udara Baron Manfred von Richthofen dalam Perang Dunia Pertama (80 buah); orang pertama yang meraih 100 kemenangan udara; dan orang pertama yang dianugerahi medali super bergengsi Brillanten zum Ritterkreuz! Dia juga menjadi orang yang mengembangkan taktik formasi udara "finger four" yang masih digunakan sampai saat ini. Selain Perang Saudara Spanyol (1936-1939), Mölders juga ikut berpartisipasi dalam "Perang Bohong-Bohongan" di Front Barat yang berlangsung di tahun 1939-1940, Pertempuran Prancis (1940), dan Pertempuran Britania (1940-1941). Saat unitnya dipindahkan ke Front Timur untuk bersiap-siap menyerang Uni Soviet, sang jagoan udara jempolan telah mengantongi 68 kemenangan terkonfirmasi. Menghadapi pilot-pilot Rusia yang kurang pengalaman di Front Timur, jumlah kemenangannya bertambah dengan cepat, dan di pertengahan bulan Juli 1941 telah mencapai 101 buah. Hitler langsung mengganjarnya dengan medali militer tertinggi yang bisa diberikan oleh Jerman, yaitu Brillanten, sekaligus melarangnya untuk terbang lagi karena kini namanya telah terkenal dan terlalu berharga untuk sekedar dibiarkan berjibaku di front pertempuran. Mölders kemudian diangkat sebagai "General der Jagdflieger" alias pimpinannya para pilot pemburu Luftwaffe. Pada bulan November 1941 secara mendadak dia dipanggil ke Berlin untuk menghadiri pemakaman Jenderal Luftwaffe Ernst Udet yang mati bunuh diri. Dalam perjalanan, pesawat angkut yang membawa Mölders mengalami masalah mesin dan menabrak daratan saat berusaha mendarat darurat di Breslau. Mölders tewas dalam kecelakaan tersebut, dan jenazahnya kemudian dikebumikan berdekatan dengan Udet - yang juga adalah seorang mantan pilot pemburu Jerman dalam Perang Dunia I - di Invalidenfriedhof Berlin. Biografi singkatnya bisa dibaca DISINI
Oberfeldwebel Rudolf "Rudi" Müller
Major Joachim Müncheberg
Major Helmut Naumann
Major Walter Nowotny adalah (7 Desember 1920 - 8 November 1944) adalah pilot Luftwaffe asal Austria yang tercatat dalam sejarah sebagai orang pertama di dunia yang meraih 250 kemenangan udara! Selama karir militernya, dia mencatatkan total 258 kemenangan udara terkonfirmasi yang diraih dalam 442 misi tempur (ditambah lagi dengan 22 kemenangan lain yang tidak terkonfirmasi). Dari 258 kill tersebut, 255 diantaranya dibukukan di Front Timur, dan tiga dengan menggunakan salah satu pesawat jet pertama di dunia (Messerschmitt Me 262). Nowotny mencatatkan hampir semua kemenangannya saat menggunakan pesawat Focke-Wulf Fw 190, dengan hanya 50 buah yang diraihnya saat menggunakan Messerschmitt Bf 109. Dalam beberapa kesempatan, dia menjadi "ace in a day" (menembak jatuh setidaknya lima pesawat dalam satu hari), termasuk dua kali "double-ace in a day" (menembak jatuh setidaknya 10 pesawat) di musim panas tahun 1943! Deretan prestasi yang tidak main-main tersebut membuatnya dianugerahi medali Brillanten untuk Ritterkreuz-nya, menjadikan dia sebagai salah satu dari hanya 27 orang di seantero militer Jerman yang mendapatkan penghargaan setinggi itu. Setelah meraih kemenangan udaranya yang ke-250, Nowotny dilarang terbang oleh Panglima Luftwaffe Hermann Göring dan ditugaskan sebagai penguji coba pesawat jet Me 262. Dia sempat mencatatkan tiga kemenangan udara saat menggunakan pesawat ini, sebelum secara tragis terbunuh ketika pesawatnya jatuh akibat gagal mesin tak lama setelah Nowotny mencatatkan kemenangannya yang ke-258. Setelah kematiannya, unit pemburu Jagdgeschwader 7 "Nowotny" dinamakan berdasarkan namanya. Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI
Leutnant Johann-Peter "Hansi" Oekenpöhler
Oberst Walter Oesau
Major Erhard Jähnert
Oberleutnant Hans-Joachim Jäschke
Oberstleutnant Bernhard Jope
Hauptmann Wilhelm Kaiser (30 November 1914 - 24 September 1993) bergabung dengan Luftwaffe pada bulan Oktober 1935. Pada tahun 1938 dia ditugaskan ke Fliegergruppe 50 sebelum dipindahkan ke Sturzkampfgeschwader 2 di tahun yang sama. Kaiser meraih kejayaannya bersama dengan unit yang dihuni oleh jago-jago Stuka ini. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 4 Februari 1942 sebagai Oberleutnant dan Adjutant III.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 2 "Immelmann". Medali tersebut diberikan setelah Kaiser terbang dalam 130 misi serang-darat. Pada bulan Juli 1942 dia ditarik dari front dan dialihfungsikan sebagai pengajar di Stukaschule 2 Graz. Setelah mengikuti pelatihan Generalstab, dia melanjutkan karir militernya sebagai perwira staff di 1. Fliegerdivision, Luftflotte 6, II. Fliegerkorps, dan II. Jagdkorps, sampai dengan akhir perang. Total 180 misi tempur yang telah dijalaninya. Medali dan penghargaan lain yang diraih oleh Kaiser: Flugzeugführerabzeichen (1938); Verwundetenabzeichen in Schwarz (10 Mei 1940) und in Silber (Mei 1941); Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Ehrenpokal (20 Oktober 1941); Frontflugspange für Kampfflieger in Gold (1942); Medaille "Winterschlacht im Osten 1941/42" (1942); serta Deutsches Kreuz in Gold (19 Januari 1942)
Hauptmann Joachim Kirschner
Oberleutnant Johann Klaus
Hauptmann Walter Krupinski
Oberst der Reserve Dr.jur. Ernst Kühl (18 Maret 1888 - 2 Februari 1972)
Oberst Ernst Kupfer
Hauptmann Emil "Bully" Lang
Oberst Helmut Lent
Oberleutnant Werner Machold (29 Juli 1913 - 2 April 1968)
Hauptmann Hans-Joachim Marseille
Hauptmann Manfred Meurer
Oberst Werner Mölders (18 March 1913 – 22 November 1941) adalah jagoan udara Luftwaffe yang tercatat sebagai peraih kemenangan udara terbanyak dalam Perang Saudara Spanyol (14 pesawat sebagai korban); juga orang pertama dalam sejarah yang melewati jumlah kemenangan udara Baron Manfred von Richthofen dalam Perang Dunia Pertama (80 buah); orang pertama yang meraih 100 kemenangan udara; dan orang pertama yang dianugerahi medali super bergengsi Brillanten zum Ritterkreuz! Dia juga menjadi orang yang mengembangkan taktik formasi udara "finger four" yang masih digunakan sampai saat ini. Selain Perang Saudara Spanyol (1936-1939), Mölders juga ikut berpartisipasi dalam "Perang Bohong-Bohongan" di Front Barat yang berlangsung di tahun 1939-1940, Pertempuran Prancis (1940), dan Pertempuran Britania (1940-1941). Saat unitnya dipindahkan ke Front Timur untuk bersiap-siap menyerang Uni Soviet, sang jagoan udara jempolan telah mengantongi 68 kemenangan terkonfirmasi. Menghadapi pilot-pilot Rusia yang kurang pengalaman di Front Timur, jumlah kemenangannya bertambah dengan cepat, dan di pertengahan bulan Juli 1941 telah mencapai 101 buah. Hitler langsung mengganjarnya dengan medali militer tertinggi yang bisa diberikan oleh Jerman, yaitu Brillanten, sekaligus melarangnya untuk terbang lagi karena kini namanya telah terkenal dan terlalu berharga untuk sekedar dibiarkan berjibaku di front pertempuran. Mölders kemudian diangkat sebagai "General der Jagdflieger" alias pimpinannya para pilot pemburu Luftwaffe. Pada bulan November 1941 secara mendadak dia dipanggil ke Berlin untuk menghadiri pemakaman Jenderal Luftwaffe Ernst Udet yang mati bunuh diri. Dalam perjalanan, pesawat angkut yang membawa Mölders mengalami masalah mesin dan menabrak daratan saat berusaha mendarat darurat di Breslau. Mölders tewas dalam kecelakaan tersebut, dan jenazahnya kemudian dikebumikan berdekatan dengan Udet - yang juga adalah seorang mantan pilot pemburu Jerman dalam Perang Dunia I - di Invalidenfriedhof Berlin. Biografi singkatnya bisa dibaca DISINI
Oberfeldwebel Rudolf "Rudi" Müller
Major Joachim Müncheberg
Major Helmut Naumann
Major Walter Nowotny adalah (7 Desember 1920 - 8 November 1944) adalah pilot Luftwaffe asal Austria yang tercatat dalam sejarah sebagai orang pertama di dunia yang meraih 250 kemenangan udara! Selama karir militernya, dia mencatatkan total 258 kemenangan udara terkonfirmasi yang diraih dalam 442 misi tempur (ditambah lagi dengan 22 kemenangan lain yang tidak terkonfirmasi). Dari 258 kill tersebut, 255 diantaranya dibukukan di Front Timur, dan tiga dengan menggunakan salah satu pesawat jet pertama di dunia (Messerschmitt Me 262). Nowotny mencatatkan hampir semua kemenangannya saat menggunakan pesawat Focke-Wulf Fw 190, dengan hanya 50 buah yang diraihnya saat menggunakan Messerschmitt Bf 109. Dalam beberapa kesempatan, dia menjadi "ace in a day" (menembak jatuh setidaknya lima pesawat dalam satu hari), termasuk dua kali "double-ace in a day" (menembak jatuh setidaknya 10 pesawat) di musim panas tahun 1943! Deretan prestasi yang tidak main-main tersebut membuatnya dianugerahi medali Brillanten untuk Ritterkreuz-nya, menjadikan dia sebagai salah satu dari hanya 27 orang di seantero militer Jerman yang mendapatkan penghargaan setinggi itu. Setelah meraih kemenangan udaranya yang ke-250, Nowotny dilarang terbang oleh Panglima Luftwaffe Hermann Göring dan ditugaskan sebagai penguji coba pesawat jet Me 262. Dia sempat mencatatkan tiga kemenangan udara saat menggunakan pesawat ini, sebelum secara tragis terbunuh ketika pesawatnya jatuh akibat gagal mesin tak lama setelah Nowotny mencatatkan kemenangannya yang ke-258. Setelah kematiannya, unit pemburu Jagdgeschwader 7 "Nowotny" dinamakan berdasarkan namanya. Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI
Leutnant Johann-Peter "Hansi" Oekenpöhler
Oberst Walter Oesau
Oberstleutnant Hans Philipp
Hauptmann Artur Pipan
Oberleutnant Josef Pöhs
Oberstleutnant Gustav Pressler
Hauptmann Artur Pipan
Oberleutnant Josef Pöhs
Oberstleutnant Gustav Pressler
Oberst Gustav Rödel
Oberstleutnant i.G. Arnold von Roon (19 Juli 1914 - 24 Oktober 1990) memulai karir militernya pada tahun 1934 sebagai anggota pasukan Kavaleri Heer (Angkatan Darat). Setahun kemudian dia dipindahkan ke Luftwaffe dan menjalani pelatihan sebagai pilot pesawat pengintai. Aksi pertama dijalaninya dalam kancah Perang Saudara Spanyol (1936-1939) sebagai anggota Aufklärungsstaffel (F) A/88 (Legion Condor). Pada tahun 1938 Roon dipindahkan ke satuan Fallschirmjäger sebagai anggota 7. Flieger-Division pimpinan "Bapak Pasukan Parasut Jerman" Kurt Student. Arnold von Roon dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Juli 1941 sebagai Oberleutnant and Chef 3.Kompanie / I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 2 / 7.Flieger-Division. Medali tersebut diberikan atas kecemerlangan serta keberanian dalam memimpin kompinya di kancah Pertempuran Kreta, bulan Mei 1941. Bersama dengan anakbuahnya, dia berhasil merebut berbagai posisi pertahanan musuh yang dipertahankan dengan kuat, dengan puncaknya adalah penguasaan Bukit 156 yang strategis dari tangan pasukan Inggris pada tanggal 27 Mei 1941. Beberapa hari kemudian, kompi pimpinannya memegang peranan penting dalam pertempuran terakhir di pulau tersebut, dimana pada tanggal 30 Mei Kompi ketiga melancarkan serangan ke arah barat (dekat pabrik minyak) dan berhasil menjalin kontak dengan prajurit-prajurit Gebirgsjäger yang datang dari arah lain. Setelah Pertempuran Kreta usai, Roon menghabiskan sisa karir militernya dalam Perang Dunia II sebagai Ia (Kepala Operasi) dari 4. Fallschirmjäger-Division, XI. Fliegerkorps, dan 1. Fallschirmarmee. Seusai perang dia membuat buku "Die Bildchronik der Fallschirmtruppe 1935-1945", yang berisikan sejarah Pasukan terjun Payung Jerman dalam gambar
Oberstleutnant i.G. Arnold von Roon (19 Juli 1914 - 24 Oktober 1990) memulai karir militernya pada tahun 1934 sebagai anggota pasukan Kavaleri Heer (Angkatan Darat). Setahun kemudian dia dipindahkan ke Luftwaffe dan menjalani pelatihan sebagai pilot pesawat pengintai. Aksi pertama dijalaninya dalam kancah Perang Saudara Spanyol (1936-1939) sebagai anggota Aufklärungsstaffel (F) A/88 (Legion Condor). Pada tahun 1938 Roon dipindahkan ke satuan Fallschirmjäger sebagai anggota 7. Flieger-Division pimpinan "Bapak Pasukan Parasut Jerman" Kurt Student. Arnold von Roon dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Juli 1941 sebagai Oberleutnant and Chef 3.Kompanie / I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 2 / 7.Flieger-Division. Medali tersebut diberikan atas kecemerlangan serta keberanian dalam memimpin kompinya di kancah Pertempuran Kreta, bulan Mei 1941. Bersama dengan anakbuahnya, dia berhasil merebut berbagai posisi pertahanan musuh yang dipertahankan dengan kuat, dengan puncaknya adalah penguasaan Bukit 156 yang strategis dari tangan pasukan Inggris pada tanggal 27 Mei 1941. Beberapa hari kemudian, kompi pimpinannya memegang peranan penting dalam pertempuran terakhir di pulau tersebut, dimana pada tanggal 30 Mei Kompi ketiga melancarkan serangan ke arah barat (dekat pabrik minyak) dan berhasil menjalin kontak dengan prajurit-prajurit Gebirgsjäger yang datang dari arah lain. Setelah Pertempuran Kreta usai, Roon menghabiskan sisa karir militernya dalam Perang Dunia II sebagai Ia (Kepala Operasi) dari 4. Fallschirmjäger-Division, XI. Fliegerkorps, dan 1. Fallschirmarmee. Seusai perang dia membuat buku "Die Bildchronik der Fallschirmtruppe 1935-1945", yang berisikan sejarah Pasukan terjun Payung Jerman dalam gambar
Oberstleutnant Gerhart Schirmer
Hauptmann Heinz "Johnny" Schmidt
Major Heinz-Wolfgang Schnaufer
Oberst Clemens Graf von Schönborn-Wiesentheid (3 April 1905 – 30 Agustus 1944)
Hauptmann Heinz "Johnny" Schmidt
Major Heinz-Wolfgang Schnaufer
Oberst Clemens Graf von Schönborn-Wiesentheid (3 April 1905 – 30 Agustus 1944)
Major der Reserve Rudolf "Rudi" Schoenert
Major Werner Schröer (12 Februari 1918 - 10 Februari 1985)
Oberstleutnant Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (14 September 1899 - 14 Juli 1944) adalah anak dari Friedrich Graf von der Schulenburg (1865-1939), pahlawan Jerman dalam Perang Dunia Pertama sekaligus peraih Pour le Mérite yang kemudian menjadi jenderal SS di masa kekuasaan Nazi Jerman. Anaknya mengikuti jejak ayahnya dengan menjadi anggota milisi Nazi saat bergabung dengan SA (Sturmabteilung) pada tahun 1931, dengan pangkat terakhir sebagai SA-Brigadeführer (1942). Saat Perang Dunia II pecah, Schulenburg bergabung dengan Luftwaffe dan menjadi anggota Fallschirmjäger. Dia ikut berpartisipasi dalam Pertempuran di Polandia, Kreta, dan kemudian di Rusia. Schulenburg dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 20 Juni 1943 sebagai Major dan Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 7.Flieger-Division. Penghargaan tersebut diterima atas jasa-jasanya dalam memimpin kerjasama batalyonnya dengan 78. Sturm-Division, dalam pertempuran sengit melawan Tentara Merah di wilayah Orel. Dia kemudian dipindahkan ke Front Italia dan Barat, bertempur melawan pasukan Sekutu di Cassino serta Normandia. Major von der Schulenburg gugur dalam pertempuran di Saint-Lô pada tanggal 14 Juli 1944, dan kemudian jenazahnya dikebumikan di Bretagne. Secara anumerta pangkatnya dinaikkan menjadi Oberstleutnant. Hanya berselang satu minggu kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Juli 1944, terjadi upaya pembunuhan terhadap Hitler - yang berakhir dengan kegagalan - yang dilakukan oleh Oberst Claus von Stauffenberg. Diantara anggota komplotan Stauffenberg adalah adik dari Wolf-Werner von der Schulenburg yang berkarir sebagai perwira Heer, Fritz-Dietlof Graf von der Schulenburg. Sang adik kemudian dinyatakan bersalah atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi, dan kemudian dihukum gantung pada tanggal 10 Agustus 1944, kurang dari satu bulan berselang setelah kematian kakaknya! Medali dan penghargaan lain yang diterima oleh Wolf-Werner Graf von der Schulenburg: Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse (sama-sama 23 Mei 1940); Erdkampfabzeichen der Luftwaffe (1 Oktober 1942); serta Ärmelband Kreta (20 Mei 1943)
Oberfeldwebel Willi Schultz (18 Agustus 1916 - 19 November 1940)
Major Heinrich Schweickhardt (17 Februari 1914 - 9 Januari 1943)
Hauptmann Hermann Segatz
Major Heinrich Setz
Oberfeldwebel Albert Spieth
Oberst Johannes Steinhoff
Oberstleutnant Hans-Karl Stepp
Hauptmann Bruno Stolle (13 April 1915 - 22 Januari 2004) bertugas sebagai seorang instruktur terbang buta bersama dengan I.Gruppe / Lehrgeschwader 1 (LG 1) pada saat Perang Dunia II pecah, tapi tak lama kemudian dipindahkan ke 3.Staffel / Jagdgeschwader 51 (JG 51). Pada tanggal 15 Maret 1940 dia dipindahkan kembali ke 8.Staffel / JG 2 (jagdgeschwader 2) "Richthofen". Dengan unit barunya tersebut, Stolle ikut berpartisipasi dalam Pertempuran Prancis dan Britania, dimana dia meraih kemenangan udara pertamanya pada tanggal 11 Agustus 1940 saat menembak jatuh dua buah pesawat RAF Inggris. Stolle ditunjuk sebagai Staffelkapitän dari 8./JG 2 pada tanggal 7 September 1940. Jumlah kemenangannya meningkat pada tahun 1941 saat dia menembak jatuh 11 pesawat Siptfire dan 1 Blenheim. Dia dianugerahi Ehrenpokal pada tanggal 12 September 1941 dan Deutsches Kreuz in Gold tanggal 29 Oktober 1942. Akhirnya dia mendapatkan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 17 Maret 1943 setelah meraih 32 kemenangan udara terkonfirmasi. Pada tanggal 1 Juli 1943 dia ditunjuk sebagai Gruppenkommandeur III./JG 2. Dia memimpin unitnya sampai dengan tanggal 7 Desember 1943 saat digantikan oleh Hauptmann Herbert Huppertz. Pada bulan Februari 1944 Stolle dipindahkan ke Schiessschule der Luftwaffe di Vaerlöse, Denmark, dimana dia menjabat sebagai instruktur udara sampai bulan Juli 1944. Di pertengahan bulan Agustus 1944 dia dipindahkan lagi ke Erprobungskommando Ta 152 di Rechlin. Dari bulan Oktober s/d 25 November 1944 dia menjadi Komandan sementara dari I./JG 11, sebelum balik kembali ke EKdo Ta 152 di Rechlin. Selama karirnya, Bruno Stolle terlibat dalam 271 misi udara dan tercatat menembak jatuh 35 pesawat musuh di Front Barat, termasuk tiga buah pesawat bermesin empat dan 19 buah Spitfire
Hauptmann Max Stotz
Leutnant Hans Strelow
Oberst Johannes "Hannes" Trautloft
Major Theodor Weissenberger
Oberfeldwebel Heinrich Welskop
Hauptmann Franz von Werra
Oberstleutnant Johannes Wiese
Oberst Wolf-Dietrich Wilcke
Oberst Heinrich Wittmer
Hauptmann Josef Zwernemann
Major Werner Schröer (12 Februari 1918 - 10 Februari 1985)
Oberstleutnant Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (14 September 1899 - 14 Juli 1944) adalah anak dari Friedrich Graf von der Schulenburg (1865-1939), pahlawan Jerman dalam Perang Dunia Pertama sekaligus peraih Pour le Mérite yang kemudian menjadi jenderal SS di masa kekuasaan Nazi Jerman. Anaknya mengikuti jejak ayahnya dengan menjadi anggota milisi Nazi saat bergabung dengan SA (Sturmabteilung) pada tahun 1931, dengan pangkat terakhir sebagai SA-Brigadeführer (1942). Saat Perang Dunia II pecah, Schulenburg bergabung dengan Luftwaffe dan menjadi anggota Fallschirmjäger. Dia ikut berpartisipasi dalam Pertempuran di Polandia, Kreta, dan kemudian di Rusia. Schulenburg dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 20 Juni 1943 sebagai Major dan Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 7.Flieger-Division. Penghargaan tersebut diterima atas jasa-jasanya dalam memimpin kerjasama batalyonnya dengan 78. Sturm-Division, dalam pertempuran sengit melawan Tentara Merah di wilayah Orel. Dia kemudian dipindahkan ke Front Italia dan Barat, bertempur melawan pasukan Sekutu di Cassino serta Normandia. Major von der Schulenburg gugur dalam pertempuran di Saint-Lô pada tanggal 14 Juli 1944, dan kemudian jenazahnya dikebumikan di Bretagne. Secara anumerta pangkatnya dinaikkan menjadi Oberstleutnant. Hanya berselang satu minggu kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Juli 1944, terjadi upaya pembunuhan terhadap Hitler - yang berakhir dengan kegagalan - yang dilakukan oleh Oberst Claus von Stauffenberg. Diantara anggota komplotan Stauffenberg adalah adik dari Wolf-Werner von der Schulenburg yang berkarir sebagai perwira Heer, Fritz-Dietlof Graf von der Schulenburg. Sang adik kemudian dinyatakan bersalah atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi, dan kemudian dihukum gantung pada tanggal 10 Agustus 1944, kurang dari satu bulan berselang setelah kematian kakaknya! Medali dan penghargaan lain yang diterima oleh Wolf-Werner Graf von der Schulenburg: Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse (sama-sama 23 Mei 1940); Erdkampfabzeichen der Luftwaffe (1 Oktober 1942); serta Ärmelband Kreta (20 Mei 1943)
Oberfeldwebel Willi Schultz (18 Agustus 1916 - 19 November 1940)
Major Heinrich Schweickhardt (17 Februari 1914 - 9 Januari 1943)
Hauptmann Hermann Segatz
Major Heinrich Setz
Oberfeldwebel Albert Spieth
Oberst Johannes Steinhoff
Oberstleutnant Hans-Karl Stepp
Hauptmann Bruno Stolle (13 April 1915 - 22 Januari 2004) bertugas sebagai seorang instruktur terbang buta bersama dengan I.Gruppe / Lehrgeschwader 1 (LG 1) pada saat Perang Dunia II pecah, tapi tak lama kemudian dipindahkan ke 3.Staffel / Jagdgeschwader 51 (JG 51). Pada tanggal 15 Maret 1940 dia dipindahkan kembali ke 8.Staffel / JG 2 (jagdgeschwader 2) "Richthofen". Dengan unit barunya tersebut, Stolle ikut berpartisipasi dalam Pertempuran Prancis dan Britania, dimana dia meraih kemenangan udara pertamanya pada tanggal 11 Agustus 1940 saat menembak jatuh dua buah pesawat RAF Inggris. Stolle ditunjuk sebagai Staffelkapitän dari 8./JG 2 pada tanggal 7 September 1940. Jumlah kemenangannya meningkat pada tahun 1941 saat dia menembak jatuh 11 pesawat Siptfire dan 1 Blenheim. Dia dianugerahi Ehrenpokal pada tanggal 12 September 1941 dan Deutsches Kreuz in Gold tanggal 29 Oktober 1942. Akhirnya dia mendapatkan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 17 Maret 1943 setelah meraih 32 kemenangan udara terkonfirmasi. Pada tanggal 1 Juli 1943 dia ditunjuk sebagai Gruppenkommandeur III./JG 2. Dia memimpin unitnya sampai dengan tanggal 7 Desember 1943 saat digantikan oleh Hauptmann Herbert Huppertz. Pada bulan Februari 1944 Stolle dipindahkan ke Schiessschule der Luftwaffe di Vaerlöse, Denmark, dimana dia menjabat sebagai instruktur udara sampai bulan Juli 1944. Di pertengahan bulan Agustus 1944 dia dipindahkan lagi ke Erprobungskommando Ta 152 di Rechlin. Dari bulan Oktober s/d 25 November 1944 dia menjadi Komandan sementara dari I./JG 11, sebelum balik kembali ke EKdo Ta 152 di Rechlin. Selama karirnya, Bruno Stolle terlibat dalam 271 misi udara dan tercatat menembak jatuh 35 pesawat musuh di Front Barat, termasuk tiga buah pesawat bermesin empat dan 19 buah Spitfire
Hauptmann Max Stotz
Leutnant Hans Strelow
Oberst Johannes "Hannes" Trautloft
Major Theodor Weissenberger
Oberfeldwebel Heinrich Welskop
Hauptmann Franz von Werra
Oberstleutnant Johannes Wiese
Oberst Wolf-Dietrich Wilcke
Oberst Heinrich Wittmer
Hauptmann Josef Zwernemann
Sumber :
Buku "Aircraft Of The Luftwaffe Fighter Aces: A Chronicle In Photographs" karya Bernd Barbas
Majalah "Luftwaffe im Focus" Spezial No.1 tahun 2003
Majalah "Signal" terbitan tahun 1944
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi
Foto koleksi pribadi Sepp45
www.commons.wikimedia.org
www.cww2.net
www.epier.com
www.historicalwarmilitariaforum.com
www.moonwheel-historical.com
www.sharkhunters.com
www.thirdreichcolorpictures.blogspot.com
www.ww2colorfarbe.blogspot.com
No comments:
Post a Comment