AMERIKA SERIKAT
Foto hasil karya SS-Kriegsberichter Max Büschel ini memperlihatkan saat tentara-tentara Amerika Serikat dari 3rd Battalion / 119th Infantry Regiment / 30th Infantry Division mengangkat tangan tanda menyerah setelah berakhirnya pertempuran di Stoumont, Belgia, tanggal 19 Desember 1944. Para penangkapnya adalah anggota dari Kampfgruppe Peiper / 1.SS-Panzer-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler", yang merupakan anak buah dari SS-Hauptsturmführer der Reserve Josef Diefenthal (Kommandeur III.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 2). Dalam foto-foto ini, Diefenthal adalah orang paling dekat kamera yang mengenakan jaket kulit dan bulu tebal Prancis dari jenis "Sous vetement en peau fourée modele 1938". Selain itu, Diefenthal juga mengenakan bawahan yang tampaknya adalah celana anti-air yang biasa dipakai oleh awak U-boat Kriegsmarine
-----------------------------------------------------------------------------
BELANDA
Empat orang tawanan prajurit Belanda dari 2e Compagnie / eerste Grensbataljon terlihat kelelahan setelah bertempur selama berjam-jam melawan pasukan penyerbu Jerman. Mereka terdiri atas, dari kiri ke kanan: Prajurit Martinus Vugteveen, Sipke Beetstra, Barend Schuiling, dan Sersan Klaas van der Baaren. Sang Sersan mengenakan helm M.27, sementara tiga orang anakbuahnya mengenakan helm M.34. Mereka adalah awak dari bunker 3056 yang terletak di jembatan Goseling, pinggir Kanal Lutterhoofdwijk, Drenthe, Belanda. Di pagi hari tanggal 10 Mei 1940, unit pelopor dari 1. Kavallerie-Division tiba di pinggir jembatan, dan terkejut ketika mendapati bahwa empat "bijik" penghuni bunker menembaki mereka dengan sengit, serta menolak untuk menyerah meskipun telah terkepung dari segala arah. Akibatnya, tiga skuadron dari Radfahr-Abteilung 1 terpaksa dikerahkan untuk "melayani" mereka selama hampir empat jam. Setelah keempat prajurit yang kelelahan ini akhirnya menyerah, drama lanjutan kembali terjadi: pihak penyerbu Jerman, yang murka karena perwira kesayangan mereka terbunuh dalam pertempuran tersebut, menginginkan keempat prajurit Belanda ini untuk langsung dieksekusi di tempat, dengan alasan bahwa mereka telah dengan sengaja mengibarkan bendera putih sebagai tipuan, hanya untuk kemudian menembaki perwira Jerman yang datang menghampiri. Untungnya, seorang pemilik penginapan kemudian mengaku bahwa dialah sebenarnya yang mengibarkan sarung bantal berwarna putih saking takutnya melihat kontak senjata, dan bukannya pihak yang bertahan di bunker. Keterangan ini diperkuat oleh Walikota Coevorden, yang kebetulan ada disitu, yang meyakinkan pihak Jerman bahwa orang-orang di bunker mustahil melihat bendera putih dari lokasi mereka yang terhalang oleh dinding beton. Akhirnya pasukan Jerman membawa keempat orang prajurit gagah berani tersebut ke kamp tawanan. Foto ini sendiri diambil oleh S. Pfitzer, dan kemudian dipublikasikan di majalah "Die Woche" untuk kepentingan propaganda
Para perwira tinggi Belanda yang ditawan oleh Jerman, berfoto bersama pada tahun 1941 di Oflag VIII E Johannesbrün. Berdiri dari kiri ke kanan: Mayor-Jenderal Herman Franciscus Maria Baron van Voorst tot Voorst (Kepala Staff Angkatan Darat), Mayor-Jenderal Adrianus Rudolphus van den Bent (Komandan Korps Angkatan Darat ke-4), Letnan-Jenderal Petrus Wilhelmus Best (Komandan Pertahanan Udara), dan Mayor-Jenderal Hugo Charles Gustav Baron van Lawick (Komandan Akademi Militer Kerajaan). Duduk dari kiri ke kanan: Laksamana Madya N.J. van Laer (Inspektur Pasukan Penjaga Pantai), Jenderal Henri Gerard Winkelman (Panglima Angkatan Bersenjata), dan Letnan-Jenderal Jan Joseph Godfried Baron van Voorst tot Voorst (Kepala Staff Angkatan Bersenjata)
-----------------------------------------------------------------------------
INGGRIS
Pada tanggal 18 Desember 1939 pesawat-pesawat pemburu Luftwaffe bertemu dengan formasi 22 pesawat pembom Wellington Inggris dan hampir saja memusnahkan mereka. Di hari itu pilot-pilot Jerman “berpesta” setelah berhasil menembak jatuh 14 bomber; empat bomber rusak parah, dan sisa empat lagi juga rusak tapi tidak terlalu parah. Salah satu dari bomber yang hancur di hari itu adalah sebuah Wellington Mk I N2936 LF-J dari 37th RAF Squadron yang ditembak jatuh di atas laut yang berdekatan dengan pantai Jerman. Yang menembaknya kemungkinan besar adalah Oberstleutnant Carl Schumacher (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 1) pada pukul 14:35. Seluruh awaknya, yang dipimpin oleh pilot pembom Sergeant Herbert Ruse, berhasil diselamatkan oleh pihak Jerman dan dijadikan tawanan. Dalam foto ini kita bisa melihat Ruse sedang dikawal oleh dua orang bintara Luftwaffe. Di latar belakang terparkir sebuah pesawat transport Junkers Ju 52 “Tante”
Tawanan perang Inggris sedang digiring oleh pasukan Jerman dalam pertempuran memperebutkan Norwegia di tahun 1940. Tidak hanya kurang dipersenjatai dan dilatih, prajurit Inggris yang diterjunkan dalam kampanye disana juga harus berperang dengan mengandalkan strategi yang tidak realistis
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bersama dengan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division) dari Inggris yang baru saja ditawannya di Saint Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, tanggal 12 Juni 1940. Tidak kurang dari 8.000 orang tentara Inggris yang menyerah kepada 7. Panzer-Division dalam peristiwa ini, sementara total keseluruhan pasukan Sekutu yang digaruk oleh Rommel adalah 46.000 orang!
Tawanan Inggris dan Prancis digiring oleh tentara penjaga Jerman menuju ke tempat penampungan sementara mereka. Sebelumnya mereka berusaha melarikan diri menggunakan truk dan kendaraan lainnya dari wilayah Veules-les-Roses (Normandia) yang dikepung oleh pasukan Jerman, hanya untuk kemudian menjadi bulan-bulanan pesawat Luftwaffe yang tak lama kemudian datang ke lokasi. Foto ini diambil pada tanggal 21 Juni 1940 oleh Kriegsberichter Boesig
-----------------------------------------------------------------------------
PERSEMAKMURAN INGGRIS
Oberst Hermann Balck (Kommandeur Panzer-Regiment 3 / 2.Panzer-Division) di atas Panzerbefehlswagen III Ausf.E atau F di dekat Pandelejmon (Yunani) tanggal 16 April 1941 selama berlangsungnya Unternehmen Marita. Tank komando ini dilengkapi dengan senjata utama meriam 37mm KwK 36 L/45 dan senapan mesin MG-34 ganda dalam satu dudukan. Untuk mengantisipasi ranjau darat yang dipasang oleh musuh atau kerusakan di tengah jalan, dibawa pula rantai roda cadangan di kubahnya. Di belakang mengikuti Panzerkampfwagen III lainnya, sementara yang ikut nebeng di tank Balck adalah tawanan perang Selandia Baru. Dia akan dibawa ke garis belakang untuk diinterogasi
-----------------------------------------------------------------------------
KOLONIAL INGGRIS
Penjaga Jerman dengan tawanan kolonial Sekutu. Tampaknya keturunan India
-----------------------------------------------------------------------------
PRANCIS
Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Erich Borchert pada tanggal 23 Mei 1940 di antara wilayah Mons dan Valenciennes, Belgia, dan memperlihatkan sekelompok prajurit Prancis yang menyerah pada tentara Jerman dari Infanterie-Regiment 469 pimpinan Oberst Rudolf von Tschudi - bagian dari 269. Infanterie-Division - setelah lokasi pertahanan mereka di desa Thulin berhasil direbut. Mereka sedang digiring di sepanjang jalan rue Brouta menuju ke garis belakang untuk kemudian didata dan dikirimkan kembali ke kamp tawanan perang
Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Erich Borchert pada tanggal 23 Mei 1940 di luar desa Thulin, yang terletak antara wilayah Mons dan Valenciennes, Belgia, dan memperlihatkan sekelompok tawanan Prancis yang sedang digeledah oleh tentara Jerman dari Infanterie-Regiment 469 pimpinan Oberst Rudolf von Tschudi - bagian dari 269. Infanterie-Division - setelah lokasi pertahanan mereka di desa tersebut berhasil direbut. Beberapa orang tawanan yang terluka ringan juga mendapatkan perawatan pertama sebelum kemudian dikirim ke garis belakang. Mereka adalah kelompok terakhir perlawanan di desa tersebut yang menyerah. Dari tulisan "158" yang terdapat di jaket mereka, diketahui bahwa prajurit-prajurit Prancis ini berasal dari 158eme Regiment d'Infanterie (43eme Division d'Infanterie) pimpinan Kolonel Pierre Puccinelli
-----------------------------------------------------------------------------
KOLONIAL PRANCIS
Para anggota Kriegsmarine dengan tawanan kolonial Prancis
-----------------------------------------------------------------------------
NORWEGIA
Sekelompok prajurit Norwegia yang menyerah dan menjadi tawanan pihak Jerman di selatan Trondheim (1940). Penawannya sendiri kemungkinan adalah Kampfgruppe Hornach. Bila anda perhatikan pakaian yang dikenakan oleh para "tentara" yang malang tersebut, kita bisa mengukur bagaimana parah dan carut-marutnya kondisi Angkatan Bersenjata Norwegia pada saat itu!
Foto hasil karya SS-Kriegsberichter Max Büschel ini memperlihatkan saat tentara-tentara Amerika Serikat dari 3rd Battalion / 119th Infantry Regiment / 30th Infantry Division mengangkat tangan tanda menyerah setelah berakhirnya pertempuran di Stoumont, Belgia, tanggal 19 Desember 1944. Para penangkapnya adalah anggota dari Kampfgruppe Peiper / 1.SS-Panzer-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler", yang merupakan anak buah dari SS-Hauptsturmführer der Reserve Josef Diefenthal (Kommandeur III.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 2). Dalam foto-foto ini, Diefenthal adalah orang paling dekat kamera yang mengenakan jaket kulit dan bulu tebal Prancis dari jenis "Sous vetement en peau fourée modele 1938". Selain itu, Diefenthal juga mengenakan bawahan yang tampaknya adalah celana anti-air yang biasa dipakai oleh awak U-boat Kriegsmarine
-----------------------------------------------------------------------------
BELANDA
Empat orang tawanan prajurit Belanda dari 2e Compagnie / eerste Grensbataljon terlihat kelelahan setelah bertempur selama berjam-jam melawan pasukan penyerbu Jerman. Mereka terdiri atas, dari kiri ke kanan: Prajurit Martinus Vugteveen, Sipke Beetstra, Barend Schuiling, dan Sersan Klaas van der Baaren. Sang Sersan mengenakan helm M.27, sementara tiga orang anakbuahnya mengenakan helm M.34. Mereka adalah awak dari bunker 3056 yang terletak di jembatan Goseling, pinggir Kanal Lutterhoofdwijk, Drenthe, Belanda. Di pagi hari tanggal 10 Mei 1940, unit pelopor dari 1. Kavallerie-Division tiba di pinggir jembatan, dan terkejut ketika mendapati bahwa empat "bijik" penghuni bunker menembaki mereka dengan sengit, serta menolak untuk menyerah meskipun telah terkepung dari segala arah. Akibatnya, tiga skuadron dari Radfahr-Abteilung 1 terpaksa dikerahkan untuk "melayani" mereka selama hampir empat jam. Setelah keempat prajurit yang kelelahan ini akhirnya menyerah, drama lanjutan kembali terjadi: pihak penyerbu Jerman, yang murka karena perwira kesayangan mereka terbunuh dalam pertempuran tersebut, menginginkan keempat prajurit Belanda ini untuk langsung dieksekusi di tempat, dengan alasan bahwa mereka telah dengan sengaja mengibarkan bendera putih sebagai tipuan, hanya untuk kemudian menembaki perwira Jerman yang datang menghampiri. Untungnya, seorang pemilik penginapan kemudian mengaku bahwa dialah sebenarnya yang mengibarkan sarung bantal berwarna putih saking takutnya melihat kontak senjata, dan bukannya pihak yang bertahan di bunker. Keterangan ini diperkuat oleh Walikota Coevorden, yang kebetulan ada disitu, yang meyakinkan pihak Jerman bahwa orang-orang di bunker mustahil melihat bendera putih dari lokasi mereka yang terhalang oleh dinding beton. Akhirnya pasukan Jerman membawa keempat orang prajurit gagah berani tersebut ke kamp tawanan. Foto ini sendiri diambil oleh S. Pfitzer, dan kemudian dipublikasikan di majalah "Die Woche" untuk kepentingan propaganda
Para perwira tinggi Belanda yang ditawan oleh Jerman, berfoto bersama pada tahun 1941 di Oflag VIII E Johannesbrün. Berdiri dari kiri ke kanan: Mayor-Jenderal Herman Franciscus Maria Baron van Voorst tot Voorst (Kepala Staff Angkatan Darat), Mayor-Jenderal Adrianus Rudolphus van den Bent (Komandan Korps Angkatan Darat ke-4), Letnan-Jenderal Petrus Wilhelmus Best (Komandan Pertahanan Udara), dan Mayor-Jenderal Hugo Charles Gustav Baron van Lawick (Komandan Akademi Militer Kerajaan). Duduk dari kiri ke kanan: Laksamana Madya N.J. van Laer (Inspektur Pasukan Penjaga Pantai), Jenderal Henri Gerard Winkelman (Panglima Angkatan Bersenjata), dan Letnan-Jenderal Jan Joseph Godfried Baron van Voorst tot Voorst (Kepala Staff Angkatan Bersenjata)
-----------------------------------------------------------------------------
INGGRIS
Pada tanggal 18 Desember 1939 pesawat-pesawat pemburu Luftwaffe bertemu dengan formasi 22 pesawat pembom Wellington Inggris dan hampir saja memusnahkan mereka. Di hari itu pilot-pilot Jerman “berpesta” setelah berhasil menembak jatuh 14 bomber; empat bomber rusak parah, dan sisa empat lagi juga rusak tapi tidak terlalu parah. Salah satu dari bomber yang hancur di hari itu adalah sebuah Wellington Mk I N2936 LF-J dari 37th RAF Squadron yang ditembak jatuh di atas laut yang berdekatan dengan pantai Jerman. Yang menembaknya kemungkinan besar adalah Oberstleutnant Carl Schumacher (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 1) pada pukul 14:35. Seluruh awaknya, yang dipimpin oleh pilot pembom Sergeant Herbert Ruse, berhasil diselamatkan oleh pihak Jerman dan dijadikan tawanan. Dalam foto ini kita bisa melihat Ruse sedang dikawal oleh dua orang bintara Luftwaffe. Di latar belakang terparkir sebuah pesawat transport Junkers Ju 52 “Tante”
Tawanan perang Inggris sedang digiring oleh pasukan Jerman dalam pertempuran memperebutkan Norwegia di tahun 1940. Tidak hanya kurang dipersenjatai dan dilatih, prajurit Inggris yang diterjunkan dalam kampanye disana juga harus berperang dengan mengandalkan strategi yang tidak realistis
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bersama dengan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division) dari Inggris yang baru saja ditawannya di Saint Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, tanggal 12 Juni 1940. Tidak kurang dari 8.000 orang tentara Inggris yang menyerah kepada 7. Panzer-Division dalam peristiwa ini, sementara total keseluruhan pasukan Sekutu yang digaruk oleh Rommel adalah 46.000 orang!
Tawanan Inggris dan Prancis digiring oleh tentara penjaga Jerman menuju ke tempat penampungan sementara mereka. Sebelumnya mereka berusaha melarikan diri menggunakan truk dan kendaraan lainnya dari wilayah Veules-les-Roses (Normandia) yang dikepung oleh pasukan Jerman, hanya untuk kemudian menjadi bulan-bulanan pesawat Luftwaffe yang tak lama kemudian datang ke lokasi. Foto ini diambil pada tanggal 21 Juni 1940 oleh Kriegsberichter Boesig
Seorang
anggota pasukan Komando Inggris yang ikut serta dalam "Operation
Chariot" (serbuan Sekutu ke St. Nazaire di Prancis yang berakhir dengan
kegagalan) sedang bersiap-siap dibawa untuk mendapat perawatan atas
luka-luka yang dideritanya (28 Maret 1942). Diketahui kemudian bahwa
nama prajurit tersebut adalah Private Tom McCormack yang mempunyai nomor
anggota 2930404 dan berasal dari 5 Troop, No 2 Commando and 1st
(Liverpool Scottish) Battalion, Queen's Own Cameron Highlanders. Lukanya
begitu parah sehingga dia kemudian meninggal dunia di rumah sakit
tawanan perang tanggal 11 April 1942. McCormack kemudian dikuburkan di
Section 18, Plot 2, Row J, Grave 1 yang terletak di Rennes Eastern
Communal Cemetery di Brittany, Prancis
Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini sang Marsekal sedang berjalan di tengah diikuti oleh seorang perwira Italia di kiri dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di kanan. Di sebelah kanan foto terlihat "britische Kriegsgefangene" (tawanan Inggris) yang sedang duduk-duduk santai menunggu untuk dikirim ke kamp tawanan Jerman di garis belakang. Pada kenyataannya, cukup banyak pasukan dari negara lain yang ikut mempertahankan Tobruk dari serangan Jerman, termasuk dari Australia, Afrika Selatan, dan bahkan Cekoslowakia! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Dengan dibantu oleh seorang penterjemah yang berdiri di tengah, Generalleutnant Friedrich-Wilhelm Müller (kiri, Kommandeur Kampfgruppe Müller) mendiskusikan syarat-syarat penyerahan pasukan Inggris dan Italia di Pulau Leros (Yunani), bersama dengan Brigadier Robert "Dolly" Tilney (Komandan pasukan Inggris di Leros). Foto diambil di dekat Platanos pada pukul 17:30 tanggal 16 November 1943. Tidak kurang dari 3.200 orang prajurit Inggris dan 5.350 prajurit Italia menyerah kepada Jerman di Leros. Selanjutnya Tilney menghabiskan sisa Perang Dunia II sebagai tawanan perang di Kamp Oflag IX-A/H di Jerman dengan nomor tawanan 1765
Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini sang Marsekal sedang berjalan di tengah diikuti oleh seorang perwira Italia di kiri dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di kanan. Di sebelah kanan foto terlihat "britische Kriegsgefangene" (tawanan Inggris) yang sedang duduk-duduk santai menunggu untuk dikirim ke kamp tawanan Jerman di garis belakang. Pada kenyataannya, cukup banyak pasukan dari negara lain yang ikut mempertahankan Tobruk dari serangan Jerman, termasuk dari Australia, Afrika Selatan, dan bahkan Cekoslowakia! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Dengan dibantu oleh seorang penterjemah yang berdiri di tengah, Generalleutnant Friedrich-Wilhelm Müller (kiri, Kommandeur Kampfgruppe Müller) mendiskusikan syarat-syarat penyerahan pasukan Inggris dan Italia di Pulau Leros (Yunani), bersama dengan Brigadier Robert "Dolly" Tilney (Komandan pasukan Inggris di Leros). Foto diambil di dekat Platanos pada pukul 17:30 tanggal 16 November 1943. Tidak kurang dari 3.200 orang prajurit Inggris dan 5.350 prajurit Italia menyerah kepada Jerman di Leros. Selanjutnya Tilney menghabiskan sisa Perang Dunia II sebagai tawanan perang di Kamp Oflag IX-A/H di Jerman dengan nomor tawanan 1765
-----------------------------------------------------------------------------
PERSEMAKMURAN INGGRIS
Oberst Hermann Balck (Kommandeur Panzer-Regiment 3 / 2.Panzer-Division) di atas Panzerbefehlswagen III Ausf.E atau F di dekat Pandelejmon (Yunani) tanggal 16 April 1941 selama berlangsungnya Unternehmen Marita. Tank komando ini dilengkapi dengan senjata utama meriam 37mm KwK 36 L/45 dan senapan mesin MG-34 ganda dalam satu dudukan. Untuk mengantisipasi ranjau darat yang dipasang oleh musuh atau kerusakan di tengah jalan, dibawa pula rantai roda cadangan di kubahnya. Di belakang mengikuti Panzerkampfwagen III lainnya, sementara yang ikut nebeng di tank Balck adalah tawanan perang Selandia Baru. Dia akan dibawa ke garis belakang untuk diinterogasi
-----------------------------------------------------------------------------
KOLONIAL INGGRIS
Penjaga Jerman dengan tawanan kolonial Sekutu. Tampaknya keturunan India
-----------------------------------------------------------------------------
PRANCIS
Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Erich Borchert pada tanggal 23 Mei 1940 di antara wilayah Mons dan Valenciennes, Belgia, dan memperlihatkan sekelompok prajurit Prancis yang menyerah pada tentara Jerman dari Infanterie-Regiment 469 pimpinan Oberst Rudolf von Tschudi - bagian dari 269. Infanterie-Division - setelah lokasi pertahanan mereka di desa Thulin berhasil direbut. Mereka sedang digiring di sepanjang jalan rue Brouta menuju ke garis belakang untuk kemudian didata dan dikirimkan kembali ke kamp tawanan perang
Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Erich Borchert pada tanggal 23 Mei 1940 di luar desa Thulin, yang terletak antara wilayah Mons dan Valenciennes, Belgia, dan memperlihatkan sekelompok tawanan Prancis yang sedang digeledah oleh tentara Jerman dari Infanterie-Regiment 469 pimpinan Oberst Rudolf von Tschudi - bagian dari 269. Infanterie-Division - setelah lokasi pertahanan mereka di desa tersebut berhasil direbut. Beberapa orang tawanan yang terluka ringan juga mendapatkan perawatan pertama sebelum kemudian dikirim ke garis belakang. Mereka adalah kelompok terakhir perlawanan di desa tersebut yang menyerah. Dari tulisan "158" yang terdapat di jaket mereka, diketahui bahwa prajurit-prajurit Prancis ini berasal dari 158eme Regiment d'Infanterie (43eme Division d'Infanterie) pimpinan Kolonel Pierre Puccinelli
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) berbincang-bincang dengan général de corps Marcel Ihler (Panglima IXe Corps d’Armée Prancis) yang baru saja menyerahkan diri bersama dengan seluruh pasukannya di St. Valéry en Caux (Cherbourg)
pada tanggal 12 Juni 1940. Diantara yang ikut menyerah di hari itu
adalah 51st Highland Division Inggris bersama dengan komandannya, Major General Sir Victor Morven Fortune
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), Major i.G. Otto Heidkämper (tertutup oleh Rommel; Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Oberst Georg von Bismarck (muka tertutup oleh Ngiler eh Ihler; Kommandeur Schützen-Regiment 7), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan), pilot Luftwaffe yang beberapa saat sebelumnya menjadi tawanan pihak Sekutu tapi kemudian dibebaskan dan langsung diserahi tanggungjawab untuk mengumpulkan orang-orang yang baru saja menawannya (!), Leutnant der Reserve Karl Hanke (bertolak pinggang; Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division), dan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris). Foto ini diambil menggunakan kamera Leica milik Rommel
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Hauptmann Hans-Joachim Schraepler (Adjutant Kommandeur 7. Panzer-Division), Oberst Georg von Bismarck (Kommandeur Schützen-Regiment 7), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), Major i.G. Otto Heidkämper (Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan), pilot Luftwaffe berpangkat Leutnant yang beberapa saat sebelumnya menjadi tawanan pihak Sekutu tapi kemudian dibebaskan dan langsung diserahi tanggungjawab untuk mengumpulkan orang-orang yang baru saja menawannya (!), Leutnant der Reserve Karl Hanke (bertolak pinggang; Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division), dan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris). Foto ini diambil menggunakan kamera Leica milik Rommel
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), dan seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan). Paling kanan tertutup oleh perwira Wehrmacht lainnya adalah Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris)
Seorang kapten Prancis (kanan) memberitahu Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bahwa pemimpin Prancis yang baru dilantik, Marsekal Henri-Philippe Pétain, mengajukan permintaan penghentian permusuhan antara negaranya dengan Jerman, 17 Juni 1940. Diantara Rommel dan sang kapten berdiri Hauptmann Hans von Luck (Führer Aufklärungs-Abteilung 37 [motorisiert] / 7.Panzer-Division)
Pada tanggal 19 Juni 1940 kota pelabuhan Cherbourg (Prancis) jatuh sepenuhnya ke tangan pasukan Jerman dari 7. Panzer-Division dengan komandannya yang brilian, Generalmajor Erwin Rommel. Dua hari sebelumnya Rommel diperintahkan untuk menyerbu Cherbourg, dimana pada saat itu sisa pasukan Inggris yang masih berada di tanah Prancis sedang dievakuasi. 7. Panzer-Division bergerak maju sejauh 240km hanya dalam waktu 24 jam dan, setelah membombardir Cherbourg selama seharian penuh, berhasil memaksa garnisun Prancis yang bertahan disana untuk menyerah
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), Major i.G. Otto Heidkämper (tertutup oleh Rommel; Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Oberst Georg von Bismarck (muka tertutup oleh Ngiler eh Ihler; Kommandeur Schützen-Regiment 7), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan), pilot Luftwaffe yang beberapa saat sebelumnya menjadi tawanan pihak Sekutu tapi kemudian dibebaskan dan langsung diserahi tanggungjawab untuk mengumpulkan orang-orang yang baru saja menawannya (!), Leutnant der Reserve Karl Hanke (bertolak pinggang; Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division), dan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris). Foto ini diambil menggunakan kamera Leica milik Rommel
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Hauptmann Hans-Joachim Schraepler (Adjutant Kommandeur 7. Panzer-Division), Oberst Georg von Bismarck (Kommandeur Schützen-Regiment 7), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), Major i.G. Otto Heidkämper (Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan), pilot Luftwaffe berpangkat Leutnant yang beberapa saat sebelumnya menjadi tawanan pihak Sekutu tapi kemudian dibebaskan dan langsung diserahi tanggungjawab untuk mengumpulkan orang-orang yang baru saja menawannya (!), Leutnant der Reserve Karl Hanke (bertolak pinggang; Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division), dan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris). Foto ini diambil menggunakan kamera Leica milik Rommel
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), dan seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan). Paling kanan tertutup oleh perwira Wehrmacht lainnya adalah Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris)
Seorang kapten Prancis (kanan) memberitahu Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bahwa pemimpin Prancis yang baru dilantik, Marsekal Henri-Philippe Pétain, mengajukan permintaan penghentian permusuhan antara negaranya dengan Jerman, 17 Juni 1940. Diantara Rommel dan sang kapten berdiri Hauptmann Hans von Luck (Führer Aufklärungs-Abteilung 37 [motorisiert] / 7.Panzer-Division)
Pada tanggal 19 Juni 1940 kota pelabuhan Cherbourg (Prancis) jatuh sepenuhnya ke tangan pasukan Jerman dari 7. Panzer-Division dengan komandannya yang brilian, Generalmajor Erwin Rommel. Dua hari sebelumnya Rommel diperintahkan untuk menyerbu Cherbourg, dimana pada saat itu sisa pasukan Inggris yang masih berada di tanah Prancis sedang dievakuasi. 7. Panzer-Division bergerak maju sejauh 240km hanya dalam waktu 24 jam dan, setelah membombardir Cherbourg selama seharian penuh, berhasil memaksa garnisun Prancis yang bertahan disana untuk menyerah
-----------------------------------------------------------------------------
KOLONIAL PRANCIS
Para anggota Kriegsmarine dengan tawanan kolonial Prancis
-----------------------------------------------------------------------------
NORWEGIA
Sekelompok prajurit Norwegia yang menyerah dan menjadi tawanan pihak Jerman di selatan Trondheim (1940). Penawannya sendiri kemungkinan adalah Kampfgruppe Hornach. Bila anda perhatikan pakaian yang dikenakan oleh para "tentara" yang malang tersebut, kita bisa mengukur bagaimana parah dan carut-marutnya kondisi Angkatan Bersenjata Norwegia pada saat itu!
Sumber :
Buku "Luftwaffe at War: Luftwaffe Aces of the Western Front" karya Robert Michulec
Buku "Time-Life Books World War II: Liberation" oleh Martin Blumenson
Buku "World War II in Photographs" terbitan Carlton Book
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.antikmarkt24.com
www.commons.wikimedia.org
www.imagesdefense.gouv.fr
www.panzernet.com
www.sammler.ru
www.wehrmacht-awards.com
www.wehrmachtss.blogspot.com
www.zonecenter.ru
No comments:
Post a Comment