Heinz Stahlschmidt di masa tua, difoto di pelabuhan Bordeaux
Oleh : Alif Rafik Khan
Tahun 2010 kemarin seorang mantan pelaut Jerman di masa Perang Dunia II, yang terkenal karena penolakannya untuk mematuhi perintah atasannya agar meledakkan pelabuhan Prancis di Bordeaux, meninggal dunia di usia 91 tahun – di tempat tinggal barunya di Prancis.
Heinz Stahlschmidt adalah sebuah hal yang langka di dalam tubuh Third Reich: Ia yang notabene seorang pelaut berpangkat rendah telah berani untuk menolak perintah langsung atasannya, semata karena dianggapnya hal tersebut tidak sesuai dengan kata hatinya! Dengan aksinya tersebut, tidak hanya dia telah menyelamatkan ribuan nyawa, tapi juga bangunan-bangunan penting yang nantinya menjadi komponen pemulihan ekonomi Prancis pasca-perang.
Bordeaux adalah kota pelabuhan terpenting negara Eiffel tersebut, yang berperan sangat besar dalam perkembangan ekspor-impornya (terutama perdagangan wine dengan Prancis). Sampai saat ini pun dia masih menjadi tempat ekspor terbesar wine-wine terbaik yang dihasilkan negara tersebut.
Tapi ketika dia disanjung-sanjung sebagai seorang pahlawan oleh Prancis – dan mendapat penghargaan tertinggi negara tersebut untuk warga sipil (Legion d'Honneur) – dia dipandang sebagai seorang pengkhianat di negara Jerman pasca-perang. Namanya dihapus dari daftar mantan anggota Angkatan Laut yang dianggap layak mendapatkan pensiun, sekaligus dihilangkan dari Daftar Kehormatan Angkatan Laut Jerman – meskipun pada kenyataannya dia telah selamat dari tiga peristiwa tenggelamnya kapal perang Kriegsmarine saat Perang Dunia II!
Di Prancis sendiri, Stahlschmidt mendapat penghormatan yang besar: keberaniannya dalam menentang perintah tuannya telah membuat dia mendapatkan ucapan terimakasih yang tak henti-henti, dan koran-koran Prancis menjulukinya sebagai “Choltitz Bordeaux” – yang merujuk kepada General der Infanterie Dietrich von Choltitz, komandan pasukan Jerman di Paris yang menolak perintah langsung dari Hitler untuk menghancurkan ibukota Prancis tersebut daripada membuatnya jatuh ke tangan Sekutu.
Stahlschmidt meninggal dunia di tanah air barunya di Prancis sebagai Henri Salmide, nama baru di kehidupan barunya, setelah mengalami sakit yang berkepanjangan. Dia hanya pernah sekali pulang ke Jerman ke tempat kelahirannya di Dortmund pada tahun 2001, dan menghabiskan waktunya bersama orang-orang yang menghargai apa yang telah dilakukannya di masa lalu.
Dia adalah anak dari seorang tukang ledeng, yang mendaftarkan diri secara sukarela ke Kriegsmarine menjelang pecahnya Perang Dunia II tahun 1939. Dia dipindahkan untuk tugas di pantai setelah secara ajaib tiga kali selamat dari “kuburan air” setelah kapalnya tenggelam.
Di Bordeaux tahun 1944, Sersan Stahlschmidt (seorang pakar senjata dan peledakan) mendapat tugas untuk memimpin sebuah detasemen demi menjinakkan ranjau-ranjau laut yang ditebar Inggris untuk mencegah kapal-kapal Jerman memasuki Bay of Biscay.
Pada bulan Agustus tahun itu pasukan Sekutu membuka jalan menuju Prancis setelah pendaratan bulan Juni yang sukses di Normandia (D-Day). Tanggal 19 Agustus datang perintah dari Berlin untuk menghancurkan seluruh infrastruktur pelabuhan – yang membentang sepanjang tujuh mil – sebelum bergerak mundur. Tanggal yang ditentukan adalah 26 Agustus.
Stahlschmidt, orang yang diserahi tugas untuk melakukan peledakan tersebut, mulai beraksi tanggal 22 Agustus. Sebuah bunker di Rue Raze di dok dipenuhi dengan detonator, bahan peledak, alat pengisap, timer, dan benda-benda lain yang dibutuhkan untuk sebuah ledakan yang menghancurkan.
Dia meledakkan tempat tersebut dengan dinamit.
Bertahun-tahun kemudian, dia menyatakan penyesalannya bahwa beberapa prajurit Jerman telah ikut tewas dalam ledakan raksasa yang mengguncang seluruh Bordeaux. Tapi dia menambahkan: “Keluargaku adalah orang-orang Huguenot (Kristen Protestan) dan aku bertindak sesuai keyakinan Kristenku. Aku tak dapat menerima bahwa seluruh pelabuhan Bordeaux harus dihancurkan sementara perang sendiri sudah jelas-jelas kalah bagi kami.”
Dia kemudian melakukan desersi dan menyerahkan diri kepada gerakan perlawanan Prancis sambil menceritakan apa yang telah dilakukannya. Mereka lalu melindunginya dari gerakan pembalasan komando tinggi Jerman yang telah mencapnya sebagai pengkhianat dan memerintahkan polisi militer Jerman untuk membawanya dalam keadaan hidup atau mati.
Heinz Stahlschmidt menjadi warga negara Prancis tahun 1947 dengan nama Salmide, dan kemudian dianugerahi penghargaan Legion d’Honneur bulan September 2000.
Sejarawan Prancis mengestimasikan bahwa dia telah menyelamatkan 3.500 nyawa dengan tindakannya yang telah menolak perintah untuk memusnahkan dermaga, derek, gudang, dok kering, dan instalasi pelabuhan lainnya.
Setelah perang usai, dia mengambil pekerjaan sebagai anggota pemadam kebakaran pelabuhan dan bekerja selama 30 tahun. Jodohnya adalah perempuan Prancis juga, dan merekapun membentuk sebuah keluarga. Dia dianugerahi penghargaan prestisius Prancis setelah kampanye gencar para veteran perang negara itu yang dimulai dari tahun 1990.
No comments:
Post a Comment