Monday, August 8, 2011

Foto Mayat Tokoh Third Reich

-1936-


SS-Brigadeführer Julius Schreck (13 Juli 1898 - 16 Mei 1936) adalah sopir sekaligus bodyguard pribadi Adolf Hitler, yang telah dengan setia mendampingi tuannya dalam suka dan duka dari sejak masa-masa awal Partai Nazi sampai dengan naik ke tampuk kekuasaan. Schreck juga tercatat sebagai salah seorang pendiri SA (Sturmabteilung) dan berperan aktif dalam pengembangannya. Beberapa tahun kemudian, di tahun 1925, dia menjadi pimpinan pertama SS (Schutzstaffel yang baru dibentuk). Pada musim semi tahun 1936 Schreck didiagnosa menderita meningitis (radang selaput otak), dan meninggal akibat penyakitnya tersebut pada bulan Mei 1936 di Münich. Schreck mempunyai kepribadian yang disukai oleh banyak orang, dan kematiannya membuat Hitler sangat berduka. Dia memerintahkan agar diadakan upacara pemakaman kenegaraan untuk bawahan sekaligus sahabat dekatnya tersebut, meskipun jabatan Schreck secara resmi hanyalah sebagai seorang supir pribadi!

-------------------------------------------------------------------------------

-1937-

 
 Charakter als Generalleutnant Richard Waenker von Dankenschweil (12 Desember 1876 - 22 Januari 1937) bergabung dengan Leib-Grenadier-Regiment Nr. 109 as sebagai Fahnenjunker tanggal 28 Juni 1895. Saat Perang Dunia Pertama pecah, Waenker menjadi perwira staff jenderal di XX. Armeekorps dengan pangkat Hauptmann. Sebagian besar karirnya dihabiskan sebagai perwira staff, dari zaman Kekaisaran Jerman sampai Reichswehr. Penempatan terakhirnya adalah sebagai Infanteriführer V di Stuttgart dari tanggal 1 Februari 1930 s/d 1 November 1930. Sang jenderal lahir dari pasangan Richard Waenker von Dankenschweil (1845-1925), Großherzoglich (Grand Duke) di Baden, dan Angelica Sautyer (1848-1914). Dia menikah dengan Marie Philomene tahun 1907 dan dikaruniai 3 putra (salah satunya meninggal dalam kecelakaan pesawat udara, sementara dua lagi gugur dalam Perang Dunia II). Foto di atas memperlihatkan upacara pemakaman Char. Generalleutnant Richard Waenker von Dankenschweil yang dilaksanakan pada bulan Januari 1937

-------------------------------------------------------------------------------

-1940-

 SS-Standartenführer Hans-Friedemann Goetze disemayamkan sebelum dikebumikan. Kommandeur SS-Totenkopf-Infanterie-Regiment 3 ini tewas secara instan ketika peluru yang ditembakkan oleh sniper Inggris menembus tubuhnya. Saat itu Goetze sedang memimpin resimennya dalam usaha penyelamatan resimen SS Standartenführer Heinz Bertling (SS-Totenkopf-Infanterie-Regiment 2) yang terputus dari induk pasukan dan terkepung musuh di dekat Le Paradis di Artois, Prancis, tanggal 27 Mei 1940. Foto di atas diambil dari buku "SS Totenkopf-Division - Damals - Erinnerungen an große Tage der SS Totenkopf-Division im französischen Feldzug 1940" terbitan tahun 1943 halaman 52 dengan caption asli berbunyi "Still liegt nun der Regimentskommandeur im Bett des französischen Bauernhauses. Er fiel im Kampf, inmitten seiner Kameraden. Ein Soldat wie jeder andere. Im leben wie im Sterben das Vorbild eines Kämpfers für den Führer" (Sang Komandan Resimen yang dibaringkan di ranjang sebuah rumah petani Prancis. Dia gugur dalam pertempuran, di tengah Kamerad-nya. Seorang prajurit seperti lainnya. Dalam kehidupan dan juga kematiannya, dia telah menjadi contoh seorang pemimpin petarung sejati)


General der Artillerie Hermann Ritter von Speck (8 Agustus 1888 - 15 Juni 1940) dilahirkan dengan nama Hermann Speck, dan merupakan anak dari seorang Generalmajor asal Bavaria yang bernama Maximilian Ritter von Speck. Dia kemudian mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang prajurit setelah bergabung sebagai Fahnenjunker di 3. Feldartillerie-Regiment "Prinz Leopold" pada tahun 1907. Speck ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia I dan, setelah aksinya yang mengarahkan tembakan artileri ke arah pasukan Prancis di Gellenoncourt sehingga membuat mereka menyerah, dia kemudian dianugerahi medali keberanian tertinggi Bavaria, Ritterkreuz des Militär-Max-Joseph-Ordens, pada tanggal 7 September 1914. Selain itu, Speck juga mendapat gelar kebangsawanan Bavaria, "Ritter von". Setelah perang usai, Speck bergabung dengan Freikorps yang bertempur melawan pemberontakan kaum komunis dan sosialis di kampung halamannya. Ketika Reichswehr dibentuk pada tahun 1919, dia termasuk satu dari 100.000 orang mantan prajurit Kekaisaran Jerman yang diikutsertakan. Karirnya makin menanjak, sampai menjadi komandan dari 33. Infanterie-Division (1 Maret 1938 - 29 April 1940), XXXXIII. Armeekorps (1 Mei 1940 - 31 Mei 1940), dan XVIII. Armeekorps (5 Juni 1940 - 15 Juni 1940). Pada tanggal 15 Juni 1940, Generalleutnant Speck tertembak oleh musuh dalam pertempuran di Pont-Sur-Yonne, Prancis, saat memimpin pasukannya di posisi terdepan. Dia meninggal beberapa jam kemudian akibat dari luka-lukanya. Speck tercatat sebagai satu-satunya jenderal Wehrmacht yang terbunuh dalam penyerbuan Jerman atas Prancis! Jenazahnya kemudian dipulangkan ke rumahnya di Mannheim, disemayamkan untuk sementara disana sebelum dipindahkan menggunakan kereta api ke Münich pada tanggal 18 Juni 1940. Upacara pemakaman dilaksanakan keesokan harinya di kompleks pemakaman disana yang terletak di dalam hutan. Sebagai penghargaan atas jasanya, Speck secara anumerta mendapatkan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 17 Oktober 1940, sebagai Generalleutnant dan Kommandierender General XVIII. Armeekorps. Dengan alasan yang tidak diketahui, Speck juga dipromosikan secara anumerta menjadi General der Artillerie pada tanggal 15 Desember 1944, berselang 4½ tahun setelah kematiannya! Pada tahun 2010, wartawan Jay Nordlinger mewawancarai anak perempuan Speck, yang kemudian mengklaim bahwa ayahnya telah dengan sengaja mencari kesempatan untuk gugur dalam pertempuran. "Berdasarkan kata putrinya, sang jenderal ingin mati, dan mencari cara agar keinginannya terpenuhi. Dia merasa bahwa dia tak dapat melanggar sumpahnya sebagai seorang prajurit militer dengan menyeberang ke pihak musuh. Sementara itu, keyakinan Katoliknya mencegah dia untuk melakukan bunuh diri - bunuh diri secara langsung, dapat dikatakan begitu. Jadi dia menempatkan dirinya di arah tembakan musuh. Dalam kata terakhirnya, dia tidak mengatakan "sampaikan cintaku pada keluargaku" - atau sesuatu seperti itu - melainkan hanya sekedar, "memang harus seperti ini jalannya..." (Salzburg Souvenirs part IV)

-------------------------------------------------------------------------------

 -1941-

 Jenazah SS-Standartenführer Hilmar Wäckerle (Kommandeur SS-Regiment "Westland" / SS-Division "Wiking") dibaringkan di atas usungan, menunggu untuk dievakuasi ke garis belakang. Dia terbunuh pada tanggal 2 Juli 1941, di hari kedua resimennya berpartisipasi dalam Unternehmen Barbarossa (penyerbuan Jerman ke Uni Soviet)! Sang Regimentskommandeur terbunuh ketika sedang membuka cupola tank T-34 - yang berhasil dilumpuhkan oleh anakbuahnya - untuk diinspeksi, tanpa menyadari bahwa masih ada awak tank yang masih hidup di dalamnya, yang kemudian menembaknya. Semasa hidupnya, Wäckerle sendiri terkenal sebagai seorang komandan yang luar biasa berani dan cenderung gegabah akan keselamatan dirinya, sebuah reputasi yang telah dia dapat dari masa Perang Dunia Pertama. Di tahun 1933 dia ditunjuk sebagai Komandan pertama Kamp Konsentrasi Dachau, hanya untuk diberhentikan oleh Himmler tak lama kemudian karena dianggap bertindak terlalu kejam terhadap orang-orang yang ditawan disana. Setelah dikembalikan kepada fungsi "alaminya" sebagai seorang komandan tempur, barulah Wäckerle menunjukkan potensi yang sebenarnya. Dalam berbagai pertempuran yang dilakoninya di kancah Perang Dunia II, unit Wäckerle selalu menderita korban lebih besar dari unit lainnya, tapi yang selalu pula menyelesaikan misi mereka dengan kemenangan. Puncaknya adalah dalam Pertempuran Grebbeberg, dimana Wäckerle dan anakbuahnya berhasil menguasai posisi pertahanan kuat Belanda, tapi dengan akibat dia terkena tembakan di punggung dan lengannya! Prestasinya tersebut diganjar dengan dua medali Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse sekaligus - yang biasanya diberikan secara berurutan - yang menunjukkan betapa luarbiasa apa yang telah dilakukannya! Bila saja dia tidak terbunuh di minggu-minggu pertama penyerbuan ke Rusia, tak ada yang meragukan bahwa dia akan menjadi salah satu komandan terpenting Waffen-SS dalam Perang Dunia II...

-------------------------------------------------------------------------------

-1942-


SS-Brigadeführer und Generalmajor der Polizei Dr.jur. Walter Stahlecker (10 Oktober 1900 – 23 Maret 1942) adalah Komandan Einsatzgruppe A yang biasa beroperasi di wilayah utara Front Timur. Unit di bawah pimpinannya tercatat sebagai satuan pembunuh SS paling brutal yang membantai sampai 250 ribu "orang-orang yang tak diinginkan" - seperti bangsa Yahudi, Gipsi dan Slav - hanya dalam periode beberapa bulan kepemimpinannya. Pada tanggal 22 Maret 1942 Stahlecker terkena tembakan di bagian kaki saat memimpin anakbuahnya dalam pertempuran melawan Partisan Komunis Rusia di wilayah Krasnogvardeysk, Uni Soviet. Tak diyana, luka-lukanya ternyata menembus arteri sehingga menimbulkan pendarahan hebat. Para petugas rumah sakit di Riga, Latvia, tak mampu menanganinya sehingga sang Komandan buru-buru diberangkatkan ke Praha, Cekoslowakia, untuk menemui keluarganya. Terlambat. Hanya berselang satu hari, Stahlecker modar akibat kekurangan darah di dalam pesawat transport medis Junkers Ju 52 yang membawanya. Upacara pemakaman untuk menghormatinya kemudian diadakan di Kastil Hradcany di Praha pada tanggal 26 Maret 1942. Hanya berselang kurang dari tiga bulan setelah kematiannya, Kastil yang sama digunakan lagi sebagai lokasi persemayaman tokoh Nazi lain yang jauh lebih brutal dan terkenal: Reinhard Heydrich


Hauptmann Hans-Joachim Marseille. Tewas tanggal 30 September 1942 saat bail-out dari pesawatnya dan kemudian parasutnya tak terbuka. Jagoan Luftwaffe dengan 158 kemenangan udara

-------------------------------------------------------------------------------

 -1943-

Jenazah Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz) dari Fallschirmjäger, Hauptmann Horst Kerfin, dibaringkan di atas peti dengan hamparan daun cemara berselimutkan bendera swastika, sebelum dikebumikan di lubang yang telah disediakan, yang digali di tengah putihnya salju di sekelilingnya. Kerfin gugur dalam pertempuran melawan Tentara Merah di Alexeyevka, Uni Soviet, pada tanggal 22 Januari 1943. Dia mendapatkan medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 24 Mei 1940 dalam aksi penyerbuan pasukan Jerman di Belanda (saat itu dia berpangkat Oberleutnant dan menjabat sebagai Zugführer di 11.Kompanie / Fallschirmjäger-Regiment 1)

-------------------------------------------------------------------------------

-1944-


 
 
 
Jenazah General der Artillerie Wilhelm Stemmermann yang ditemukan oleh pasukan Soviet di lembah Shanderovka tak lama setelah usaha terobosan yang gagal dari pasukan Jerman yang terkepung di Kantong Cherkassy. Mengenai hal ini Marsekal Zhukov berkomentar: "Aku tak pernah melihat sebelumnya, dan juga setelahnya, begitu banyak mayat yang tersebar di wilayah yang begitu kecilnya. Pihak Jerman telah melakukan usaha terobosan yang sia-sia... Kami sendiri tak pernah merencanakan pertumpahan darah sebrutal ini sebelumnya." Ribuan mayat, baik dari pihak Jerman maupun Soviet, dikuburkan di sebuah pemakaman massal meskipun secara terpisah. Kuburan pihak Rusia kemudian diberi tanda dengan sebuah monumen yang megah bahkan sebelum perang berakhir, sementara kuburan Jerman tetap tak diberi tanda apa-apa. Pengecualian adalah untuk kuburan jenderal Stemmermann. Berdasarkan keterangan dari Mayor Kampov yang merupakan salah seorang staff dari Marsekal Konev, jenazahnya ditemukan di sebuah balka di sebelah rongsokan mobil staff Jerman di pinggiran Zhurzhintsy. Kampov mengenang: "Stemmermann telah mati ketika kami menemukannya. Aku menemukan mayatnya tergeletak disana. Orang-orang kami kemudian memindahkannya ke sebuah meja kayu sederhana di sebuah gudang. Disanalah dia terbaring, lengkap dengan medali dan penghargaannya. Dia adalah orangtua bertubuh kecil dengan rambut yang mulai memudar warnanya. Dia pastilah seorang pelajar Korps di masa mudanya, karena di salah satu bagian pipinya terdapat codet besar yang merupakan bekas luka dalam duel. Untuk sesaat kami meragukan identitasnya: mungkin seorang prajurit biasa yang dipakaikan seragam jenderal. Tapi semua kertas-kertas identitas Stemmermann terdapat di jenazahnya.. kami memakamkannya secara wajar, sementara yang lainnya dibuang ke dalam sebuah lubang. Bila kami memilih untuk membuat sebuah kuburan untuk tiap-tiap orang, dan kami pun tidak melakukan hal tersebut pada orang-orang di pihak kami, maka kami membutuhkan ratusan penggali kubur di Korsun untuk melakukannya... sementara tak ada waktu lagi yang tersisa. Tapi seorang jenderal yang mati tidaklah terjadi tiap hari, sehingga kami dapat memberikan pemakaman yang sepantasnya." Sisa-sisa dari Stemmermann ditempatkan di sebuah peti seadanya yang terbuat dari kayu pinus dan kemudian dikebumikan di sebuah lokasi pemakaman kecil di desa Brane Polye, beberapa kilometer dari tempat dia gugur


 Foto yang diambil tanggal 29 Juli 1944 oleh Pete Logerfo (komandan tank Sherman dari 67th Armored Regiment / 2nd Armored Division) ini memperlihatkan persimpangan dimana SS-Obersturmbannführer Christian Tychsen terbunuh bersama dengan supirnya SS-Rottenführer Rolf Lemke. Disini kita bisa melihat dengan jelas mobil Kübelwagen yang mereka tumpangi di hari sial itu, sementara mayat Tychsen sendiri diduga kuat tergeletak tak jauh di sampingnya (gundukan hitam sedikit di seberang jalan, di atas helm prajurit Amerika yang menghadap kamera di tengah). Dia terbunuh di Normandia ketika Kübelwagen yang ditumpanginya (bersama dengan Ordonnanzoffizier SS-Obersturmführer Joachim Frotscher dan supir SS-Rottenführer Rolf Lemke) salah jalan masuk ke wilayah musuh sehingga mendapat tembakan gencar dari tank Amerika, malam tanggal 28-29 Juli 1944. Tychsen meninggal seketika setelah tertembus peluru di leher dan bahunya, begitu juga dengan supirnya, sementara Frotscher berhasil selamat dan melarikan diri dengan pelor bersarang di pantatnya! Awak tank yang menembakinya kemudian mengambil semua medali dan kartu identitas Tychsen sehingga dia dikuburkan sebagai prajurit tak bernama (meskipun akhirnya berhasil teridentifikasi pada tahun 1968 dan dimakamkan kembali dengan selayaknya)!


Ini adalah foto yang terkenal yang memperlihatkan Generalmajor Friedrich Kussin terkapar mati di mobilnya tanggal 17 September 1944. Kussin adalah komandan Feldkommandantur 642 di wilayah Arnhem yang bertanggungjawab atas tempat-tempat vital (jembatan, pembangkit listrik dsb) di wilayah Arnhem. Ketika pasukan payung Sekutu melakukan penyerbuan mendadak di wilayah tersebut, Kussin langsung memutuskan untuk pergi ke front langsung demi mengetahui situasi sebenarnya yang terjadi setelah kehilangan kontak dengan prajurit Jerman yang bertahan di barat kota tersebut. Dia berangkat menggunakan mobil staff Citroën bersama dengan supirnya, Gefreiter Josef Willeke dan ajudan Unteroffizier Max Köster melalui Utrechtseweg. Setelah bertemu dengan SS- Hauptsturmführer Josef ‘Sepp' Krafft dari SS-Panzergrenadier-Ausbildungs und Ersatz-Battalion 16, Kussin pulang kembali ke markasnya dengan janji akan memberikan balabantuan. Krafft mengingatkan sang jenderal untuk mengambil jalan pulang ke arah utara dan tidak mengambil jalan pulang yang sama di jalur selatan karena kemungkinan besar pasukan parasut Inggris sudah menguasainya. Dengan alasan yang tidak diketahui, Kussin mengabaikan peringatan tersebut dan tetap menyusuri Utrehctseweg. Di tengah perjalanan, mobilnya berpapasan dengan pasukan pelopor dari 3rd Parachute Battalion Inggris, yang langsung menembaki pihak Jerman dengan rentetan senapan mesin. Ketiga penumpangnya langsung tewas seketika, termasuk Kussin. Di foto atas tampak bahwa kulit kepala sang jenderal telah terlepas dari kepalanya. Telah diketahui bahwa ada orang yang memang berusaha menguliti Kussin walaupun bukan pasukan parasut Inggris yang melakukannya


Mayat Gefreiter Josef Willeke, supir Friedrich Kussin yang tergeletak di samping mobilnya. Tampaknya dia berusaha untuk balas menembak pasukan parasut Inggris dengan senapannya, hanya saja musuhnya lebih cepat. Begitu antusiasnya prajurit-prajurit Inggris memberondong rombongan Kussin sehingga dibutuhkan perintah dari komandan mereka untuk menghentikannya! Baru diketahui kemudian bahwa salah satu korban mereka adalah "top notch" Jerman, komandan di wilayah tersebut!


Jenazah Generalfeldmarschall Erwin Rommel terbaring di peti matinya bersama dengan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwerter und Brillanten yang diraihnya tanggal 11 Maret 1943. Dia tidak dikuburkan bersama semua medalinya karena semua itu telah dilepaskan terlebih dahulu sebelum dikremasi. Upacara penguburan yang sesungguhnya memperlihatkan seorang perwira Wehrmacht membawa guci berisi abu jenazah Rommel ke lokasi penguburan sehari sesudah upacara resmi yang dihadiri oleh Generalfeldmarschall Gerd von Rundstedt. Rommel sendiri meninggal setelah dipaksa minum racun sianida karena dituduh terlibat dalam konspirasi bom 20 Juli 1944

-------------------------------------------------------------------------------

-1945-

Jenazah Generalmajor Ernst Gonell sedang diidentifikasi oleh pasukan Soviet dengan bantuan jenderal Jerman lain yang sama-sama bernama Ernst, Generalmajor Ernst Mattern. Keduanya adalah komandan Festung Posen, dan Gonell memutuskan untuk bunuh diri tanggal 23 Februari 1945 saat gerak maju tentara Rusia sudah tak tertahankan lagi. Gonell adalah seorang fanatik Nazi sehingga bunuh dirinyapun di atas bendera swastika!


Mayat Generalmajor Friedrich-Wilhelm Deutsch dari Luftwaffe yang terbaring tak bernyawa di dekat markasnya di Wesel, 27 Maret 1945. Terdapat beberapa versi akan penyebab kematian jenderal ini. Salah satunya menyebut bahwa dia gugur saat memimpin anakbuahnya dalam serangan balik terhadap pasukan Komando Inggris yang menyerbu markasnya. Sumber resmi Inggris sendiri menyebutkan bahwa dia terbunuh dalam pemboman. Versi ketiga dan lebih jelas datang dari Philip Pritchard yang berasal dari No.6 Commando: "Di tengah pertempuran, saat kami melewati Wesel, kami menemukan seorang Kopral Komando yang sedang menggali kuburan sendirian di taman. Ini terlihat aneh dan kami menanyakan kepadanya mengapa dia melakukan hal itu. Dia berkata bahwa unitnya sedang menggeledah sebuah rumah saat mereka bertemu dengan seorang perwira tinggi Jerman. Sang Lance-Corporal langsung berteriak "angkat tangan!", tapi si Jerman menjawab, "Aku jenderal Deutsch, dan aku hanya akan menyerah pada perwira yang berpangkat sama denganku." Si Kopral marah mendengar ini dan berkata, "Well, ini akan menyamakanmu.." sambil menembakkan tommy-gun-nya terhadap si jenderal. Brigadier Derek Mills-Roberts (komandan unit) begitu murka mendengar hal ini, dan sebagai hukumannya dia memerintahkan agar si Kopral menguburkan sang jenderal yang telah dibunuhnya!"


Stadtkämmerer (Bendahara) Leipzig yang bernama Dr. Ernst Kurt Lisso beserta istrinya Renate Stephanie Lisso (née Lübbert) dan putri mereka yang berusia 20 tahun Regina Lisso melakukan bunuh diri secara berbarengan di Neues Rathaus (Aula Kota Baru) tanggal 18 April 1945 sebelum pasukan Amerika tiba. Bunuh diri tersebut dilakukan dengan menggunakan kapsul sianida. Berita lengkapnya bisa dilihat DISINI!


Volksturm-Kreisstabsführer-Bataillonsführer bernama Kurt Walter Dönicke dari Leipzig ini tampaknya merupakan pengagum berat dari Adolf Hitler, sampai-sampai saat bunuh diri pun (18 April 1945) poster besar Sang Führer ikut tergeletak di sampingnya! Di beberapa buku dan website dia disebutkan sebagai Gauleiter, SA-Sturmbannführer, jenderal Wehrmacht, SS, dan sebangsanya (foto ini sangat terkenal, sodara-sodara!). Cukuplah bahwa dia adalah perwira Volkssturm dengan melihat pita lengan di tangannya yang bertuliskan "Deutscher Volkssturm Wehrmacht"! BTW, www.stadtgeschichtliches-museum-leipzig.de menyebutkan namanya sebagai Paul Strobel (yang sama-sama bunuh diri di hari yang sama), tapi saya lebih memilih pendapat dari majalah "After The Battle" edisi 136 karena berkesesuaian dengan pangkat si bunuhdiriman!


 Foto ini pertama kali dipublikasikan oleh Kementerian Propaganda Uni Soviet dan kemudian beredar luas di media massa untuk menunjukkan bukti bahwa Adolf Hitler telah terbunuh. Sebenarnya ini bukanlah Hitler melainkan Gustav Weler, orang yang ditunjuk sebagai Doppelgänger (badan ganda) dari sang Führer, karena kemiripan wajah dan tubuhnya. Weler dibunuh pada tahun 1945 oleh para bodyguard Hitler dari RSD (Reichssicherheitsdienst) untuk mengecoh pasukan Rusia yang mengepung Berlin pada saat itu. Seperti sudah bisa diduga, tentara Stalin kemudian menemukannya. Setelah dilakukan otopsi rutin, jenazahnya kemudian dikebumikan di Finow, hanya untuk dibongkar kembali beberapa bulan kemudian dan dipindahkan ke Rathenau. Pada bulan Januari 1946 sisa-sisa kerangka Hitler eh Weler dimakamkan di Westerndstrasse 32-36 (sekarang bernama Klasenerstrasse), di halaman markas SMERSH Soviet lokal di Magdeburg. Sudah berakhir riwayatnya? Belum, karena setelah berselang 25 tahun, pada tahun 1970 pihak Rusia membongkar kembali makamnya dan kemudian membakar apa yang masih tertinggal lalu menyebarkannya ke saluran pembuangan kota! Versi cerita ini dibantah oleh sejarawan W. Hugh Thomas, yang melaporkan pada tahun 1996 bahwa Weler ditemukan masih hidup seusai Perang Dunia II, dan bahwa tentara Sekutu bahkan pernah menginterogasinya tak lama setelah keruntuhan Berlin di bulan Mei 1945


Mayat Reichskanzler Joseph Goebbels yang terbakar hangus dipertontonkan pada pihak Sekutu. Dia mati bunuh diri bersama dengan istrinya, Magda Ritschel, pada tanggal 1 Mei 1945 di Berlin setelah terlebih dahulu membunuh kelima anak mereka dengan racun! Sehari sebelumnya (30 April), dia baru saja diangkat sebagai Reichskanzler menggantikan Hitler yang terlebih dahulu mati bunuh diri. Depresi berat karena kehilangan orang yang sangat dipujanya, Goebbels dan istrinya memutuskan untuk mengikuti jejak pemimpin mereka. Ada beberapa versi mengenai proses kematian pasangan suami-istri fanatik ini, tapi yang paling populer adalah bahwa Goebbels terlebih dahulu menembak istrinya di halaman Reichskanzlei sebelum menembak dirinya sendiri. Mayatnya kemudian dibakar oleh ajudannya, SS-Hauptsturmführer Günther Schwägermann. Sayangnya, proses pembakaran itu tidak sempurna sehingga jasad Goebbels masih bisa dikenali beberapa hari kemudian saat pihak Soviet telah menduduki kota Berlin


 Konrad Henlein adalah Reichsstatthalter Sudetenland (Cekoslowakia) yang menempati jabatannya dari tanggal 1 Mei 1939 s/d 8 Mei 1945. Meskipun sangat peduli pada kepentingan masyarakat keturunan Jerman yang berada di bawah kendalinya, dia dikenal luar biasa anti pada orang-orang Yahudi dan Ceko yang tinggal di Sudetenland, dan menganggap mereka sebagai sekelompok warganegara kelas dua yang hanya bertugas untuk melayani tuan Jermannya saja. Pada tanggal 8 Mei 1945 dia ditangkap oleh pasukan Amerika, dan dikurung di sebuah barak di Pilsen yang dialihfungsikan menjadi penjara. Hanya berselang dua hari kemudian, Henlein bunuh diri dengan menggores urat nadinya menggunakan pecahan botol. Dia kemudian dikebumikan di sebuah kuburan tak bernama di komplek pemakaman pusat Pilsen


Generaladmiral Hans-Georg von Friedeburg adalah pengganti Karl Dönitz sebagai Panglima U-boat Nazi Jerman setelah sang Großadmiral menjadi Reichspräsident menggantikan Hitler. Beberapa hari kemudian Jerman menyerah, dan kekalahan ini membuat Friedeburg begitu depresi. Tanggal 23 Mei 1945, dalam ruang tahanan Inggris di Plön, dia membunuh dirinya dengan racun. Ini adalah hari yang sama dimana Pemerintahan Flensburg dibubarkan dan anggota-anggotanya ditangkap. Uniknya, jauh-jauh hari dari sejak tahun 1944 Friedeburg sudah berkata kepada teman-temannya bahwa manakala Jerman kalah perang, maka tak ada keputusan lain yang akan diambilnya selain bunuh diri!


Reichsführer-SS Heinrich Himmler setelah menjadi mayat. Dia bunuh diri dengan menelan kapsul sianida yang ada di mulutnya saat diminta untuk telanjang dan menunggu kedatangan dokter Inggris yang akan melakukan pemeriksaan medis seluruh badan terhadapnya. Setelah mati dan saat difoto kemudian, mereka memakaikan seragam tentara Inggris demi alasan kepatutan. Ini menjelaskan mengapa dari beberapa foto yang dikeluarkan oleh Pathé News film pada saat kematian Himmler, tidak ada satupun yang memperlihatkan foto seluruh badan!


Jenazah Heinrich Himmler terbaring di lantai di Markas British 2nd Army tak lama setelah dia bunuh diri tanggal 23 Mei 1945. Dia kemudian dikuburkan di sebuah kuburan tak bertanda di dekat Lüneburg


Pada akhir Perang Dunia II, jejak SS-Gruppenführer Odilo Globocnik yang menghilang berhasil diketahui oleh unit kavaleri lapis baja Inggris, 4th Queen's Own Hussars, di Möslacher Alm yang berhadapan dengan Weissensee tanggal 31 Mei 1945. Inggris lalu membawa jenderal SS yang terkenal brutal ini ke Paternion untuk diinterogasi. Tapi sayang, pada sekitar jam 11.30 siang di hari yang sama Globocnik keburu bunuh diri dengan menelan pil sianida. Jenazahnya kemudian dibawa untuk dikebumikan di halaman gereja terdekat, tapi ternyata sang pendeta menolak mayat "orang semacam itu" dikuburkan di lingkungan gerejanya! Akhirnya sebuah liang kubur digali di luar gereja dekat dinding terluar dan Globocnik pun dikebumikan tanpa upacara

-------------------------------------------------------------------------------

-1946-


Mayat mantan Höhere SS- und Polizeiführer Bohemia und Moravia, SS-Obergruppenführer Karl-Hermann Frank, setelah diotopsi oleh dokter forensik dan ahli patologi Oldrich Navarra. Ironisnya, istri dari Oldrich adalah orang yang membantu membawa Reinhard Heydrich ke rumah sakit setelah usaha percobaan pembunuhan atas dirinya tanggal 27 Mei 1942! Kemungkinan foto ini dibuat sebelum penguburannya. Perhatikan bahwa isi perutnya telah diangkat untuk keperluan penelitian patologi, meskipun pemeriksaan post-mortem penuh belumlah dilaksanakan karena tidak adanya bekas jahitan di kepalanya dimana biasanya tengkorak si mayat dibuka untuk memindahkan otaknya demi kepentingan pemeriksaan. Karl-Hermann Frank sendiri mati di tiang gantungan tanggal 22 Mei 1946


Jenazah Gubernur-Jenderal Nazi di Polandia Hans Frank setelah digantung, 16 Oktober 1946


Jenazah Reichsminister Wilhelm Frick setelah digantung, 16 Oktober 1946


Jenazah Reichsmarschall Hermann Göring yang mati bunuh diri dengan menelan kapsul sianida sebelum digantung tanggal 16 Oktober 1946


Jenazah Generaloberst Alfred Jodl setelah digantung, 16 Oktober 1946


Jenazah Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel setelah digantung, 16 Oktober 1946


Jenazah Reichsminister Alfred Rosenberg setelah digantung, 16 Oktober 1946


Jenazah Reichskommissar Arthur Seyß-Inquart setelah digantung, 16 Oktober 1946




Sumber :
Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille: The Life Story of the Star of Africa" karya Franz Kurowski

Buku "Hell's Gate: The Battle of the Cherkassy Pocket January-February 1944" karya Douglas E. Nash

Buku "SS Totenkopf-Division - Damals - Erinnerungen an große Tage der SS Totenkopf-Division im französischen Feldzug 1940" 
Buku "The Conquest of the Reich" karya Robin Neillands
Buku
"The Field Men" karya French L. MacLean
Foto koleksi pribadi Michal "Goofy"
www.commons.wikimedia.org
 
www.defendingarnhem.com
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.naziwarcrimes.wordpress.com
www.tomclarkblog.blogspot.com
 
www.wehrmacht-awards.com
www.zonecenter.ru

6 comments:

Unknown said...

Wih, blognya bagus, detail banget ulasanya...

Unknown said...

Makasih om bro atas infonya... lanjutkanan bllognyya

Unknown said...

Mantap..mein kamf..

cucu korban jepang said...

Mksh Gan , Sdh Mnambah Pengetahuan Saya ... Moga makin Jaya

Anonymous said...

And you begin to wonder - why no photo of Hitler...?

Wisatabandoeng said...

Foto jenderal hans krebs dan burgdof yang bunuh diri di bunker gak ada yah