Foto udara kompleks kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau lengkap dengan Hundestaffel Kennels
"Dua jadi satu bisa", di Teluk Euboea (Yunani) tanggal 20 April 1941. Teks laporannya, yang dipersiapkan oleh Seksi Foto Udara Kampfgeschwader 51, berbunyi: "Bagian barat laut Teluk Euboea - satu buah kapal dagang seberat 3000-4000 ton tenggelam. Pilot: Oberleutnant (Matthias) Schwegler, Observer: Feldwebel Kräher
Unteroffizier Heimo Nussbaumer dari 5.Staffel / II.Gruppe / Kampfgeschwader 76 (KG 76) menceritakan tentang kisahnya di Stalingrad: "Staffel kami bermarkas di aerodrome lapangan di Tazinskaya. Dengan menggunakan pesawat-pesawat Junkers Ju 88, kebanyakan kami dikirim untuk melakukan misi pengeboman dengan target-target besar seperti pabrik traktor, elevator gandum raksasa, "unit anti pesawat udara wanita" di deretan pulau di sungai Volga, dan ferry-ferry penyeberangan di malam hari. Di waktu kemudian kami mengetahui bahwa pihak Rusia telah membangun sebuah jembatan penyeberangan bawah air melintasi Volga (aku sendiri tak pernah melihatnya, karena itu adalah sesuatu yang mustahil di perairan yang coklat berlumpur dan sangat deras seperti sungai tersebut!). Sebagai seorang gunner, aku tidak hanya bertanggungjawab atas penanganan senapan mesin, tapi juga sebagai mekanik udara dan fotografer target. Untuk tugas terakhir, aku dilengkapi dengan kamera khusus berlensa tele 75mm yang dapat mengambil 13 foto perdetik, meskipun bukan sebuah kamera film. Seringkali terjadi bahwa tak ada yang bisa diambil gambar di Stalingrad yang terkepung karena begitu pekatnya asap hasil pengeboman serta bekas pertempuran yang terus menerus terjadi. Kami hanya pernah menyerang target spesifik secara terbatas sebanyak satu kali, yang nyaris dibayar dengan jiwa kami. Pada saat itu kami tak dapat melepaskan bom karena target yang tersedia tak sepenuhnya tercakup dalam visor penjejak, sehingga "sang pelatih" (pilot) harus mengerahkan segenap kemampuannya untuk menukik tajam demi mendapatkan hasil pengeboman seakurat mungkin, yang berarti bahwa dibutuhkan lebih dari dua kali radius yang biasa dilakukan dalam waktu normal. Kalau saja pada waktu itu ketinggian air di Volga tidak berada 30 meter di bawah dataran kota, kami sudah pasti melayang menabrak daratan (kecepatan tukik sekitar 700km perjam)."
Pesawat-pesawat B-17 Flying Fortress dari 390th Bomb Group/13th Bomb Wing/8th Air Force memuntahkan bom-bom seberat 227kg (500 pound) ke pabrik mesin Hispano-Suiza dan pabrik bantalan peluru Compagnie d'Applications Mécaniques (CAM) di Bois Colombes, luar kota Paris, tanggal 31 Desember 1943. B-17 lainnya menyerang pabrik CAM di Ivry-Sur-Seine, tenggara Paris. Pabrik-pabrik ini memasok mesin-mesin perang Luftwaffe, dan pemboman hebat Sekutu membuat produksinya terganggu
Difoto dari atas pesawat Consolidated B-24 Liberator dari Eighth US Air Force yang mensupport 6th Airborne Division (Inggris) dan 17th Airborne Division (Amerika) dalam Operation Varsity, 24 Maret 1945, kota Jerman yang telah menjadi puing-puing ini berada dalam lintasan gerak maju Jenderal Montgomery saat dia melintasi sungai Rhine. Hampir tak ada bangunan yang masih berdiri tak tersentuh oleh ganasnya peperangan!
"Permukaan bulan" Wesel setelah bombardir berat Sekutu, 1 April 1945. Kota Wesel (Nordrhein-Westfalen, Jerman) menjadi salah satu sasaran pemboman pesawat-pesawat Sekutu karena statusnya sebagai persinggahan strategis. Banyak mesin perang Jerman yang bergerak ke Front Barat harus melintasi Wesel, menyeberang beberapa jembatan sungai Rhine yang ada disana. Saat pasukan Sekutu bersiap untuk memasuki Jerman dan melintasi sungai Rhine di tahun 1945, ratusan pesawat RAF melakukan misi pemboman berkali-kali terhadap kota tersebut sehingga ketika Wesel akhirnya jatuh ke tangan Inggris, 25 Maret 1945, 97% bagian kota tersebut telah hancur lebur! Tidak hanya itu, populasinya terjun bebas dari 25.000 di tahun 1939 menjadi 1.900 di Mei 1945!
"Dua jadi satu bisa", di Teluk Euboea (Yunani) tanggal 20 April 1941. Teks laporannya, yang dipersiapkan oleh Seksi Foto Udara Kampfgeschwader 51, berbunyi: "Bagian barat laut Teluk Euboea - satu buah kapal dagang seberat 3000-4000 ton tenggelam. Pilot: Oberleutnant (Matthias) Schwegler, Observer: Feldwebel Kräher
Unteroffizier Heimo Nussbaumer dari 5.Staffel / II.Gruppe / Kampfgeschwader 76 (KG 76) menceritakan tentang kisahnya di Stalingrad: "Staffel kami bermarkas di aerodrome lapangan di Tazinskaya. Dengan menggunakan pesawat-pesawat Junkers Ju 88, kebanyakan kami dikirim untuk melakukan misi pengeboman dengan target-target besar seperti pabrik traktor, elevator gandum raksasa, "unit anti pesawat udara wanita" di deretan pulau di sungai Volga, dan ferry-ferry penyeberangan di malam hari. Di waktu kemudian kami mengetahui bahwa pihak Rusia telah membangun sebuah jembatan penyeberangan bawah air melintasi Volga (aku sendiri tak pernah melihatnya, karena itu adalah sesuatu yang mustahil di perairan yang coklat berlumpur dan sangat deras seperti sungai tersebut!). Sebagai seorang gunner, aku tidak hanya bertanggungjawab atas penanganan senapan mesin, tapi juga sebagai mekanik udara dan fotografer target. Untuk tugas terakhir, aku dilengkapi dengan kamera khusus berlensa tele 75mm yang dapat mengambil 13 foto perdetik, meskipun bukan sebuah kamera film. Seringkali terjadi bahwa tak ada yang bisa diambil gambar di Stalingrad yang terkepung karena begitu pekatnya asap hasil pengeboman serta bekas pertempuran yang terus menerus terjadi. Kami hanya pernah menyerang target spesifik secara terbatas sebanyak satu kali, yang nyaris dibayar dengan jiwa kami. Pada saat itu kami tak dapat melepaskan bom karena target yang tersedia tak sepenuhnya tercakup dalam visor penjejak, sehingga "sang pelatih" (pilot) harus mengerahkan segenap kemampuannya untuk menukik tajam demi mendapatkan hasil pengeboman seakurat mungkin, yang berarti bahwa dibutuhkan lebih dari dua kali radius yang biasa dilakukan dalam waktu normal. Kalau saja pada waktu itu ketinggian air di Volga tidak berada 30 meter di bawah dataran kota, kami sudah pasti melayang menabrak daratan (kecepatan tukik sekitar 700km perjam)."
Pesawat-pesawat B-17 Flying Fortress dari 390th Bomb Group/13th Bomb Wing/8th Air Force memuntahkan bom-bom seberat 227kg (500 pound) ke pabrik mesin Hispano-Suiza dan pabrik bantalan peluru Compagnie d'Applications Mécaniques (CAM) di Bois Colombes, luar kota Paris, tanggal 31 Desember 1943. B-17 lainnya menyerang pabrik CAM di Ivry-Sur-Seine, tenggara Paris. Pabrik-pabrik ini memasok mesin-mesin perang Luftwaffe, dan pemboman hebat Sekutu membuat produksinya terganggu
Difoto dari atas pesawat Consolidated B-24 Liberator dari Eighth US Air Force yang mensupport 6th Airborne Division (Inggris) dan 17th Airborne Division (Amerika) dalam Operation Varsity, 24 Maret 1945, kota Jerman yang telah menjadi puing-puing ini berada dalam lintasan gerak maju Jenderal Montgomery saat dia melintasi sungai Rhine. Hampir tak ada bangunan yang masih berdiri tak tersentuh oleh ganasnya peperangan!
"Permukaan bulan" Wesel setelah bombardir berat Sekutu, 1 April 1945. Kota Wesel (Nordrhein-Westfalen, Jerman) menjadi salah satu sasaran pemboman pesawat-pesawat Sekutu karena statusnya sebagai persinggahan strategis. Banyak mesin perang Jerman yang bergerak ke Front Barat harus melintasi Wesel, menyeberang beberapa jembatan sungai Rhine yang ada disana. Saat pasukan Sekutu bersiap untuk memasuki Jerman dan melintasi sungai Rhine di tahun 1945, ratusan pesawat RAF melakukan misi pemboman berkali-kali terhadap kota tersebut sehingga ketika Wesel akhirnya jatuh ke tangan Inggris, 25 Maret 1945, 97% bagian kota tersebut telah hancur lebur! Tidak hanya itu, populasinya terjun bebas dari 25.000 di tahun 1939 menjadi 1.900 di Mei 1945!
Sumber :
Buku "Kampfgeschwader Edelweiss: The History of a German Bomber Unit 1939-1945" karya Wolfgang Dierich
Foto koleksi pribadi Hundestaffel
www.wehrmacht-awards.com
www.worldwar2database.com
No comments:
Post a Comment