Oleh : Alif Rafik Khan
Kemungkinan salah satu kendaraan perang paling aneh yang dipakai oleh Tentara Merah dalam Perang Dunia II adalah Aerosan atau Aerosani, jenis kendaraan ski ringan untuk melewati medan bersalju yang digerakkan oleh baling-baling pesawat terbang kuno yang sudah tak terpakai. Aerosan OSGA-6 dan KM-5 digunakan dalam Perang Musim Dingin melawan Finlandia, dan terbuat dari bahan triplek. Fungsi utamanya adalah untuk angkutan perbekalan melewati medan bersalju tebal yang tidak bisa dilewati oleh kendaraan beroda atau berantai biasa. Beberapa tipe OSGA-6 (juga dikenal dengan nama NKL-6) dilengkapi dengan senapan mesin ringan di bagian atap dan digunakan dalam operasi-operasi penyergapan. Empat atau lima orang prajurit bisa dimasukkan ke dalam, dengan empat orang tambahan ditarik menggunakan ski.
Dalam Perang Dunia II, Aerosan NKL-16/41 dan NKL-16/42 hasil pengembangan diproduksi oleh Pabrik Narkomles di Moskow. Mereka terbukti sangat berguna dalam pertempuran sengit di musim dingin tahun 1941/42 sehingga tanggungjawab desain dan produksinya dialihkan ke GABTU. Produksinya kemudian diambil alih oleh pabrik otomotif ZiS dan GAZ, juga oleh pabrikan yang lebih kecil semacam Bengkel Kayu Bekietovskiy di Stalingrad. Pada bulan Desember 1941, GABTU memberi orderan pada Narkomles untuk membuat versi lapis baja dari NKL-16 yang bisa digunakan untuk operasi-operasi pengintaian serta penyerbuan musim dingin di medan-medan dimana tank dan kendaraan perang standar lainnya tidak bisa digunakan untuk melewati medan bersalju. Tim desainnya dipimpin oleh M. Andreyev, dan mereka berhasil membuat apa yang dinamakan sebagai Aerosan NKL-26 yang dilengkapi dengan lapisan baja setebal 10mm di bagian depan. Ketebalan bajanya tidak bisa ditambah karena keterbatasan tenaga mesin baling-baling pesawat yang tidak mampu menggerakkan kendaraan yang lebih berat lagi. Aerosan, seperti halnya tank, biasanya dikelompokkan dalam unit-unit setingkat batalyon yang berkekuatan 45 Aerosan (dibagi menjadi tiga kompi). Khusus untuk NKL-26, kendaraan lapis baja ini digunakan dalam formasi setingkat kompi.
Pada tahun 1942, pabrikan Narkoryechflota di Gorki mengembangkan versi baru Aerosan yang lebih kecil dan non-baja yang dinamakan sebagai RF-8 (GAZ-98) dan ditenagai oleh mesin kereta GAZ-M1. Kendaraan satu ini sepenuhnya terbuka dan dipersenjatai dengan senapan mesin DT di tabung senjata depannya. Seperti halnya NKL-26, RF-8 digunakan untuk operasi pengintaian dan penyergapan, hanya saja tidak dilengkapi dengan lapisan baja di konstruksinya. Banyak dari kendaraan ski yang lain dari yang lain ini yang kemudian jatuh ke tangan musuh-musuh Soviet seperti Jerman dan Finlandia, dan kemudian berbalik digunakan untuk melawan bekas tuannya. Biasanya Aerosan sendiri "berseliweran" di wilayah utara yang beriklim dingin, dan juga digunakan untuk melewati danau atau sungai yang membeku. Karena kemampuan mendakinya yang payah, Aerosan tidak digunakan di wilayah-wilayah bergunung.
Sudah diketahui umum bahwa pasukan Jerman yang perkasa menemui batunya di musim dingin Rusia yang kejam pada tahun 1941. Sarana transportasi di jalan yang berlumpur atau membeku sangatlah terbatas, dan jangan ditanyakan pula sarana serupa untuk menembus medan bersalju tebal di ruang terbuka yang bisa dikatakan nyaris tidak ada. Disinilah untuk pertama kalinya pasukan Wehrmacht menemukan kegunaan kendaraan yang ditenagai oleh baling-baling yang dapat dengan mudah melahap medan seperti itu, yang telah lama digunakan oleh pihak Soviet dan juga Finlandia (perlu diketahui bahwa pasukan Kekaisaran Jerman juga menghadapi masalah yang sama dalam Perang Dunia Pertama, hanya saja mereka tidak menganggap perlu untuk mengembangkan kendaraan ski bermotor yang mereka temui!).
Dalam gerak maju besar-besaran di musim panas tahun 1941, sebenarnya pasukan Wehrmacht telah merampas beberapa buah Aerosan yang ditinggalkan oleh Tentara Merah. Nantinya jumlah ini bertambah pula dengan yang dirampas pada pertempuran musim dingin tahun 1941/42 dan 1942/43. Meskipun banyak sumber yang mengklaim bahwa mereka kemudian menggunakan sejumlah besar Aerosan yang mereka rampas ini dalam tugas aktif, tapi penelitian terbaru menyimpulkan bahwa hanya beberapa saja yang digunakan. Asal-muasal timbulnya "mitos" ini adalah karena sebagian besar sumber Barat telah dengan keliru mengidentifikasi Propellerschlitten yang dipakai oleh Jerman sebagai "Aerosan hasil rampasan dari Rusia". Hal ini bisa terjadi disebabkan begitu minimnya dokumen yang tersedia tentang Aerosan Soviet.
Kalau saja pihak Wehrmacht merampas Aerosan yang masih utuh dalam jumlah yang signifikan, mungkin ceritanya bisa berbeda. Hanya saja, kebanyakan yang ditinggalkan oleh musuh sudah begitu rusak sehingga tidak bisa diperbaiki lagi. Usaha untuk memproduksi "Motorschlitten" Jerman sudah dimulai pada tahun 1942 oleh pabrikan Tatra di Cekoslowakia, hanya saja usaha tersebut menemui jalan buntu, sama seperti semua usaha lainnya ke arah serupa. Sekarang pertanyaan timbul: kalau begitu, darimanakah asalnya Propellerschlitten Jerman yang nongol dalam lusinan foto yang diambil pada masa itu?
Dengan tiadanya dokumen yang tersedia dalam masalah ini, maka data yang terkumpul selama bertahun-tahun memberikan petunjuk bahwa pihak Wehrmacht bisa jadi telah memesan Aerosan produksi Finlandia yang desainnya didasarkan pada Aerosan rampasan dari pihak Soviet. Satu yang pasti: Finlandia membuat ulang versi NKL-6/NKL-16-37 menjadi MR-42 dan MR-42S (Ambulans). Kedua Aerosan buatan kedua pihak yang berseteru ini begitu miripnya sehingga seringkali menimbulkan salah identifikasi di buku-buku sejarah yang membahas keberadaannya!
Diluar dari NKL-16-37S Soviet hasil rampasan serta MR-42 dan MR-42s Finlandia hasil jiplakan, data empiris lain memperlihatkan adanya penggunaan kendaraan ski berbaling-baling yang keempat yang digunakan oleh Wehrmacht. Kendaraan ini - yang karena ketiadaan dokumen tentangnya sehingga disebut sebagai Propellerschlitten WH/WL - dipakai oleh pihak Jerman dalam jumlah yang sama (atau bahkan lebih besar) dibandingkan dengan tipe lainnya. Tugas utamanya tampaknya adalah sebagai pengintai dan patroli sekitar lapangan udara dan bukannya evakuasi medis. Propellerschlitten WH/WL bukanlah hasil tiruan dari Aerosan Soviet atau Finlandia, melainkan mempunyai desain sendiri. Bagian luarnya - seperti penggunaan tiga ski dan penampilan kabinnya - tampaknya merupakan penyederhanaan desain NKL-16/MR-42 dengan penggantian bagian muka yang meruncing menjadi tipe kotak yang lebih lebar. Berat kosongnya adalah 1.052 Kg dan mampu membawa beban seberat 400 Kg (sehingga total berat kotor adalah 1.452 Kg). Dengan pengalaman yang dimiliki oleh Finlandia dalam memproduksi MR-42, desain Propellerschlitten WH/WL yang lebih sederhana bisa jadi datangnya dari sana. Yang jelas, kalaupun memang produksinya diadakan di Finlandia atau desainnya dikerjakan oleh sub-kontraktor di Jerman atau negara pendudukan, semuanya terselubung oleh kerahasiaan yang ketat!
Data yang tersedia menyimpulkan bahwa Aerosan Jerman - NKL-6S/NKL-16-37S, MR-42, MR-42S dan Propellerschlitten WH/WL - hanya tersedia dalam jumlah yang terbatas di Front Timur, dan biasanya digunakan oleh Luftwaffe (Angkatan Udara). Tugasnya adalah sebagai ambulans off-road (NKL-6S/NKL-16-37S, MR-42S) ataupun kendaraan patroli/pengintai off-road (MR-42, Propellerschlitten WH/WL) dalam melintasi medan bersalju.
Seperti halnya dengan Aerosan Soviet, tidak ada Aerosan atau Propellerschlitten Jerman yang selamat seusai perang.
------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah Aerosan NKL-26 serbu Soviet yang hancur atau ditinggalkan sesudah berakhirnya pertempuran. Perhatikan keberadaan Skijäger (pasukan ski) Jerman di latar belakang yang sedang memeriksa sisa-sisa peralatan perang yang tertinggal. Bisa jadi pula bahwa ini adalah hasil penyergapan pihak Jerman terhadap Aerosan Soviet yang melintas
Sekumpulan Aerosan NKL-26 Soviet yang hancur sesudah pertempuran dengan awaknya yang bergelimpangan tak bernyawa di medan bersalju. Aerosan (arti harfiahnya: pesawat kereta salju) sebenarnya adalah kendaraan tempur yang paling sesuai untuk digunakan di musim dingin di medan bersalju tebal yang tidak bisa dilintasi oleh kendaraan beroda atau berantai biasa. Tapi tetap saja, mereka adalah kendaraan perang dimana manusia bertempur dan mati di dalamnya
Sebuah Aerosan NKL-26 Soviet yang tidak terpakai sedang diperiksa oleh prajurit infanteri Jerman. Karena kendaraan berski tersebut tampaknya berada di atas tanah keras dan bukannya salju, maka kemungkinan besar dia telah ditinggalkan oleh awaknya di awal musim semi ketika salju yang mulai mencair membuat penggunaannya secara efektif tidak dimungkinkan lagi
Aerosan-Aerosan NKL-26 Tentara Merah yang hancur dan teronggok di sebuah jalan yang melintasi hutan pinus. Aerosan biasanya digunakan di jalan off-road melintasi pepohonan sehingga seringkali bagian baling-balingnya rusak terkena batu atau pepohonan. Meskipun jarang terekspos oleh kamera (dan juga hampir-hampir tak ada dokumen yang tersedia mengenainya!), tapi sebenarnya kendaraan satu ini digunakan dalam jumlah besar oleh pihak Soviet di musim dingin tahun-tahun pertama Perang Dunia II
Sebuah Aerosan NKL-26 Soviet yang hancur dan terbalik (kemungkinan kendaraan yang sama yang ada di foto sebelumnya). Foto ini memberi gambaran yang jelas mengenai dudukan berputar dari perisai senapan mesin di bagian tourelle atas (sejenis turet). Tourelle putar tersebut dilengkapi oleh rem mekanis untuk mencegah sang penembak senapan mesin dari menghancurkan baling-baling pendorong saat menembak ke arah belakang
Bukti foto yang memperlihatkan Aerosan Soviet yang menjadi barang rampasan Wehrmacht secara utuh sangatlah langka adanya. Foto ini menunjukkan sebuah Aerosan NKL-26 - yang telah dilucuti persenjataannya - yang terparkir di sebuah desa di Rusia. Sudah pasti bahwa pihak Jerman tidak akan menyia-nyiakan hasil rampasan berharga seperti ini dan bisa dipastikan tak lama kemudian dia sudah operasional kembali - kali ini dengan tambahan marking Wehrmacht di badannya!
Biasanya, jika pasukan Jerman menemukan sebuah Aerosan Soviet yang hancur atau ditinggalkan oleh awaknya, maka tak lama kemudian kendaraan langka tersebut akan menjadi barang tontonan dan obyek foto-foto. Selain sebagai obyek "turisme", sangat sedikit bukti foto yang memperlihatkan bahwa Aerosan NKL-26, seperti tampak dalam foto ini, yang digunakan oleh pihak Wehrmacht sebagai kendaraan operasional mereka di musim dingin di Front Timur. 99% foto yang ada (dan itu pun sangat sedikit jumlahnya) menunjukkan bahwa prajurit Jerman lebih memilih menggunakan Propellerschlitten WH/WL produksi sendiri daripada Aerosan hasil rampasan
Sebuah Aerosan NKL-26 produksi Soviet yang menjadi barang rampasan pasukan Wehrmacht secara utuh saat gerak maju mereka di musim dingin tahun 1941/42 atau 1942/43. Menariknya, tidak ada bukti foto yang memperlihatkan Aerosan dari tipe RF-8/GAZ-98 (sama-sama produksi Soviet) yang menjadi barang rampasan oleh pihak Jerman
Pabrik pembuat pesawat terbang Finlandia menjiplak desain Aerosan NKL-6/NKL-16 Model 1937 milik Soviet dan merubahnya menjadi MR-42. Versi ambulansnya, MR-42S, bisa dikenali dari pintu keluar berbentuk oval persegi (untuk keluar-masuk usungan) yang tidak ditemukan pada MR-42. Begitu miripnya desain ambulans NKL-6S keluaran Rusia dan ambulans MR-42S keluaran Finlandia sehingga untuk mengidentifikasi kendaraan yang kini menjadi inventaris Jerman - seperti yang tampak dalam foto ini - dibutuhkan ketelitian yang tinggi!
Pabrik pembuat pesawat terbang Finlandia menjiplak desain Aerosan NKL-6/NKL-16 Model 1937 milik Soviet dan merubahnya menjadi MR-42. Versi ambulansnya, MR-42S, bisa dikenali dari pintu keluar berbentuk oval persegi (untuk keluar-masuk usungan) yang tidak ditemukan pada MR-42. Begitu miripnya desain ambulans NKL-6S keluaran Rusia dan ambulans MR-42S keluaran Finlandia sehingga untuk mengidentifikasi kendaraan yang kini menjadi inventaris Jerman - seperti yang tampak dalam foto ini - dibutuhkan ketelitian yang tinggi!
Tidak diketahui dengan pasti apakah Aerosan Wehrmacht versi ambulans ini adalah NKL-6S produksi Soviet ataukah MR-42S produksi Finlandia (ini karena kemiripan mereka yang hampir tidak bisa dibedakan!). Perhatikan bahwa kendaraan ski berbaling-baling satu ini telah dilengkapi dengan salib simbol Palang Merah, hanya saja tidak ada tambahan Balkenkreuz seperti umumnya kendaraan milik Wehrmacht. Tidak seperti versi Soviet atau Finlandia, Aerosan NKL-6S/MR-42S Jerman tidak dilengkapi dengan lubang putar untuk dudukan senapan mesin di bagian atapnya
Foto ini menjadi bukti bahwa Wehrmacht (Angkatan Bersenjata Jerman) setidaknya memesan sebagian Aerosan-Aerosan mereka dari Finlandia, karena disini diperlihatkan kedatangan beberapa MR-42 atau MR-42S bikinan Finlandia (hasil pengerjaan ulang) di markas Luftzeugstab 106, sebuah unit perbaikan Luftwaffe. Aerosan ini bukanlah NKL-6S Sanitarni produksi Soviet karena ketiadaan pintu keluar untuk keluar-masuk usungan yang menjadi ciri dari tipe Aerosan ambulans tersebut. Yang jelas, kendaraan ski berbaling-baling satu ini telah mendapat tambahan jendela samping yang khas
Kedatangan beberapa MR-42 atau MR-42S bikinan Finlandia (hasil pengerjaan ulang) di markas Luftzeugstab 106, sebuah unit perbaikan Luftwaffe. Aerosan dari jenis ini mempunyai bentuk yang sangat mirip dengan NKL-6S, terutama bentuk hidungnya yang lancip dengan tambahan lampu di ujungnya. Pembedanya adalah bahwa MR-42S tidak dilengkapi dengan pintu keluar-masuk usungan di bagian samping kanan seperti halnya NKL-6S. Menariknya lagi, Aerosan pesanan Luftwaffe ini tidak mempunyai lubang putar untuk dudukan senapan mesin di bagian atapnya, dan warnanya pun masih asli abu-abu dasar keluaran pabrikan dan bukannya kamuflase putih khas musim dingin
Tidak diketahui apakah dua buah Aerosan ambulans milik Wehrmacht diatas berasal dari jenis NKL-6/16S hasil rampasan dari Soviet ataukah MR-42S pesanan dari Finlandia. Foto dari bagian belakang ini memperlihatkan dua varian warna yang digunakan: putih (atas) dan abu-abu gelap (bawah). Dua-duanya dilengkapi dengan tanda palang merah, hanya saja tidak dilengkapi dengan lubang putar untuk dudukan senapan mesin di bagian atapnya yang merupakan ciri khas Aerosan Jerman
Kendaraan ski bermotor ini dijuluki sebagai "Aerosan-Enigma", dengan nama resmi Propellerschlitten WH/WL. Desainnya banyak meniru dari Aerosan NKL-6/NKL-16-37 buatan Soviet dengan mengambil fitur-fitur terbaik mereka lalu digabungkan menjadi satu kesatuan desain. Selain diproduksi di Finlandia untuk pangsa Wehrmacht, Propellerschlitten WH/WL juga diproduksi secara khusus oleh Luftwaffe dalam jumlah yang lebih terbatas
Apa yang disebut sebagai "Aerosan-Enigma" Jerman adalah kendaraan ini, Propellerschlitten WH/WL. Meskipun banyak foto yang memperlihatkan "penampakan" kendaraan ski berbaling-baling hasil adaptasi dari Aerosan Soviet ini, tapi tak ada satu dokumen pun yang menyebutkan tentang kegunaan utamanya atau detail jumlah keseluruhannya. Berdasarkan fakta bahwa sebagian besar bagian dari Propellerschlitten adalah hasil jiplakan dari desain Aerosan tiga ski NKL-6/NKL-16-37 Soviet, dan juga hasil kombinasi dari fitur-fitur terbaik beberapa tipe Aerosan serta berhubungan dengan barang hasil keluaran pabrikan Finlandia yang mendapat order dari Wehrmacht, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa Motorschlitten-Motorschlitten (kendaraan ski bermotor) Jerman pun mempunyai fungsi yang sama seperti mereka
Kesamaan Propellerschlitten WH/WL dengan versi ambulans NKL-6S Soviet dan MR-42S Finlandia kentara terpantau di bagian belakang kanan, ketika bentuk keseluruhan badannya serta pintu keluar-masuk usungan berukuran besar terlihat dengan jelas. Perbedaan utamanya sendiri terletak di bagian muka dimana Propellerschlitten WH/WL mempunyai hidung yang lebih melingkar dan landai dibandingkan dengan NKL-6S/MR-42S
Hidung yang meruncing dan jendela yang setengah melingkar merupakan ciri khas dari desain Aerosan NKL-6/16S produksi Rusia dan MR-42/42S produksi Finlandia, sedangkan Propellerschlitten WH/WL produksi Jerman - yang merupakan penyederhanaan dari kedua jenis kendaraan ski berbaling-baling tersebut - lebih memilih untuk menggunakan desain hidung yang lebih kotak serta jendela berbentuk persegi empat yang lebih mudah untuk diproduksi
Sedikit foto yang memperlihatkan Aerosan Propellerschlitten WH/WL Jerman yang dilengkapi dengan senapan mesin MG34 kaliber 7,92mm. Tidak seperti Aerosan versi Rusia dan Finlandia yang menggunakan dudukan putar di bagian belakang, versi Jerman menggunakan metode yang lebih disederhanakan dengan menggunakan dudukan di depan dua lubang keluar persis di atas posisi supir dan komandan. Foto close-up yang diambil di bagian samping kanan (bawah) memperlihatkan dudukan senapan mesin dengan tiga opsi pemasangan. Balkenkreuz yang digunakan adalah dari tipe Luftwaffe
Aerosan berbentuk langka yang digunakan oleh pihak Luftwaffe. Tidak diketahui asal-usulnya, tapi tampaknya kendaraan ski berbaling-baling satu ini adalah hasil konversi, dan bagian depannya yang berbentuk seperti mobil sedan mewah menyiratkan bahwa dia adalah tunggangan para perwira tinggi untuk bepergian menembus salju tebal dari unit satu ke unit lainnya
Sebuah Panzerkampfwagen III Ausf.J, dengan cat kamuflase putih yang terlihat masih fresh, terlihat bergerak menyusuri sebuah jalan di sebuah lokasi yang tak diketahui namanya di Front Timur, ketika musim dingin sedang berlangsung. Di sebelah samping bagian turetnya, di wilayah persegi yang sengaja tidak ikut-ikutan dicat putih, tertulis nomor taktis yang kemungkinan terbaca "212" Wiro Sableng. Bila kita perhatikan, di bagian depan tercantol roda serta rantai cadangan. Selain itu, sambungan kubahnya telah dibor untuk mengakomodasi kait penarik. Panzer tersebut melewati sebuah kendaraan khusus musim dingin yang terinspirasi dari buatan Rusia, yang dinamakan sebagai Propellerschlitten WH/WL, yang ditarik oleh kuda poni. Versi Jerman dari Aerosan Soviet ini menampilkan simbol Balkenkreuz Wehrmacht di bagian hidungnya, sementara keseluruhan badannya telah pula dicat putih musim dingin
Sumber :
Buku "Aerosan: Soviet Aero-Sleighs of World War Two" karya Jim Kinnear
Buku "Panzer Vor: German Armor At War 1939-45" karya Frank V. De Sisto
Buku "Panzer Vor: German Armor At War 1939-45" karya Frank V. De Sisto
Foto koleksi pribadi Jochen Vollert
No comments:
Post a Comment