Pasukan
terjun payung Jerman dari Fallschirmjäger-Regiment 1 (FJG 1)
beristirahat untuk menggalang kekuatan kembali demi menghadapi
kemungkinan serangan balasan musuh di lapangan terbang Fornebu, Bærum
(Norwegia), bulan April 1940. Beberapa saat sebelumnya mereka berhasil
merebut wilayah sekitarnya dari tangan pasukan yang bertahan selama
berlangsungnya Unternehmen Weserübung (Operasi Latihan-Weser) - invasi
militer Jerman atas Norwegia. Pada tanggal 9 April 1940 pasukan
Wehrmacht menyerang secara bersamaan negara Denmark dan Norwegia.
Memegang kendali atas Norwegia merupakan hal yang penting bagi Hitler
karena tiga alasan: mengamankan pantai utara sebagai bagian dari benteng
pertahanan Atlantik; sebagai pangkalan dari unit-unit angkatan laut
(termasuk U-boat yang mentargetkan jalur lalulintas pelayaran Sekutu di
Atlantik Utara), serta mengamankan pasokan bijih besi dari Swedia
melalui pelabuhan Narvik. Foto diambil oleh Willi Ruge
Generalleutnant Kurt Student (Kommandeur 7. Flieger-Division) menginspeksi para mantan anggota Sturmgruppe "Stahl" / Sturm-Abteilung "Koch" yang masih hidup setelah penyerbuan Eben-Emael sekaligus memberi selamat pada mereka yang telah mendapatkan medali, tanggal 16 Mei 1940. Dari kiri ke kanan: Major Walter Koch (sedikit tertutup oleh Student), General der Flieger Kurt Student, Hauptmann Gustav Altmann, Oberleutnant Helmut Ringler, Leutnant Rudolf Toschka, Leutnant Hans Jungwirt dan Feldwebel Helmut Arpke. Sisa dua lagi yang paling kanan saya ora gelem wadon bae ble'e-ble'e
Generalleutnant Kurt Student (Kommandeur 7. Flieger-Division) menginspeksi para mantan anggota Sturmgruppe "Stahl" / Sturm-Abteilung "Koch" yang masih hidup setelah penyerbuan Eben-Emael sekaligus memberi selamat pada mereka yang telah mendapatkan medali, tanggal 16 Mei 1940. Dari kiri ke kanan: Major Walter Koch (sedikit tertutup oleh Student), General der Flieger Kurt Student, Hauptmann Gustav Altmann, Oberleutnant Helmut Ringler, Leutnant Rudolf Toschka, Leutnant Hans Jungwirt dan Feldwebel Helmut Arpke. Sisa dua lagi yang paling kanan saya ora gelem wadon bae ble'e-ble'e
Generalleutnant
Kurt Student (Kommandeur 7. Flieger-Division) bersama dengan Major im
Generalstab Heinrich Trettner (Ia Erster Generalstabsoffizier 7.
Flieger-Division) dalam sebuah perjamuan makan di tahun 1940. Yang saya
tidak mengerti dalam foto ini adalah, Trettner mengenakan Ritterkreuz di
lehernya sementara Student tidak, padahal Student mendapatkannya lebih
dulu (12 Mei 1940) dibandingkan Trettner (24 Mei 1940)! Bisa jadi
Ritterkreuz di leher Trettner merupakan hasil manipulasi foto, sebuah
praktek yang sudah sering dilakukan dari masa perang untuk menunjukkan
bahwa orang dalam foto tersebut adalah Ritterkreuzträger (peraih
Ritterkreuz). Tapi kalaupun begitu, mengapa pula cuma Trettner saja yang
"dipoles" sementara Student tidak? Au ah gelap!
Ritterkreuzträger Major der Reserve Josef Barmetler bersama dengan anggota Fallschirmjäger lainnya. Dia meraih Ritterkreuz-nya setelah berakhirnya Pertempuran Kreta tanggal 9 Juli 1941 sebagai seorang Oberleutnant der Reserve dan Führer 7.Kompanie / II.Bataillon / Luftlande-Sturm-Regiment 1 / 7.Flieger-Division. Selain penyerbuan Benteng Eben-Emael tahun 1940, Pertempuran Kreta merupakan palagan yang melambungkan nama kesatuan Fallschirmjäger - sekaligus juga menjatuhkannya. Pada akhirnya mereka memang berhasil menduduki pulau yang dipertahankan dengan sangat kuat tersebut, tapi kemenangan mereka adalah "Pyrrhic Victory" (kemenangan yang harus dibayar dengan sangat mahal): tercatat 2.124 orang yang terbunuh, 1.917 hilang, 2.640 terluka, dan 17 yang tertangkap (total 6.698 orang). Begitu besarnya jumlah korban tersebut sehingga dari sejak Kreta Hitler tidak pernah memerintahkan operasi udara Fallschirmjäger dalam skala besar lagi!
General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General Fallschirmjäger / XI. Fliegerkorps) menginspeksi pasukan kehormatan Fallschirmjäger dalam acara verleihung (penganugerahan medali) Deutsches Kreuz in Gold #25/83 untuk Major Erich Pietzonka (Kommandeur II.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 2 / 7.Flieger-Division / XI.Fliegerkorps / Luftflotte 4) tanggal 4 Agustus 1942. Pietzonka nantinya meraih dua medali yang lebih bergengsi: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #1345 (5 September 1944) mit Eichenlaub #584 (16 September 1944). BTW, dalam foto di atas dia adalah orang yang mengenakan FJ-helm yang mengiringi Student dalam inspeksinya
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943. Oberstleutnant Karl-Lothar Schulz (kiri, Kommandeur Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division) sedang mempersiapkan medali yang akan dikalungkan di leher sang penerima beberapa saat lagi. Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943. Bertindak sebagai pemimpin upacara adalah Generalmajor Richard Heidrich (Kommandeur 1. Fallschirmjäger-Division). Foto ini memperlihatkan saat Heidrich (tengah) sedang bersiap untuk mengalungkan medali pada Major von der Schulenburg, yang terlihat memberi hormat di sebelah kiri. Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Para prajurit dari I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 3 beristirahat di sela-sela Pertempuran Sisilia. Mereka baru saja mundur ke posisi pertahanan yang baru di sekitar desa Centuripe yang terdiri dari wilayah perbukitan berbatu. Meskipun resminya berada di bawah komando 1. Fallschirmjäger-Division, dalam pertempuran ini FJR3 di-BKO-kan ke Kampfgruppe von Carnap yang dipimpin oleh Ludwig Heilmann, yang sendirinya merupakan bagian dari Panzer-Division Hermann Göring. Foto ini sendiri diambil di Pulau Sisilia (Italia Selatan) pada bulan Agustus 1943 oleh Ernst Haas dari Kriegsberichterzug XI. Flieger-Korps
Operasi penangkapan dua orang warga sipil yang terduga gerilyawan, yang dilakukan oleh para prajurit dari Fallschirmjäger-Regiment 3 / 1.Fallschirmjäger-Division, pada tanggal 5-9 November 1943. Peristiwa ini terjadi pada saat FJ3 sedang melakukan patroli militer di wilayah Sungai Trigno, Abruzzi (Italia), di bawah pimpinan Leutnant Rudolf Rennecke. Dua orang warga setempat tersebut kemudian dieksekusi tanpa disidang terlebih dahulu, setelah sebelumnya disuruh menggali lubang kuburan mereka sendiri. Rangkaian peristiwa ini tampaknya telah dengan sengaja disusun sedemikian rupa untuk kepentingan sang fotografer, yang mengabadikan dengan cermat proses dari penyergapan sampai setelah eksekusi dilaksanakan
Tiga orang prajurit penerjun payung dari Fallschirmjäger-Regiment 3 / 1.Fallschirmjäger-Division berpose untuk kepentingan propaganda di sela-sela reruntuhan Biara Montecassino, bulan Februari 1944. Prajurit di tengah memegang senapan mesin Beretta Modello 38 buatan Italia, sementara prajurit di sebelah kirinya cukup bersenjatakan Stielhandgranate di tangan, sementara di sakunya tersembul granat lain buatan Italia pula. Pada tanggal 15 Februari 1944 pihak Sekutu membombardir Biara Ordo Santo Benediktus di puncak Montecassino yang berusia 1.400 tahun, karena menganggapnya sebagai tempat persembunyian prajurit Jerman (tuduhan yang tak pernah terbukti). Ketika biara tersebut telah menjadi puing-puing, barulah pasukan Jerman dari unit Fallschirmjäger masuk untuk menempatinya, dan menjadikannya sebagai tembok pertahanan dengan memanfaatkan setiap bongkahan batu dan dinding yang tak beraturan. Selama berbulan-bulan pasukan Sekutu menyerang lagi dan lagi, hanya untuk dipatahkan oleh para penerjun payung veteran ini dengan meninggalkan korban besar di pihak penyerbu dari segi manusia dan perlengkapan. Ketika akhirnya pihak Jerman dipaksa untuk mundur pada bulan Mei 1944 (setelah terancam dikepung oleh tentara Sekutu yang berhasil menerobos wilayah di sekelilingnya), mereka melakukannya dengan begitu cerdiknya, sehingga ketika keesokan harinya musuh akhirnya berhasil menguasai reruntuhan Montecassino, mereka hanya menemukan 30 orang prajurit yang terluka begitu parah sehingga tak bisa dibawa serta dan ditinggalkan! Dalam pertempuran sengit di Montecassino yang berlangsung dari tanggal 17 Januari s/d 18 Mei 1944, pihak Sekutu (Inggris, Amerika, Prancis, Polandia, dll) tercatat menderita korban 55.000 orang, sementara pasukan Jerman "hanya" 22.000 orang! Cukuplah julukan "The Green Devils" (Iblis-Iblis Hijau) dari para jenderal Sekutu sebagai bukti ketangguhan dan kegigihan bertempur dari para Fallschirmjäger ini...
Foto koleksi pribadi Edgar Alcidi ini memperlihatkan para perwira dari 1. Fallschirmjäger-Division berpose bersama dalam sebuah foto yang diambil di musim dingin tahun 1944/45, saat divisi parasut ke-1 Luftwaffe tersebut beroperasi di sekitar wilayah Imola (Italia), sebagai bagian dari 10. Armee Wehrmacht. Dari kiri ke kanan: Oberleutnant Heinz Krink (Ritterkreuz tanggal 9 Juni 1944 sebagai Leutnant dan Adjutant II.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 3), Leutnant peraih Deutsches Kreuz in Gold yang tidak diketahui namanya, Hauptmann Kurt Veth (Ritterkreuz tanggal 30 September 1944 sebagai Hauptmann dan Kommandeur II.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 3), dan Hauptmann Günther Sempert (Ritterkreuz tanggal 30 September 1944 sebagai Hauptmann dan Chef 5.Kompanie / Fallschirm-Panzerjäger-Abteilung 1)
Ritterkreuzträger Major der Reserve Josef Barmetler bersama dengan anggota Fallschirmjäger lainnya. Dia meraih Ritterkreuz-nya setelah berakhirnya Pertempuran Kreta tanggal 9 Juli 1941 sebagai seorang Oberleutnant der Reserve dan Führer 7.Kompanie / II.Bataillon / Luftlande-Sturm-Regiment 1 / 7.Flieger-Division. Selain penyerbuan Benteng Eben-Emael tahun 1940, Pertempuran Kreta merupakan palagan yang melambungkan nama kesatuan Fallschirmjäger - sekaligus juga menjatuhkannya. Pada akhirnya mereka memang berhasil menduduki pulau yang dipertahankan dengan sangat kuat tersebut, tapi kemenangan mereka adalah "Pyrrhic Victory" (kemenangan yang harus dibayar dengan sangat mahal): tercatat 2.124 orang yang terbunuh, 1.917 hilang, 2.640 terluka, dan 17 yang tertangkap (total 6.698 orang). Begitu besarnya jumlah korban tersebut sehingga dari sejak Kreta Hitler tidak pernah memerintahkan operasi udara Fallschirmjäger dalam skala besar lagi!
General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General Fallschirmjäger / XI. Fliegerkorps) menginspeksi pasukan kehormatan Fallschirmjäger dalam acara verleihung (penganugerahan medali) Deutsches Kreuz in Gold #25/83 untuk Major Erich Pietzonka (Kommandeur II.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 2 / 7.Flieger-Division / XI.Fliegerkorps / Luftflotte 4) tanggal 4 Agustus 1942. Pietzonka nantinya meraih dua medali yang lebih bergengsi: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #1345 (5 September 1944) mit Eichenlaub #584 (16 September 1944). BTW, dalam foto di atas dia adalah orang yang mengenakan FJ-helm yang mengiringi Student dalam inspeksinya
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943. Oberstleutnant Karl-Lothar Schulz (kiri, Kommandeur Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division) sedang mempersiapkan medali yang akan dikalungkan di leher sang penerima beberapa saat lagi. Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943. Bertindak sebagai pemimpin upacara adalah Generalmajor Richard Heidrich (Kommandeur 1. Fallschirmjäger-Division). Foto ini memperlihatkan saat Heidrich (tengah) sedang bersiap untuk mengalungkan medali pada Major von der Schulenburg, yang terlihat memberi hormat di sebelah kiri. Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Upacara
penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner
Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon /
Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang
diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943.
Foto ini memperlihatkan saat Generalmajor Richard Heidrich (Kommandeur
1. Fallschirmjäger-Division) mengalungkan medali militer bergengsi
tersebut ke leher sang Mayor, dengan disaksikan oleh seluruh anggota
Fallschirmjäger-Regiment 1. Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter
Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali
dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943. Generalmajor Richard Heidrich (kanan, Kommandeur 1. Fallschirmjäger-Division) memberi hormat pada sang Mayor yang baru saja dikalungi medali Ritterkreuz. Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943. Setelah acara pengalungan medali selesai, Generalmajor Richard Heidrich (kiri, Kommandeur 1. Fallschirmjäger-Division) dan Major von der Schulenburg (kanan) berkeliling di sekitar lapang upacara untuk melakukan inspeksi pasukan dari Fallschirmjäger-Regiment 1. Berdiri di belakang Heidrich adalah Oberstleutnant Karl-Lothar Schulz (Kommandeur Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division). Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943. Setelah acara pengalungan medali selesai, acara selanjutnya adalah inspeksi pasukan. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Karl-Lothar Schulz (Kommandeur Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), Major von der Schulenburg, serta Generalmajor Richard Heidrich (Kommandeur 1. Fallschirmjäger-Division). Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943. Generalmajor Richard Heidrich (kanan, Kommandeur 1. Fallschirmjäger-Division) memberi hormat pada sang Mayor yang baru saja dikalungi medali Ritterkreuz. Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943. Setelah acara pengalungan medali selesai, Generalmajor Richard Heidrich (kiri, Kommandeur 1. Fallschirmjäger-Division) dan Major von der Schulenburg (kanan) berkeliling di sekitar lapang upacara untuk melakukan inspeksi pasukan dari Fallschirmjäger-Regiment 1. Berdiri di belakang Heidrich adalah Oberstleutnant Karl-Lothar Schulz (Kommandeur Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division). Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943. Setelah acara pengalungan medali selesai, acara selanjutnya adalah inspeksi pasukan. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Karl-Lothar Schulz (Kommandeur Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), Major von der Schulenburg, serta Generalmajor Richard Heidrich (Kommandeur 1. Fallschirmjäger-Division). Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Upacara
penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major
Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon /
Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division), yang
diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943.
Setelah acara pengalungan medali selesai, Generalmajor Richard Heidrich
(Kommandeur 1.
Fallschirmjäger-Division) dan Major von der Schulenburg berkeliling di sekitar lapang upacara untuk melakukan inspeksi pasukan
dari Fallschirmjäger-Regiment 1. Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter
Dahm dari PK
(Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan
pada tanggal 6 Juli 1943
Acara
ngobrol bareng para perwira dari 1. Fallschirmjäger-Division, tak lama
setelah selesainya upacara penganugerahan medali Ritterkreuz des
Eisernen Kreuzes untuk Major
Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon /
Fallschirmjäger-Regiment 1), yang
diselenggarakan di Avignon, tenggara Prancis, pada tanggal 20 Juni 1943.
Dalam foto ini, von der Schulenburg duduk kedua dari kiri, sementara
yang duduk di tengah sambil menghadap kamera adalah Oberstleutnant
Karl-Lothar Schulz (Kommandeur Fallschirmjäger-Regiment 1). Mereka semua
sedang mendengarkan sang Divisionskommandeur, Generalmajor Richard
Heidrich, yang sedang ngoceh di sebelah kanan. Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter
Dahm dari PK
(Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan
pada tanggal 6 Juli 1943
Foto ini diambil pada bulan Agustus 1943 di Front Italia, dan memperlihatkan Major Reinhard Egger (kiri, Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 4) yang sedang memberi instruksi titik-titik penyergapan kepada anakbuahnya, yang dipersiapkan oleh pihak Jerman tak lama sebelum kedatangan pasukan penyerbu Sekutu. Di kepalanya, Egger mengenakan tropenmütze M41 (yang mudah dikenali karena belum dilengkapi lubang ventilasi seperti model-model selanjutnya). Selain itu, dia dan anakbuahnya mengenakan diensthemd (kemeja lapangan) tanpa jaket yang biasa digunakan di wilayah beriklim tropis. Di latar belakang terlihat sebuah Sturmgeschütz 40 Ausf.G yang merupakan milik dari Divisi Hermann Göring. Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Heggert selama berlangsungnya Pertempuran Sisilia (9 Juli - 17 Agustus 1943), dan pertama kali dipublikasikan dalam majalah "Wiener Illustrierte" terbitan 29 Oktober 1943. Lokasi pengambilan gambar adalah di halaman Villa Barone Santa Lucia yang berada di ujung Corso Savoia, dimana jalannya menyerong ke arah kanan menuju Santa Maria Ammalati (tempat dimana rumah sakit lapangan Jerman berada), dan kemudian terus mengarah ke kota pelabuhan Messina yang berada di bagian utara Sisilia
Foto ini diambil pada bulan Agustus 1943 di Front Italia, dan memperlihatkan Major Reinhard Egger (kiri, Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 4) yang sedang memberi instruksi titik-titik penyergapan kepada anakbuahnya, yang dipersiapkan oleh pihak Jerman tak lama sebelum kedatangan pasukan penyerbu Sekutu. Di kepalanya, Egger mengenakan tropenmütze M41 (yang mudah dikenali karena belum dilengkapi lubang ventilasi seperti model-model selanjutnya). Selain itu, dia dan anakbuahnya mengenakan diensthemd (kemeja lapangan) tanpa jaket yang biasa digunakan di wilayah beriklim tropis. Di latar belakang terlihat sebuah Sturmgeschütz 40 Ausf.G yang merupakan milik dari Divisi Hermann Göring. Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Heggert selama berlangsungnya Pertempuran Sisilia (9 Juli - 17 Agustus 1943), dan pertama kali dipublikasikan dalam majalah "Wiener Illustrierte" terbitan 29 Oktober 1943. Lokasi pengambilan gambar adalah di halaman Villa Barone Santa Lucia yang berada di ujung Corso Savoia, dimana jalannya menyerong ke arah kanan menuju Santa Maria Ammalati (tempat dimana rumah sakit lapangan Jerman berada), dan kemudian terus mengarah ke kota pelabuhan Messina yang berada di bagian utara Sisilia
Para prajurit dari I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 3 beristirahat di sela-sela Pertempuran Sisilia. Mereka baru saja mundur ke posisi pertahanan yang baru di sekitar desa Centuripe yang terdiri dari wilayah perbukitan berbatu. Meskipun resminya berada di bawah komando 1. Fallschirmjäger-Division, dalam pertempuran ini FJR3 di-BKO-kan ke Kampfgruppe von Carnap yang dipimpin oleh Ludwig Heilmann, yang sendirinya merupakan bagian dari Panzer-Division Hermann Göring. Foto ini sendiri diambil di Pulau Sisilia (Italia Selatan) pada bulan Agustus 1943 oleh Ernst Haas dari Kriegsberichterzug XI. Flieger-Korps
Operasi penangkapan dua orang warga sipil yang terduga gerilyawan, yang dilakukan oleh para prajurit dari Fallschirmjäger-Regiment 3 / 1.Fallschirmjäger-Division, pada tanggal 5-9 November 1943. Peristiwa ini terjadi pada saat FJ3 sedang melakukan patroli militer di wilayah Sungai Trigno, Abruzzi (Italia), di bawah pimpinan Leutnant Rudolf Rennecke. Dua orang warga setempat tersebut kemudian dieksekusi tanpa disidang terlebih dahulu, setelah sebelumnya disuruh menggali lubang kuburan mereka sendiri. Rangkaian peristiwa ini tampaknya telah dengan sengaja disusun sedemikian rupa untuk kepentingan sang fotografer, yang mengabadikan dengan cermat proses dari penyergapan sampai setelah eksekusi dilaksanakan
Tiga orang prajurit penerjun payung dari Fallschirmjäger-Regiment 3 / 1.Fallschirmjäger-Division berpose untuk kepentingan propaganda di sela-sela reruntuhan Biara Montecassino, bulan Februari 1944. Prajurit di tengah memegang senapan mesin Beretta Modello 38 buatan Italia, sementara prajurit di sebelah kirinya cukup bersenjatakan Stielhandgranate di tangan, sementara di sakunya tersembul granat lain buatan Italia pula. Pada tanggal 15 Februari 1944 pihak Sekutu membombardir Biara Ordo Santo Benediktus di puncak Montecassino yang berusia 1.400 tahun, karena menganggapnya sebagai tempat persembunyian prajurit Jerman (tuduhan yang tak pernah terbukti). Ketika biara tersebut telah menjadi puing-puing, barulah pasukan Jerman dari unit Fallschirmjäger masuk untuk menempatinya, dan menjadikannya sebagai tembok pertahanan dengan memanfaatkan setiap bongkahan batu dan dinding yang tak beraturan. Selama berbulan-bulan pasukan Sekutu menyerang lagi dan lagi, hanya untuk dipatahkan oleh para penerjun payung veteran ini dengan meninggalkan korban besar di pihak penyerbu dari segi manusia dan perlengkapan. Ketika akhirnya pihak Jerman dipaksa untuk mundur pada bulan Mei 1944 (setelah terancam dikepung oleh tentara Sekutu yang berhasil menerobos wilayah di sekelilingnya), mereka melakukannya dengan begitu cerdiknya, sehingga ketika keesokan harinya musuh akhirnya berhasil menguasai reruntuhan Montecassino, mereka hanya menemukan 30 orang prajurit yang terluka begitu parah sehingga tak bisa dibawa serta dan ditinggalkan! Dalam pertempuran sengit di Montecassino yang berlangsung dari tanggal 17 Januari s/d 18 Mei 1944, pihak Sekutu (Inggris, Amerika, Prancis, Polandia, dll) tercatat menderita korban 55.000 orang, sementara pasukan Jerman "hanya" 22.000 orang! Cukuplah julukan "The Green Devils" (Iblis-Iblis Hijau) dari para jenderal Sekutu sebagai bukti ketangguhan dan kegigihan bertempur dari para Fallschirmjäger ini...
Foto koleksi pribadi Edgar Alcidi ini memperlihatkan para perwira dari 1. Fallschirmjäger-Division berpose bersama dalam sebuah foto yang diambil di musim dingin tahun 1944/45, saat divisi parasut ke-1 Luftwaffe tersebut beroperasi di sekitar wilayah Imola (Italia), sebagai bagian dari 10. Armee Wehrmacht. Dari kiri ke kanan: Oberleutnant Heinz Krink (Ritterkreuz tanggal 9 Juni 1944 sebagai Leutnant dan Adjutant II.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 3), Leutnant peraih Deutsches Kreuz in Gold yang tidak diketahui namanya, Hauptmann Kurt Veth (Ritterkreuz tanggal 30 September 1944 sebagai Hauptmann dan Kommandeur II.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 3), dan Hauptmann Günther Sempert (Ritterkreuz tanggal 30 September 1944 sebagai Hauptmann dan Chef 5.Kompanie / Fallschirm-Panzerjäger-Abteilung 1)
-----------------------------------------------------------------------
RITTERKREUZTRÄGER (PERAIH RITTERKREUZ)
Major
Gustav Altmann (13 April 1912 – 20 Februari 1981) masuk sekolah polisi
sebagai Polizeianwärter tanggal 9 April 1931 sebelum kemudian
ditempatkan di Landespolizeigruppe " Wecke " yang nantinya berganti nama
menjadi Regiment " General Göring " (waktu itu kepolisian berada di
bawah komando Hermann Göring). Dalam penyerangan ke Polandia Altmann
telah menjadi Leutnant di 1.Kompanie / Fallschirmjäger-Regiment 1. Dalam
persiapan untuk kampanye di Barat, dia dipanggil untuk bertugas sebagai
perwira di Sturm-Abteilung "Koch" (juga dikenal sebagai
Luftlande-Sturm-Abteilung), dan menjalani latihan konstan selama enam
bulan demi untuk merebut Benteng Eben Emael. Sturm-Abteilung "Koch"
dibagi lagi menjadi beberapa Sturmgruppen, dan Altmann diserahi
tanggungjawab sebagai komandan Sturmgruppe "Stahl" yang tugas utamanya
menduduki jembatan Veldwezelt yang melintasi Albert-Kanal. Ketika
penyerbuan ke Barat dimulai tanggal 10 Mei 1940, Sturmgruppe "Stahl"
mendarat di jembatan tujuannya jam 05:24 subuh menggunakan glider yang
tak bersuara. Mereka segera melaksanakan tugasnya untuk menduduki
jembatan sebelum sempat diledakkan oleh pasukan Belgia yang bertahan.
Tidak hanya itu, Altmann dan anakbuahnya mampu menahan usaha pasukan
bantuan musuh dari Divisi Infanteri ke-7 Belgia yang berusaha menduduki
kembali jembatan, sampai akhirnya pasukan bantuan Jerman dari
Schützen-Regiment 33 tiba. Perlu diketahui bahwa Veldwezelt merupakan
satu-satunya jembatan yang menghubungkan Vormarschweg dengan Antwerpen
sehingga pendudukannya secara utuh oleh pasukan Jerman sangatlah vital.
Atas prestasinya tersebut Altmann dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen
Kreuzes tanggal 12 Mei 1940 sebagai Oberleutnant dan Führer Sturmgruppe
"Stahl" / Sturm-Abteilung "Koch" / 7.Flieger-Division / VII.Fliegerkorps
/ Luftflotte 2, juga kenaikan pangkat sebagai Hauptmann tanggal 16 Mei
1940. Setelah itu Altmann ikut serta dalam penyerbuan ke Kreta melalui
udara tanggal 22 Mei 1941 sebagai komandan 2.Kompanie / Sturm-Regiment
1. Ternyata penyerbuan kali ini menjadi bencana ketika Altmann dan 150
orang anakbuahnya mendarat di Semenanjung Akrotiri hanya untuk mendapati
bahwa pihak Inggris telah menunggu mereka! Dalam pembantaian yang
kemudian terjadi, 108 orang anggota kompi ke-2 menjadi korban, sementara
Altmann sendiri (bersama Zugführer Oberleutnant Möhr dan Leutnant
Rümmler) ditangkap oleh musuh. Mereka menjalani sisa perang sebagai
tawanan perang, dan bahkan Altmann mendapat kenaikan pangkatnya sebagai
Major (24 Agustus 1942) dalam posisi itu! Medali dan penghargaan lain
yang diraihnya: Fallschirmschützenabzeichen der Luftwaffe;
Dienstauszeichnung der Wehtmacht IV.Klasse 4 jahre; Eisernes Kreuz
II.Klasse dan I.Klasse (dua-duanya 12 Mei 1940, barengan dengan
Ritterkreuz!); Ärmelband Kreta; serta disebutkan namanya dalam
Wehrmachtbericht edisi 9 Juni 1941
Oberleutnant der Reserve Helmut Arpke (20
Maret 1917 - 16 Januari 1942) bergabung dengan Luftwaffe tanggal 1
Oktober 1935 dan saat Perang Dunia II dimulai menjadi anggota batalyon
pertama Fallschirmjäger-Regiment 1. Dalam persiapan kampanye di Barat
dan penyerangan mendadak Benteng Eben-Emael, Arpke dimasukkan ke
Sturm-Abteilung "Koch", tepatnya Sturmgruppe "Stahl" di bawah komando
Oberleutnant Gustav Altmann dengan tugas untuk menduduki secara utuh
jembatan Veldwezelt yang melintasi Kanal Albert. Pada Hari H, glider-glider Jerman mengejutkan pasukan yang bertahan sehingga jembatan tersebut berhasil dikuasai hanya dalam waktu 10 menit! Tugas belumlah selesai, dan Arpke dari peleton zeni melakukan hal luar biasa dengan mematikan pemicu bom di jembatan yang dipasang oleh pasukan Belgia walaupun di tengah hujan peluru! Tidak hanya itu, dia juga berperan penting menetralisasi bunker senapan mesin di barat jembatan dan melepaskan semua kunci pengaman disana. Atas prestasinya tersebut dia dianugerahi Ritterkreuz
des Eisernen Kreuzes tanggal 13 Mei 1940 sebagai Feldwebel di
Sturmgruppe "Stahl" / Sturm-Abteilung "Koch" / 7.Flieger-Division
/ VII.Fliegerkorps / Luftflotte 2. Setelahnya Arpke terlibat dalam penyerbuan udara ke Kreta dan juga kampanye darat di Rusia. Disinilah Leutnant der Reserve Arpke, sebagai Führer 3.Kompanie / Fallschirmjäger-Sturm-Regiment 1, gugur karena luka-lukanya dalam pertempuran di Jekowlewka Schaikowka tanggal 16 Januari 1942. Secara anumerta pangkatnya dinaikkan menjadi Oberleutnant der Reserve (1 April 1942). Medali dan penghargaan lain yang
diterimanya: Fallschirmschützenabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse dan
I.Klasse (dua-duanya 12 Mei 1940); Dienstauszeichnung der Wehrmacht III.Klasse; Ärmelband "KRETA" (1941); serta Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (anumerta, 1942)
Major der Reserve Josef Barmetler (11 Maret 1904 - 20 Februari 1945) bergabung dengan 19. (Bayerische) Infanterie-Regiment tanggal 2 April 1924. Dia sempat "melanglang buana" ke Gebirgsjäger-Regiment 99 (1935) dan Infanterie-Regiment 316 (1939) sebelum berlabuh di Sturm-Regiment Fallschirmjäger tahun 1940 sehingga secara resmi berpindah dari Heer ke Luftwaffe. Dalam Pertempuran Kreta, Barmetler menjadi komandan kompi yang bertugas menduduki sebuah bukit di sekitar lapangan udara Maleme. Ketika bukit tersebut berhasil dikuasai (dengan menawan 4 perwira serta 100 prajurit), Barmetler menyadari pasukan Gebirgsjäger yang sedang bertempur di Galatas mendapat kesulitan. Bahkan sebelum komandan batalyonnya (Major Eduard Stentzler) memberi perintah, dia segera membawa sebagian dari kompinya untuk membantu rekan-rekan seperjuangannya yang sedang terkepung tersebut. Dengan memutar dari belakang dia menghantam elemen dari 5th New Zealand Brigade, yang begitu terkejut sehingga mereka terpaksa mundur meninggalkan dataran tinggi yang sangat strategis. Barmetler terluka dalam pertempuran ini, tapi jerih payahnya terbayar ketika dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 9 Juli 1941 sebagai Oberleutnant der Reserve dan Führer 7.Kompanie / II.Bataillon / Luftlande-Sturm-Regiment 1 / 7.Flieger-Division / XI.Fliegerkorps / Luftflotte 4, sekaligus kenaikan pangkat menjadi Hauptmann d.R. tanggal 25 Juli 1941. Setelah sembuh dari luka-lukanya, Barmetler menjadi staff Fallschirmjäger-Regiment 1 dan kemudian menjadi komandan batalyon. Ternyata pendaratan yang tidak sempurna sewaktu terjun di atas Kreta membawa pengaruh yang besar. Kondisinya semakin memburuk dari waktu ke waktu dan akhirnya dia meninggal dunia di kampung halamannya, Kempten im Allgäu, tanggal 20 Februari 1945 karena luka bawaannya tersebut (sumber lain menyebutkan meninggal di sebuah rumah sakit di Bonn). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (22 Juni 1940); Eisernes Kreuz I.Klasse (18 Juni 1941)
Oberst Karl-Heinz Becker (2 Januari 1914 - 3 Oktober 2000) mengawali karirnya pada tanggal 10 Oktober 1934 saat bergabung dengan Landespolizeigruppe "General Göring", sebelum kemudian berpindah ke unit Pasukan Terjun Payung Jerman yang baru didirikan. Pada saat penyerbuan Jerman ke Pulau Kreta, Kompaniechef Becker berperan besar dalam mengalahkan gabungan pasukan Inggris, Australia dan Yunani di kota Heraklion, padahal pada saat itu dia dan pasukannya mengalami kelelahan luar biasa setelah bertempur nonstop selama berhari-hari. Atas jasa-jasanya, Becker dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Juli 1941 sebagai Oberleutnant dan Chef 11.Kompanie / III.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 7.Flieger-Division / XI.Fliegerkorps / Luftflotte IV. Setelah itu dia masih aktif bertempur di Rusia dan Prancis, dari komandan kompi sampai menjadi komandan resimen. Becker dianugerahi Eichenlaub #780 untuk Ritterkreuz-nya pada tanggal 12 Maret 1945 sebagai Oberstleutnant dan Kommandeur Fallschirmjäger-Regiment 5 / 3.Fallschirmjäger-Division / LXXIV.Armeekorps / 5.Armee, setelah berhasil mementahkan serangan balasan pasukan Amerika di wilayah Bullange, Honsfeld, Bucholz, dan Berk, yang merupakan bagian dari Pertempuran Ardennes. Pada tanggal 8 Maret 1945 Oberst Becker dipercaya untuk menjadi Komandan 3. Fallschirmjäger-Division, sampai dengan menyerahnya pada tanggal 8 April 1945. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Wehrmacht-Dienstauszeichnung, IV. Klasse; Eisernes Kreuz II.Klasse (15 Oktober 1939) und I.Klasse (31 Mei 1940); Fallschirmschützenabzeichen der Luftwaffe; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Ärmelband "Kreta“; Verwundetenabzeichen in Schwarz (7 Februari 1943); Nahkampfspange in Bronze; Deutsches Kreuz in Gold (29 Juni 1944); serta Nahkampfspange in Silber (6 Februari 1945). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht (29 Juli 1944)
Oberstleutnant i.G. Arnold von Roon (19 Juli 1914 - 24 Oktober 1990) memulai karir militernya pada tahun 1934 sebagai anggota pasukan Kavaleri Heer (Angkatan Darat). Setahun kemudian dia dipindahkan ke Luftwaffe dan menjalani pelatihan sebagai pilot pesawat pengintai. Aksi pertama dijalaninya dalam kancah Perang Saudara Spanyol (1936-1939) sebagai anggota Aufklärungsstaffel (F) A/88 (Legion Condor). Pada tahun 1938 Roon dipindahkan ke satuan Fallschirmjäger sebagai anggota 7. Flieger-Division pimpinan "Bapak Pasukan Parasut Jerman" Kurt Student. Arnold von Roon dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Juli 1941 sebagai Oberleutnant and Chef 3.Kompanie / I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 2 / 7.Flieger-Division. Medali tersebut diberikan atas kecemerlangan serta keberanian dalam memimpin kompinya di kancah Pertempuran Kreta, bulan Mei 1941. Bersama dengan anakbuahnya, dia berhasil merebut berbagai posisi pertahanan musuh yang dipertahankan dengan kuat, dengan puncaknya adalah penguasaan Bukit 156 yang strategis dari tangan pasukan Inggris pada tanggal 27 Mei 1941. Beberapa hari kemudian, kompi pimpinannya memegang peranan penting dalam pertempuran terakhir di pulau tersebut, dimana pada tanggal 30 Mei Kompi ketiga melancarkan serangan ke arah barat (dekat pabrik minyak) dan berhasil menjalin kontak dengan prajurit-prajurit Gebirgsjäger yang datang dari arah lain. Setelah Pertempuran Kreta usai, Roon menghabiskan sisa karir militernya dalam Perang Dunia II sebagai Ia (Kepala Operasi) dari 4. Fallschirmjäger-Division, XI. Fliegerkorps, dan 1. Fallschirmarmee. Seusai perang dia membuat buku "Die Bildchronik der Fallschirmtruppe 1935-1945", yang berisikan sejarah Pasukan terjun Payung Jerman dalam gambar
Oberstleutnant Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (14 September 1899 - 14 Juli 1944) adalah anak dari Friedrich Graf von der Schulenburg (1865-1939), pahlawan Jerman dalam Perang Dunia Pertama sekaligus peraih Pour le Mérite yang kemudian menjadi jenderal SS di masa kekuasaan Nazi Jerman. Anaknya mengikuti jejak ayahnya dengan menjadi anggota milisi Nazi saat bergabung dengan SA (Sturmabteilung) pada tahun 1931, dengan pangkat terakhir sebagai SA-Brigadeführer (1942). Saat Perang Dunia II pecah, Schulenburg bergabung dengan Luftwaffe dan menjadi anggota Fallschirmjäger. Dia ikut berpartisipasi dalam Pertempuran di Polandia, Kreta, dan kemudian di Rusia. Schulenburg dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 20 Juni 1943 sebagai Major dan Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 7.Flieger-Division. Penghargaan tersebut diterima atas jasa-jasanya dalam memimpin kerjasama batalyonnya dengan 78. Sturm-Division, dalam pertempuran sengit melawan Tentara Merah di wilayah Orel. Dia kemudian dipindahkan ke Front Italia dan Barat, bertempur melawan pasukan Sekutu di Cassino serta Normandia. Major von der Schulenburg gugur dalam pertempuran di Saint-Lô pada tanggal 14 Juli 1944, dan kemudian jenazahnya dikebumikan di Bretagne. Secara anumerta pangkatnya dinaikkan menjadi Oberstleutnant. Hanya berselang satu minggu kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Juli 1944, terjadi upaya pembunuhan terhadap Hitler - yang berakhir dengan kegagalan - yang dilakukan oleh Oberst Claus von Stauffenberg. Diantara anggota komplotan Stauffenberg adalah adik dari Wolf-Werner von der Schulenburg yang berkarir sebagai perwira Heer, Fritz-Dietlof Graf von der Schulenburg. Sang adik kemudian dinyatakan bersalah atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi, dan kemudian dihukum gantung pada tanggal 10 Agustus 1944, kurang dari satu bulan berselang setelah kematian kakaknya! Medali dan penghargaan lain yang diterima oleh Wolf-Werner Graf von der Schulenburg: Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse (sama-sama 23 Mei 1940); Erdkampfabzeichen der Luftwaffe (1 Oktober 1942); serta Ärmelband Kreta (20 Mei 1943)
Major der Reserve Josef Barmetler (11 Maret 1904 - 20 Februari 1945) bergabung dengan 19. (Bayerische) Infanterie-Regiment tanggal 2 April 1924. Dia sempat "melanglang buana" ke Gebirgsjäger-Regiment 99 (1935) dan Infanterie-Regiment 316 (1939) sebelum berlabuh di Sturm-Regiment Fallschirmjäger tahun 1940 sehingga secara resmi berpindah dari Heer ke Luftwaffe. Dalam Pertempuran Kreta, Barmetler menjadi komandan kompi yang bertugas menduduki sebuah bukit di sekitar lapangan udara Maleme. Ketika bukit tersebut berhasil dikuasai (dengan menawan 4 perwira serta 100 prajurit), Barmetler menyadari pasukan Gebirgsjäger yang sedang bertempur di Galatas mendapat kesulitan. Bahkan sebelum komandan batalyonnya (Major Eduard Stentzler) memberi perintah, dia segera membawa sebagian dari kompinya untuk membantu rekan-rekan seperjuangannya yang sedang terkepung tersebut. Dengan memutar dari belakang dia menghantam elemen dari 5th New Zealand Brigade, yang begitu terkejut sehingga mereka terpaksa mundur meninggalkan dataran tinggi yang sangat strategis. Barmetler terluka dalam pertempuran ini, tapi jerih payahnya terbayar ketika dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 9 Juli 1941 sebagai Oberleutnant der Reserve dan Führer 7.Kompanie / II.Bataillon / Luftlande-Sturm-Regiment 1 / 7.Flieger-Division / XI.Fliegerkorps / Luftflotte 4, sekaligus kenaikan pangkat menjadi Hauptmann d.R. tanggal 25 Juli 1941. Setelah sembuh dari luka-lukanya, Barmetler menjadi staff Fallschirmjäger-Regiment 1 dan kemudian menjadi komandan batalyon. Ternyata pendaratan yang tidak sempurna sewaktu terjun di atas Kreta membawa pengaruh yang besar. Kondisinya semakin memburuk dari waktu ke waktu dan akhirnya dia meninggal dunia di kampung halamannya, Kempten im Allgäu, tanggal 20 Februari 1945 karena luka bawaannya tersebut (sumber lain menyebutkan meninggal di sebuah rumah sakit di Bonn). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (22 Juni 1940); Eisernes Kreuz I.Klasse (18 Juni 1941)
Oberst Karl-Heinz Becker (2 Januari 1914 - 3 Oktober 2000) mengawali karirnya pada tanggal 10 Oktober 1934 saat bergabung dengan Landespolizeigruppe "General Göring", sebelum kemudian berpindah ke unit Pasukan Terjun Payung Jerman yang baru didirikan. Pada saat penyerbuan Jerman ke Pulau Kreta, Kompaniechef Becker berperan besar dalam mengalahkan gabungan pasukan Inggris, Australia dan Yunani di kota Heraklion, padahal pada saat itu dia dan pasukannya mengalami kelelahan luar biasa setelah bertempur nonstop selama berhari-hari. Atas jasa-jasanya, Becker dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Juli 1941 sebagai Oberleutnant dan Chef 11.Kompanie / III.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 7.Flieger-Division / XI.Fliegerkorps / Luftflotte IV. Setelah itu dia masih aktif bertempur di Rusia dan Prancis, dari komandan kompi sampai menjadi komandan resimen. Becker dianugerahi Eichenlaub #780 untuk Ritterkreuz-nya pada tanggal 12 Maret 1945 sebagai Oberstleutnant dan Kommandeur Fallschirmjäger-Regiment 5 / 3.Fallschirmjäger-Division / LXXIV.Armeekorps / 5.Armee, setelah berhasil mementahkan serangan balasan pasukan Amerika di wilayah Bullange, Honsfeld, Bucholz, dan Berk, yang merupakan bagian dari Pertempuran Ardennes. Pada tanggal 8 Maret 1945 Oberst Becker dipercaya untuk menjadi Komandan 3. Fallschirmjäger-Division, sampai dengan menyerahnya pada tanggal 8 April 1945. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Wehrmacht-Dienstauszeichnung, IV. Klasse; Eisernes Kreuz II.Klasse (15 Oktober 1939) und I.Klasse (31 Mei 1940); Fallschirmschützenabzeichen der Luftwaffe; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Ärmelband "Kreta“; Verwundetenabzeichen in Schwarz (7 Februari 1943); Nahkampfspange in Bronze; Deutsches Kreuz in Gold (29 Juni 1944); serta Nahkampfspange in Silber (6 Februari 1945). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht (29 Juli 1944)
Oberstleutnant i.G. Arnold von Roon (19 Juli 1914 - 24 Oktober 1990) memulai karir militernya pada tahun 1934 sebagai anggota pasukan Kavaleri Heer (Angkatan Darat). Setahun kemudian dia dipindahkan ke Luftwaffe dan menjalani pelatihan sebagai pilot pesawat pengintai. Aksi pertama dijalaninya dalam kancah Perang Saudara Spanyol (1936-1939) sebagai anggota Aufklärungsstaffel (F) A/88 (Legion Condor). Pada tahun 1938 Roon dipindahkan ke satuan Fallschirmjäger sebagai anggota 7. Flieger-Division pimpinan "Bapak Pasukan Parasut Jerman" Kurt Student. Arnold von Roon dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Juli 1941 sebagai Oberleutnant and Chef 3.Kompanie / I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 2 / 7.Flieger-Division. Medali tersebut diberikan atas kecemerlangan serta keberanian dalam memimpin kompinya di kancah Pertempuran Kreta, bulan Mei 1941. Bersama dengan anakbuahnya, dia berhasil merebut berbagai posisi pertahanan musuh yang dipertahankan dengan kuat, dengan puncaknya adalah penguasaan Bukit 156 yang strategis dari tangan pasukan Inggris pada tanggal 27 Mei 1941. Beberapa hari kemudian, kompi pimpinannya memegang peranan penting dalam pertempuran terakhir di pulau tersebut, dimana pada tanggal 30 Mei Kompi ketiga melancarkan serangan ke arah barat (dekat pabrik minyak) dan berhasil menjalin kontak dengan prajurit-prajurit Gebirgsjäger yang datang dari arah lain. Setelah Pertempuran Kreta usai, Roon menghabiskan sisa karir militernya dalam Perang Dunia II sebagai Ia (Kepala Operasi) dari 4. Fallschirmjäger-Division, XI. Fliegerkorps, dan 1. Fallschirmarmee. Seusai perang dia membuat buku "Die Bildchronik der Fallschirmtruppe 1935-1945", yang berisikan sejarah Pasukan terjun Payung Jerman dalam gambar
Oberstleutnant Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (14 September 1899 - 14 Juli 1944) adalah anak dari Friedrich Graf von der Schulenburg (1865-1939), pahlawan Jerman dalam Perang Dunia Pertama sekaligus peraih Pour le Mérite yang kemudian menjadi jenderal SS di masa kekuasaan Nazi Jerman. Anaknya mengikuti jejak ayahnya dengan menjadi anggota milisi Nazi saat bergabung dengan SA (Sturmabteilung) pada tahun 1931, dengan pangkat terakhir sebagai SA-Brigadeführer (1942). Saat Perang Dunia II pecah, Schulenburg bergabung dengan Luftwaffe dan menjadi anggota Fallschirmjäger. Dia ikut berpartisipasi dalam Pertempuran di Polandia, Kreta, dan kemudian di Rusia. Schulenburg dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 20 Juni 1943 sebagai Major dan Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 7.Flieger-Division. Penghargaan tersebut diterima atas jasa-jasanya dalam memimpin kerjasama batalyonnya dengan 78. Sturm-Division, dalam pertempuran sengit melawan Tentara Merah di wilayah Orel. Dia kemudian dipindahkan ke Front Italia dan Barat, bertempur melawan pasukan Sekutu di Cassino serta Normandia. Major von der Schulenburg gugur dalam pertempuran di Saint-Lô pada tanggal 14 Juli 1944, dan kemudian jenazahnya dikebumikan di Bretagne. Secara anumerta pangkatnya dinaikkan menjadi Oberstleutnant. Hanya berselang satu minggu kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Juli 1944, terjadi upaya pembunuhan terhadap Hitler - yang berakhir dengan kegagalan - yang dilakukan oleh Oberst Claus von Stauffenberg. Diantara anggota komplotan Stauffenberg adalah adik dari Wolf-Werner von der Schulenburg yang berkarir sebagai perwira Heer, Fritz-Dietlof Graf von der Schulenburg. Sang adik kemudian dinyatakan bersalah atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi, dan kemudian dihukum gantung pada tanggal 10 Agustus 1944, kurang dari satu bulan berselang setelah kematian kakaknya! Medali dan penghargaan lain yang diterima oleh Wolf-Werner Graf von der Schulenburg: Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse (sama-sama 23 Mei 1940); Erdkampfabzeichen der Luftwaffe (1 Oktober 1942); serta Ärmelband Kreta (20 Mei 1943)
Hauptmann
der Reserve Heinz Paul Adolff (29 Juni 1914 – 17 Juli 1943) adalah
Führer Fallschirm-Pionier-Bataillon 1 / 1.Fallschirmjäger-Division yang
terluka parah saat berusaha menghancurkan jembatan Primasole yang
melintasi sungai Simeto (Italia) saat berlangsungnya invasi Sekutu atas
pulau Sisilia. Adolff berupaya meledakkan jembatan strategis tersebut
agar pasukan Inggris tidak bisa menyeberanginya. Dua kali usahanya
berakhir dengan kegagalan. Di usahanya yang ketiga dia dengan berani
mengemudikan sebuah truk yang membawa dua buah bom berat menuju
jembatan. Bom tersebut meledak dan jembatan hancur, tapi Adolff sendiri
mengalami luka parah di sekujur tubuhnya, dan meninggal tak lama
kemudian. Jasadnya kemudian dikebumikan di Deutscher Soldatenfriedhof
Motta San Anastasia, Plot:4. Baris:6. Kuburan:1-27. Tindakan heroiknya
membuat pasukan Inggris, yang berusaha menerobos garis belakang Jerman,
membatalkan usaha mereka. Atas jasa-jasanya tersebut, sang perwira Zeni
dinaikkan pangkatnya secara anumerta menjadi Major der Reserve tanggal
18 November 1943 sekaligus dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes
tanggal 26 Maret 1944. Medali-medali lain yang diraihnya:
Eisernes Kreuz II.Klasse (2 Juni 1940) dan I.Klasse (27 Juni 1940);
Fallschirmschützenabzeichen der Luftwaffe; serta Deutsches Kreuz in Gold
(19 Maret 1942)
Major Herbert Abratis (21 Maret 1918 - 29 Maret 1945) mencicipi medan pertempuran dari sejak Narvik, Prancis, Kreta, Rzhev, Orel, Sisilia, Cassino, sampai ke Oder. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 24 Oktober 1944 sebagai Hauptmann dan Führer
II.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division /
XXVI.Armeekorps / 10.Armee setelah berhasil menahan serbuan pasukan Sekutu dalam pertempuran di Cassino, Italia. Medali-medali lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (19 Juni 1941) dan I.Klasse (27 Agustus 1942); Verwundetenabzeichen in Silber; Fallschirmschützenabzeichen (1940); Erdkampfabzeichen der Luftwaffe; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42; Ärmelband Kreta; serta Deutsches Kreuz in Gold (15 Maret 1943)
Sumber :
DVD "Die Ritterkreuzträger 1939 bis 1945 im Bild" dari Deutsches Wehrkundearchiv
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Edgar Alcidi
Foto koleksi pribadi William "Bill" Petz
www.archives.ecpad.fr
www.bag-of-dirt.tumblr.com
www.de.metapedia.org
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.thirdreich.ca
www.wehrmacht-awards.com
www.ww2awards.com
No comments:
Post a Comment