Junkers Ju 88 “T5+BU” (kemungkinan tipe A-4) dari 1.Staffel / ObdL (Oberbefehlshaber der Luftwaffe). Foto ini diambil di lapangan udara Bad Zwischenahn pada bulan Maret atau April 1941. Staffel tersebut pindah ke Bad Zwischenahn di akhir bulan Januari, saat masih dilengkapi dengan pesawat-pesawat Heinkel He 111. Dalam tiga minggu pertama bulan Maret, mereka beralih ke Ju 88. Staffel ini mempunyai kekuatan standar sebanyak 9 pesawat. Untuk dapat memungkinkan melakukan perjalanan jauh melintasi Laut Utara atau Laut Arktik, maka jangkauannya pun harus ditambah. Hal ini dilakukan dengan mengorbankan bagian ventral gondola bersama dengan dudukan MG di bagian belakang. Ketiadaan senjata defensif di bagian ekor serta bawah ini membuat 1. Staffel harus kehilangan beberapa pesawatnya, yang menjadi korban keganasan pesawat-pesawat pemburu Inggris. Perhatikan lambang Westa 1./ObdL serta huruf tunggal pesawat “B”, yang dicat hitam di bagian badan pesawat serta hijau di bagian atas sayap. Kode unit “T5+...U” digunakan oleh Staffel ini sampai dengan pertengahan bulan Januari 1942, sebelum diganti menjadi “D7+...H”. Perhatikan pula bahwa di latar belakang sedang berlangsung proses kamuflase di sekeliling bandara Bad Zwischenahn, demi untuk menyamarkannya dari bomber-bomber Sekutu. Dinding untuk melindungi pesawat dari pecahan bom serta frame untuk menahan jaring kamuflase telah selesai dibuat, sementara jaringnya sendiri belum lagi dipasang
Salah satu dari awak Kampfgeschwader 51 yang paling sukses dan terkenal, berpose di depan pesawat Junkers Ju 88A-4 Werknummer 1046 "9K + KH" andalan mereka. Dari kiri ke kanan: Oberleutnant Matthias "teddy" Schwegler (Staffelkapitän 1./KG 51), Oberfeldwebel Hans-Georg Lubrich (Bordfunker 1./KG 51) dan Oberfeldwebel Hermann Görres (Bombenschütze 1./KG 51). Schwegler dan dua orang awaknya yang setia tersebut tetap terbang bersama sampai gugur tanggal 18 April 1945
Oberleutnant Werner Baumbach (Staffelkapitän 5.Staffel / II.Gruppe / Kampfgeschwader 30 "KG 30) berdiri di depan pesawat pembom Junkers Ju 88 A-4. Sepanjang karirnya sebagai pilot Luftwaffe, Baumbach tercatat menerbangkan pesawat-pesawat ini: Junkers Ju 88 A-5 (Werknummer 0265) "4D + ?N" (rusak parah tanggal 24 Oktober 1940 saat mendarat darurat di Gilze-Rijen dengan awaknya terluka), Junkers Ju 88 A-4 "4D+DD" di Kampfgeschwader 30; serta Focke-Wulf Fw 200 dan Junkers Ju 188 di Kampfgeschwader 200
Hauptmann Werner Baumbach (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Kampfgeschwader 30 "Adler") di dalam kokpit pesawat Junkers Ju 88 A-4 yang biasa dia pilot dalam misi-misi pengeboman di atas samudera. Di sebelah kanan adalah Beobachter (Observer) setianya, Oberfeldwebel Wilhelm Braun. Pada awalnya posisi Beobachter lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan sang pilot sendiri dan biasanya dipilih dari pilot berpengalaman di masa sebelum perang. Hal ini berubah ketika Pertempuran Britania pecah dan Luftwaffe kehilangan banyak penerbang berpengalaman. Akhirnya posisi Beobachter diisi oleh rekrutan muda sementara penerbang-penerbang yang mempunyai jam terbang cukup difungsikan sebagai pilot. Untuk mencegah lebih banyaknya korban di kalangan "experten", dari sejak Pertempuran Britania Luftwaffe bahkan mengeluarkan peraturan bahwa tidak boleh ada lebih dari satu perwira dalam satu pesawat pembom!
Hauptmann Erich Baumgartl (24 Oktober 1918 - 12 Juli 1944) bergabung dengan Luftwaffe tanggal 1 November 1938. Dia ditempatkan di Kampfgeschwader 55 (KG 55) "Greif" tanggal 14 April 1941 saat berpangkat Leutnant. Sampai dengan bulan Oktober 1941 dia telah terlibat dalam 72 misi tempur di Front Timur menggunakan pesawat Heinkel He 111. Pada bulan April 1943 jumlah misinya telah menanjak jauh menjadi 262, yang sebagian besarnya berupa misi pengeboman terhadap target darat dan laut di wilayah pantai Laut Hitam. Baumgartl juga ikut berpartisipasi dalam misi di atas Stalingrad yang terkepung. Dia membuktikan diri sebagai pilot pembom yang luar biasa. Sebagai contoh adalah dalam satu misi dimana dia membombardir sebuah konvoy artileri bermotor Soviet yang memungkinkan pasukan darat Wehrmacht merebut dan mempertahankan sebuah bukit yang strategis. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 31 Juli 1943 sebagai Oberleutnant dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Kampfgeschwader 55 (KG 55) "Greif" / IV.Fliegerkorps / Luftflotte 4. Staffel-nya kemudian berganti nama menjadi 9./LG 1 dan Baumgartl tetap dipercaya memimpin unit tersebut. Pada tanggal 17 Februari 1944 dia didapuk menjadi Gruppenkommandeur I./KG 30 yang beroperasi di Front Barat dan menggunakan pesawat Junkers Ju 88 sebagai senjata utamanya. Di malam tanggal 11-12 Juli 1944, dalam misi pengeboman pantai Sekutu di Teluk Seine, Ju 88 S-3 "4D+AH" (Werknummer 330406) yang dipiloti oleh Baumgartl ditembak oleh pesawat pemburu malam Inggris di dekat Rouen dan jatuh di barat-laut Barentin dekat jalan ke Bouville. Hanya operator radio - yang tidak diketahui namanya - yang selamat setelah terjun menggunakan parasut, sementara sisa awaknya (pilot Hauptmann Erich Baumgartl, observer Feldwebel Fritz Pleger dan gunner Unteroffizier Karl Cyrus) tewas bersama dengan pesawat mereka yang hancur. Jenazah mereka kemudian dikebumikan di Deutscher Soldatenfriedhof Beauvais. Selama karirnya Baumgartl telah terlibat dalam 350 misi tempur dengan 334 diantaranya dilakukan di Front Timur. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (20 April 1942); Deutsches Kreuz in Gold (27 Juli 1942); serta Frontflugspange für Kampfflieger in Gold. Foto ini diambil pada musim gugur tahun 1943 dimana Baumgartl bersandar pada sebuah pesawat Junkers Ju 88 dari 9.Staffel / Lehrgeschwader 1 yang beberapa saat sebelumnya melakukan pendaratan darurat
Salah satu dari awak Kampfgeschwader 51 yang paling sukses dan terkenal, berpose di depan pesawat Junkers Ju 88A-4 Werknummer 1046 "9K + KH" andalan mereka. Dari kiri ke kanan: Oberleutnant Matthias "teddy" Schwegler (Staffelkapitän 1./KG 51), Oberfeldwebel Hans-Georg Lubrich (Bordfunker 1./KG 51) dan Oberfeldwebel Hermann Görres (Bombenschütze 1./KG 51). Schwegler dan dua orang awaknya yang setia tersebut tetap terbang bersama sampai gugur tanggal 18 April 1945
Oberleutnant Werner Baumbach (Staffelkapitän 5.Staffel / II.Gruppe / Kampfgeschwader 30 "KG 30) berdiri di depan pesawat pembom Junkers Ju 88 A-4. Sepanjang karirnya sebagai pilot Luftwaffe, Baumbach tercatat menerbangkan pesawat-pesawat ini: Junkers Ju 88 A-5 (Werknummer 0265) "4D + ?N" (rusak parah tanggal 24 Oktober 1940 saat mendarat darurat di Gilze-Rijen dengan awaknya terluka), Junkers Ju 88 A-4 "4D+DD" di Kampfgeschwader 30; serta Focke-Wulf Fw 200 dan Junkers Ju 188 di Kampfgeschwader 200
Hauptmann Werner Baumbach (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Kampfgeschwader 30 "Adler") di dalam kokpit pesawat Junkers Ju 88 A-4 yang biasa dia pilot dalam misi-misi pengeboman di atas samudera. Di sebelah kanan adalah Beobachter (Observer) setianya, Oberfeldwebel Wilhelm Braun. Pada awalnya posisi Beobachter lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan sang pilot sendiri dan biasanya dipilih dari pilot berpengalaman di masa sebelum perang. Hal ini berubah ketika Pertempuran Britania pecah dan Luftwaffe kehilangan banyak penerbang berpengalaman. Akhirnya posisi Beobachter diisi oleh rekrutan muda sementara penerbang-penerbang yang mempunyai jam terbang cukup difungsikan sebagai pilot. Untuk mencegah lebih banyaknya korban di kalangan "experten", dari sejak Pertempuran Britania Luftwaffe bahkan mengeluarkan peraturan bahwa tidak boleh ada lebih dari satu perwira dalam satu pesawat pembom!
Hauptmann Erich Baumgartl (24 Oktober 1918 - 12 Juli 1944) bergabung dengan Luftwaffe tanggal 1 November 1938. Dia ditempatkan di Kampfgeschwader 55 (KG 55) "Greif" tanggal 14 April 1941 saat berpangkat Leutnant. Sampai dengan bulan Oktober 1941 dia telah terlibat dalam 72 misi tempur di Front Timur menggunakan pesawat Heinkel He 111. Pada bulan April 1943 jumlah misinya telah menanjak jauh menjadi 262, yang sebagian besarnya berupa misi pengeboman terhadap target darat dan laut di wilayah pantai Laut Hitam. Baumgartl juga ikut berpartisipasi dalam misi di atas Stalingrad yang terkepung. Dia membuktikan diri sebagai pilot pembom yang luar biasa. Sebagai contoh adalah dalam satu misi dimana dia membombardir sebuah konvoy artileri bermotor Soviet yang memungkinkan pasukan darat Wehrmacht merebut dan mempertahankan sebuah bukit yang strategis. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 31 Juli 1943 sebagai Oberleutnant dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Kampfgeschwader 55 (KG 55) "Greif" / IV.Fliegerkorps / Luftflotte 4. Staffel-nya kemudian berganti nama menjadi 9./LG 1 dan Baumgartl tetap dipercaya memimpin unit tersebut. Pada tanggal 17 Februari 1944 dia didapuk menjadi Gruppenkommandeur I./KG 30 yang beroperasi di Front Barat dan menggunakan pesawat Junkers Ju 88 sebagai senjata utamanya. Di malam tanggal 11-12 Juli 1944, dalam misi pengeboman pantai Sekutu di Teluk Seine, Ju 88 S-3 "4D+AH" (Werknummer 330406) yang dipiloti oleh Baumgartl ditembak oleh pesawat pemburu malam Inggris di dekat Rouen dan jatuh di barat-laut Barentin dekat jalan ke Bouville. Hanya operator radio - yang tidak diketahui namanya - yang selamat setelah terjun menggunakan parasut, sementara sisa awaknya (pilot Hauptmann Erich Baumgartl, observer Feldwebel Fritz Pleger dan gunner Unteroffizier Karl Cyrus) tewas bersama dengan pesawat mereka yang hancur. Jenazah mereka kemudian dikebumikan di Deutscher Soldatenfriedhof Beauvais. Selama karirnya Baumgartl telah terlibat dalam 350 misi tempur dengan 334 diantaranya dilakukan di Front Timur. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (20 April 1942); Deutsches Kreuz in Gold (27 Juli 1942); serta Frontflugspange für Kampfflieger in Gold. Foto ini diambil pada musim gugur tahun 1943 dimana Baumgartl bersandar pada sebuah pesawat Junkers Ju 88 dari 9.Staffel / Lehrgeschwader 1 yang beberapa saat sebelumnya melakukan pendaratan darurat
Sumber :
Buku "Die Ritterkreuzträger der Kampfflieger (Knights Cross Holders of the Bombers)" karya Jochen Kaiser
Buku "Kampfgeschwader Edelweiss: The History of a German Bomber Unit 1939-1945" karya Wolfgang Dierich
Majalah "Luftwaffe im Focus" No.1 terbitan tahun 2002
www.luftfahrtverlag-start.de
Majalah "Luftwaffe im Focus" No.1 terbitan tahun 2002
www.luftfahrtverlag-start.de
No comments:
Post a Comment