Monday, July 4, 2011

Foto Ransum Third Reich

  Dua orang prajurit DAK (Deutsches Afrikakorps) terlihat sedang memakan ransum mereka di medan perang Afrika Utara. Masalah jatah makanan seperti ini harus lah mendapat penanganan yang serius dari seksi suplai dan perbekalan Wehrmacht, karena tidak hanya berkaitan dengan sekedar memindahkan makanan Eropa lalu memakannya di tempat tropis. Iklim yang panas akan membuat sebagian besar "kudapan bule" tersebut menjadi cepat basi, sehingga makanan-makanan semacam kentang dan roti terpaksa harus digantikan dengan roti hitam terbungkus karton serta kacang polong dan makanan kaleng lainnya. Beras juga sebenarnya ikut dibagikan sebagai jatah, meskipun makanan utamanya tetap lah roti Kommisbrot Jerman ataupun Maisbrot Italia yang dilapisi oleh minyak zaitun sebagai pengganti mentega (karena yang disebut terakhir ini akan cepat memuai di tengah panas yang menyengat). Pada prakteknya, kombinasi roti dan zaitun kurang disukai oleh pasukan Jerman maupun Italia karena rasanya yang dianggap "aneh". Jatah minyak zaitun tentara Axis biasanya dibungkus dalam kaleng produksi Italia bertuliskan AM, yang merupakan singkatan dari "Administrazione Militare" (Administrasi Militer). Bagi prajurit-prajurit Jerman, singkatan tersebut sering diartikan secara bercanda sebagai "Alte Mann" (Orang Tua), sementara rekan seperjuangan mereka dari Italia secara bisik-bisik menyebutnya sebagai "Asinus Mussolini" (Pantat Mussolini) karena rasa hambar dan baunya yang tengik, sementara sebagian lainnya - lebih sadis lagi - menamainya sebagai "Arabio Morte" (Mayat Orang Arab)! Kaleng-kaleng makanan hasil rampasan dari Inggris yang berisi daging kornet, roti putih, selai, biskuit dan buah kalengan dianggap sebagai sebuah makanan mewah karena begitu sulit untuk mendapatkannya, dan merupakan sebuah tambahan yang didamba-dambakan oleh prajurit-prajurit Afrikakorps di luar jatah ransum mereka yang monoton. Konyolnya, tentara-tentara Inggris sendiri menganggap bahwa ransum mereka kurang menarik dan lebih menyukai jatah makanan milik musuh mereka Jerman! Di luar dari makanan kaleng, terkadang pasukan Jerman menikmati daging segar yang berasal dari sembelihan kambing atau babi. Jenis makanan satu ini terbilang sulit didapatkan karena persediaannya yang terbatas dan, yang lebih penting lagi, menyimpannya tak bisa lama-lama. Dari semuanya, komoditas paling penting di wilayah gurun pasir tentunya adalah air. Karena sangat vital dalam menyambung kehidupan dan membuat kendaraan perang tetap bergerak, maka sangat penting untuk membawanya kemanapun dalam jumlah yang memadai. Untuk mengakomodasinya, maka tentara Jerman menggunakan kontainer khusus yang dijuluki orang-orang Inggris sebagai "Jerrycan" (Kaleng Jerman), dan yang kemudian menyebar penggunaannya di Indonesia dengan nama yang hampir sama: "jerigen". Satu jerigen rata-rata mampu menampung 17 liter air, bahan bakar atau oli, dan penampung versi Jerman dianggap lebih baik kualitasnya dibandingkan kaleng minyak Inggris yang rentan bocor. Untuk membedakan apakah jerigen tersebut diisi air atau minyak, maka pasukan Afrikakorps secara khusus menandai kaleng air mereka dengan "X" putih besar. Tanda ini sekaligus membuat tentara-tentara Hitler tidak salah saat harus menuang air atau minyak ke jerigen kosong yang tersedia, karena apabila terjadi kesalahan semacam itu maka airnya pun akan terbuang karena tak dapat diminum (sebuah pelajaran berharga yang baru ditemukan oleh pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Kongo pada tahun 1960-an!)


 Tentara Afrikakorps Jerman menerima pembagian jatah air minum di kamp tawanan perang yang dikontrol oleh Sekutu di Lembah El Guettar, Tunisia, tahun 1943. Pada bulan Februari 1943 pihak Poros meluncurkan serangan balasan besar terhadap US II Corps di barat-daya Tunisia. Manuver balasan 1st Armored Division tanggal 16 dan 17 Februari malah berujung pada kehancuran total dan divisi tersebut kehilangan dua dari batalyon tanknya serta 2.500 prajuritnya yang ditawan! Setelah 22 hari terlibat dalam pertempuran sengit, tentara Amerika direorganisasi ulang dan naiklah Jenderal George S. Patton ke tampuk pimpinan. Di bawah pimpinan jenderal baru yang enerjik ini 1st Armored Division dan 1st Infantry Division mendapatkan kembali semangat ofensifnya, sementara 9th Infantry Division bermetamorfosis dari unit yang masih hijau dan tak berpengalaman menjadi unit tahan-banting serta bisa diandalkan dalam pertempuran. Pertempuran El Guettar sendiri berlangsung antara elemen-elemen Heeresgruppe Afrika dibawah pimpinan Generaloberst Hans-Jürgen von Arnim - bersama dengan pasukan Italia dibawah komando Giovanni Messe - melawan US II Corps dibawah Lieutenant General George S. Patton. Pertempuran ini tercatat sebagai pertempuran pertama dimana pasukan Amerika berhasil mengalahkan unit-unit panzer Jerman yang lebih berpengalaman, meskipun pertempuran yang mengikutinya kemudian tidaklah menentukan. Foto ini diambil oleh fotografer LIFE Eliot Elisofon


Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi ini memperlihatkan dua orang perwira Luftwaffe yang sedang asyik mencicipi Kaffee Konserve (konsentrat kopi) yang berbentuk pasta, agar membuat mereka tetap terjaga dalam tugas-tugas penerbangan berat ke wilayah musuh. Kaffee Konserve seperti ini dibuat dengan menggunakan tiga bahan: kopi, susu dan gula, dengan kadar 150 kalori per tabung. Penggunaannya bisa disantap secara langsung ataupun dicampur dengan air. Di tabungnya tertera saran penggunaan: "Zum gebrauch bei ermüdungserscheinungen" (digunakan saat mulai terlihat tanda-tanda kelelahan). Pilot-pilot Luftwaffe sendiri sangat menyukai konsentrat kopi seperti ini, dan sering mengkonsumsinya walaupun tidak sedang bertugas. Untuk identifikasi orang dalam foto ini, di sebelah kiri adalah Oberleutnant Johannes Brandenburg (Staffelführer 2.Staffel / I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 2 "Immelmann"), seorang Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) yang mendapatkan medalinya pada tanggal 18 September 1940 setelah skuadron pimpinannya menghancurkan 8 kapal laut Sekutu dalam operasi anti-pelayaran di Samudera Atlantik. Sayangnya, dia tidak sempat merasakan berakhirnya perang, karena keburu gugur dalam sebuah misi pengeboman di selatan Dobrovo, Uni Soviet, pada tanggal 18 Februari 1942. Pada saat itu pangkatnya telah naik satu tingkat menjadi Hauptmann (Kapten)


Seorang prajurit Waffen-SS dari 8. SS-Kavallerie-Division sedang menyendok makanan panas dari Kochgeschirr 31 (mess kit) di wilayah Orel awal tahun 1943. Kudung berbahan bulu domba yang merupakan bagian dari jaket musim dinginnya ditutupkan di atas feldmütze, sementara sebagai tambahan penahan dingin dia juga memakai sebuah "Kopfschützer” (syal) yang menutupi telinganya. Ini adalah semacam kain wol jahitan berbentuk tabung yang bisa ditutupkan ke kepala di bawah bagian stahlhelm yang tidak terlindungi yang juga berfungsi sebagai penutup leher yang terbuka. manfaat lainnya adalah mencegah membekunya bagian atas telinga si pemakai dari angin dingin yang datang dari samping helm


8 Januari 1943: seorang prajurit Wehrmacht menyantap ransum makanannya dari Kochgeshirr 31 (mess kit) dalam waktu istirahat yang langka di sela-sela pertempuran di Front Timur. Foto ini adalah salah satu yang dipamerkan dalam Eksebisi foto "Perang Soviet melawan Jerman 1941-1945" yang diselenggarakan oleh kantor berita Rusia ITAR TASS


Para prajurit dari Infanterie-Regiment 199 menyempatkan diri untuk makan sambil berbaris, begitu terburu-burunya mereka!


Zugführer Oberfeldwebel Franz Rappolt (kanan) dari 10.Kompanie / Infanterie-Regiment 506 / 291.Infanterie-Division memberikan jatah makanan kepada anakbuahnya. Rappolt adalah seorang peraih Deutsches Kreuz in Gold yang dia dapatkan tanggal 4 September 1942


Hauptmann Gebirgsjäger sedang memakan jatah ransumnya



Pembagian makanan panas untuk para anggota 23. Panzer-Division. Tidak seperti di barak markas pasukan atau di belakang garis pertempuran, kesempatan untuk menyantap makanan panas di front terdepan pertempuran sangatlah langka, dan karenanya selalu disambut dengan penuh sukacita oleh para prajurit. Tampaknya yang sedang dibagikan disini adalah kentang tumbuk sebagai pelengkap sayur daging/kacang atau roti. Perhatikan bahwa prajurit kedua dan ketiga dari kanan memajang medali Eisernes Kreuz II.Klasse di seragamnya, yang menunjukkan bahwa mereka telah mendapatkan medali tersebut di hari foto ini diambil, karena di hari-hari selanjutnya yang dipajang di kancing pakaian hanyalah pitanya belaka tanpa medali


Tampaknya perwira Wehrmacht satu ini sudah muak menyantap jatah ransum yang sama terus-menerus, sehingga dia memakan muka tak berselera saat memasukkan makanan ke dalam mulutnya! Dari jenis celana (reithose) serta keberadaan kuda yang sedang merumput di latar belakang, kemungkinan besar dia berasal dari unit kavaleri Wehrmacht. Pita Eisernes Kreuz II.Klasse tersemat di kancing seragamnya


Mencoba membandingkan jatah ransum tentara dengan masakan ibu di rumah... Dari mimiknya kita sudah tahu mana yang lebih enak! Tidak ada keterangan kapan dan dimana foto ini diambil, tapi tampaknya di dalam sebuah rumah atau kantor. Di latar belakang terpajang lukisan sang Führer Adolf Hitler, yang kelihatannya adalah lukisan hasil beli dari pelukis jalanan atau bikin sendiri (dan bukannya keluaran resmi), karena hasil akhirnya yang terlihat jelas masih "amatiran"!

 

--------------------------------------------------------------------
Pembungkus paket feldpost untuk pengiriman makanan-makanan matang yang digoreng atau dipanggang




Kaleng sarden alumunium yang merupakan peninggalan dari Pertempuran Stalingrad


Botol susu bertanda "Eigentum der Breslauer Molkerei"


Kaleng bonbon (permen) Eucalyptus De-Dro


Kotak kecil berisi pemanis sakharin dengan label dibuat dalam dwi-bahasa: Jerman dan Polandia, dan tanda bertulisan "Monopolpackung"


Beberapa benda yang berhubungan dengan ransum zaman Nazi. Kaleng ransum ikan di atas berasal dari tahun 1942, sementara botol kacanya adalah tipe "Nur für Nahrungsmittel" Bourzutschky



Ember marmelade (selai) produksi August Bauernfreund di Fürth


Manual "Taschenbuch für den Winterkrieg" yang salah satu isinya adalah instruksi untuk membuat sebuah oven darurat dari ember bekas marmelade


Pasta keju BONA dan essbesteck (peralatan makan) di foto ini berasal dari tahun 1944



Pembuatan Knäckebrot di pabrik Krafts


Sebuah iklan yang terpampang di majalah militer Jerman terbitan tahun 1942 tentang roti untuk konsumsi para prajurit Wehrmacht. Mereka menyebut roti disini dengan nama "knäcke", yang arti harfiahnya sendiri adalah roti kering (crispbread)



Kantong bonbon


Kertas pembungkus coklat zaman Nazi


Penutup botol susu dengan logo "Reichsnährstand" seperti halnya pada kertas pembungkus mentega


Kaldu padat (berbentuk kotak) merk Maggi Brüh-Würfel


Penyedap rasa Maggi Würze


Madu merk Benedikts Kunsthonig



Kaleng kue. Merek Tekrum sendiri tercantum dalam laporan badan intelijen Amerika tentang ransum Nazi Jerman


Sebuah kaleng Alu-DIN 7 yang dimodifikasi oleh para prajurit menjadi parutan sayuran/wadah saringan kecil


Kertas pembungkus (Käsepapier) produk-produk keju buatan Allgäuer Rahmkäse. Bila anda perhatikan kertas paling atas dan paling bawah (dikasih tanda kurung) ada kode-kode tertentu. Kemungkinan ini adalah kode pembuatnya, meskipun jelas-jelas bukan kode togel!


Kaleng susu mentega yang dikeringkan. Produk ini dicantumkan dalam buku ransum Wehrmacht. Bulan pembuatannya (seperti tercantum di kertas pembungkusnya) adalah Juli 1943


Karton bungkus keju ukuran kecil


Hasil penggalian di wilayah yang dulunya ditempati oleh unit-unit Waffen-SS dan Luftwaffe. Disini anda bisa melihat botol konsentrat "Frucht Sirup"dengan tutup bakelit merah, juga sisa-sisa (sekitar 30%) kertas kaca "Farmer Romadur" dan "Alpen Dream Cheese"


Ideal Milch dari Nestle


Botol madu merk Natur-Honig yang unik dan bercita-rasa seni. Bentuknya standar, tapi dihiasi pola segi enam sarang lebah dengan beberapa lebah terbang di atasnya! produk ini dibuat oleh Alwin Franz dari Leipzig yang memang menggunakan sarang lebah sebagai logonya. Di bagian bawah botol ini anda dapat melihat adanya huruf M di atas huruf V yang merupakan logo perusahaan Müller & Co. dari Vollstedt. Mereka beroperasi dari tahun 1907 s/d 1949 dan terkenal sebagai pembuat porselen dekoratif dan patung-patung kecil. Pabriknya hancur selama perang dan perusahaannya ditempatkan kembali di Jerman Barat pada tahun 1949. Mereka mencoba untuk menghidupkan kembali produksi tapi kemudian gagal


Botol cuka yang unik. H.Dv. 86/1 memasukkan cuka sebagai salah satu penyedap yang dibagikan kepada para prajurit saat penempatan kembali. Yang jadi pertanyaan adalah: dengan cara apa mereka membawanya? Mereka tak diberikan perlengkapan tambahan untuk memenuhi kebutuhan ini. Karenanya, dibuatlah botol kecil khusus untuk menyimpannya, sehingga bisa dimasukkan ke dalam tas. Sayang untuk foto di atas sendiri labelnya telah hilang sehingga tidak diketahui siapa pembuatnya


Kaleng marmalade (semacam selai jeruk) merk Zentis yang didistribusikan secara luas kepada prajurit Jerman


Foto pra-perang yang berisi tatacara pembungkusan produk Perga


Koki Feldküche (Dapur Lapangan) sedang memasak segalon besar sup dengan menambahkan penambah rasa Maggi


Kaleng pretzel Bahlsen dengan ukuran Brotmark


Berbagai makanan dan minuman yang menjadi ransum prajurit Jerman di masa perang. Ini adalah merupakan koleksi pribadi salah seorang kolektor


Label karton bungkus mie


Berbagai produk makanan keluaran Bahlsen di masa perang


Sebuah botol anggur yang dibuat khusus untuk Waffen-SS (perhatikan tulisan di bagian bawah)! Hal ini sebenarnya cukup kontroversial karena sebenarnya Heer lah yang bertanggungjawab untuk menyediakan ransum untuk SEMUA cabang Wehrmacht (Luftwaffe, Kriegsmarine, Waffen-SS). Tapi kalau sudah berhubungan dengan pembelian lokal dan suplai Marketenderwaren (kantine/PX), maka biasanya masing-masing yang "kelayapan" sendiri buat nyari. Tentu saja bir dan anggur termasuk ke dalam kategori Marketenderwaren, dan disajikan sebagai bagian dari teman ransum yang sudah ada. Jadinya adalah kerancuan: Dia dibagikan secara cuma-cuma, tapi bila ada prajurit yang ingin nambah, maka bisa membelinya di kantin tentara! Biasanya produk-produk beralkohol disuplai oleh Heer untuk keperluan Heer, SS dan Luftwaffe, dan kadang-kadang dikasih label 'Wehrmacht Marketenderware'. Luftwaffe juga menyediakan bir khusus untuk pasukannya, yang dinamakan dengan 'Eigentum der Luftwaffe', sementara SS lebih memilih label anggur asli yang dibuat oleh pabriknya (dengan sedikit tambahan tulisan untuk membedakan dia dengan anggur konsumsi warga sipil). Perusahaan pembuat anggur BADO merupakan salah satu penyedia anggur untuk SS dan didistribusikan melalui Zentralmarketenderei Der Waffen-SS di Berlin


Botol berwarna hijau ukuran 900ccm untuk produk buah-buahan. Botol jenis ini hampir sama dengan botol susu, hanya saja mulutnya dibuat lebih lebar untuk memudahkan pengeluaran isinya


Seorang Gebirgsjäger membagikan jatah ransum untuk Gruppe-nya. Sampul "Münchener Illustrierte Presse"nomor 2 tahun 1943


Sebagai bungkus bahan sup ini terdapat tiga jenis: kertas lilin basah, kertas lilin kering, dan kertas chip ringan. Untuk foto di atas sendiri menggunakan bahan pembungkus yang disebut terakhir


Hasil galian dari dalam tanah: Kaleng konsentrat tomat buatan Italia


Ini juga hasil galian: Dua buah tutup botol air mineral. Ironisnya, benda ini ditemukan hanya beberapa meter dari sebuah mata air pegunungan di Norwegia yang luar biasa segar. Betapa sebuah usaha logistik yang sia-sia dari Wehrmacht dengan mengirimkan ini semua ke Norwegia utara!


Sebuah penutup dari pembungkus alumunium keju Champignon


Champignon-Camembert


500 gram keju ADA dengan informasi tambahan di bungkusnya


Knäckebrot buatan firma Batscheider. Knäckebrot sendiri adalah roti garing. Masih hokcay (molohok ngacai) nggak ngerti? Semacam rempeyek atau rengginang gitu deh!


Bungkusan Knäckebrot KraftsMasih dari Knäckebrot Krafts. Dua bungkusan di atas dibedakan dengan melihat kode "H" (atas) dan kode "D" (bawah). Sekedar informasi, Dr. Wilhelm Kraft memproduksi tiga jenis Knäckebrot dari tahun 1927 sampai dengan tahun 1948. "H" adalah "Hausbrot" (roti rumahan), "D" adalah "Delikatesse" (roti halus), dan "K" adalah "Kümmel" (roti dari biji-bijian). Knäcke buatan Dr. Kraft sendiri adalah Knäckebrot pertama yang diproduksi di Jerman dari sejak tahun 1927. Perusahaannya kemudian pindah dari Berlin ke kota Burg dekat Magdeburg di tahun 1931. Sampai sekarang mereka masih menjadi salah satu produsen makanan ternama di Jerman, dan anda bisa melihat websitenya DISINI


Foto sebelumnya adalah Knäckebrot produksi Krafts untuk keperluan umum, sementara foto ini adalah untuk keperluan militer (ransum). Perhatikan betapa lebih sederhana penampilannya!


Dauerbrot B. Sederhananya, ini adalah roti yang dibungkus dengan kertas berlabel


Ransum tambahan khusus yang diizinkan untuk pasukan bermotor tahun 1939 adalah sebagai berikut:
1. 1 kaleng campuran sayuran dan daging
2. Bubuk jeruk kering (semacam Nutrisari)
3. Knäckebrot (1 paket yang terdiri dari 4 item)
4. Coklat


Sumber :
Buku "Camouflage Uniforms of the German Wehrmacht" karya Werner Palinckx
Buku "Camouflaged Uniforms of the Wehrmacht" karya J. Borsarello dan D. Lassus
Buku "German Soldiers of World War II" karya Jean De Lagarde
Majalah "Internationales Militaria" Nr. 99, Januari-Februari 2001
Foto koleksi pribadi Jim Pool
www.57id.de
www.battlebornbooks.com
www.dererstezug.com

www.deutsches-afrikakorps.blogspot.com
www.histomil.com
www.historical-media.com

www.humus.livejorunal.com
www.ingwerapfel.tumblr.com
www.life.time.com 
www.ostfront.com

www.smolbattle.ru
www.wehrmacht-awards.com
www.wehrmachtss.blogspot.com
www.zeugamt.com