Saturday, March 8, 2014

Album Foto Sukarelawan Latvia Di Wehrmacht

 Pembuatan dan pendistribusian roti dari Feldküche (Dapur Lapangan) milik legiun sukarelawan Latvia di Waffen-SS. Biasanya hal ini dilakukan di garis belakang dan hasilnya didistribusikan di front-front yang berdekatan, diletakkan di tempat-tempat tertentu yang nantinya diambil oleh prajurit yang biasa kebagian tugas tersebut. Pengirimannya rata-rata dilakukan di sore hari dan terdiri dari roti, selai dan makanan hangat yang nantinya dimakan menggunakan peralatan makan yang telah dibekali pada masing-masing prajurit (piring kaleng, sendok, garpu, pisau). Seringkali makanan itu telah keburu dingin sebelum sampai ke orang yang akan memakannya!

-------------------------------------------------------------------------------------------------

PERAIH RITTERKREUZ

 
Waffen-Hauptsturmführer der SS Miervaldis Ādamsons (29 Juni 1910 - 23 Agustus 1946) adalah mantan pelaut yang bertemperamen keras tapi pemberani. Pada periode 1930-1936 dia bergabung dengan Legiun Asing Prancis dan ditempatkan di Maroko. Disini keberaniannya sangat menonjol sehingga dia dijuluki sebagai "The Moroccan Teror"! Setelah balik ke Latvia, tahun 1937 Ādamsons menjadi anggota militer negaranya, tapi hanya sebentar saja karena pada tahun 1940 Uni Soviet menganeksasi Latvia sehingga memaksa dia menjadi gerilyawan. Kedatangan Jerman tahun 1941 disambut dengan suka cita, dan Ādamsons beserta rekan-rekan seperjuangannya dengan sukarela bergabung dengan Wehrmacht sebagai sukarelawan dengan tugas... membasmi gerilyawan (bayangkan, mantan gerilyawan melawan gerilyawan)! Setelah bergabung dengan 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 2), dia terlibat dalam apa yang disebut sebagai "Weihnachts-Schlachten" (Pertempuran Natal) dari tanggal 28 Desember s/d 31 Desember 1944 di jembatan Kurland dan, lagi-lagi, terluka (tanggal 25 Januari 1945)! Disinilah bintangnya bersinar terang. Bayangkan saja, dalam waktu hanya 24 jam dia dan pasukannya berhasil menggagalkan tujuh kali serangan Rusia, dan setelah pertempuran usai 400 mayat tentara musuh dapat dihitung di depan posisi pertahanan Latvia yang dipimpin Miervaldis! Sang musuh, Korps Angkatan Darat ke-100 Rusia, menyerang dengan dukungan tank lagi dan lagi. Dalam waktu hanya 3 hari Jembatan Vanagi berganti "tuan" 17 kali! Pada akhirnya jembatan yang berharga tersebut diduduki oleh pasukan pimpinan Miervaldis Ādamsons, yang memperlihatkan contoh mengagumkan bagi pasukannya dengan selalu bertempur paling depan. Begitu habis-habisannya pertempuran ini sehingga Korps Angkatan Darat ke-100 Rusia pun binasa total! Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 25 Januari 1945 sebagai Waffen-Untersturmführer der SS dan Chef 6.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment 44 (lettische Nr.6) der SS / VI.SS-Freiwilligen-Armeekorps / 16.Armee / Heeresgruppe Nord. Medali lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (26 Maret 1943) dan I.Klasse (21 September 1943); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Nahkampfspange in Bronze; Verwundetenabzeichen in Gold; serta Ärmelband Kurland. Ādamsons ditangkap Rusia saat menjalani perawatan atas luka-lukanya di rumah sakit bulan Mei 1945, dan setahun kemudian dia dieksekusi atas tuduhan "pengkhianatan terhadap tanah air"!


Waffen-Obersturmführer der SS Roberts Ancāns (11 November 1919 - 1 Januari 1982) adalah mantan anggota militer Latvia yang kemudian bergabung dengan Waffen-SS bulan Februari 1942, kurang dari satu tahun setelah invasi Jerman atas Uni Soviet. Dia adalah salah satu dari kelompok sukarelawan Latvia yang terkepung di Cholm. Disana dia terluka dan setelah sembuh melanjutkan tugasnya di dekat Leningrad, rawa-rawa Volkhov, dan sungai Velikaya. Setelah pembentukan 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 2) bulan Januari 1944, Ancāns ikut ambil bagian dalam pertempuran habis-habisan di Kurland yang terkepung. Dalam konfrontasi tanggal 24 Desember 1944, bersama dengan 180 orang anggota kompinya Ancāns menghancurkan serangan Soviet yang berusaha menerobos pertahanan yang digalang 19. Waffen-Grenadier-Division der SS dan 21. Luftwaffen-Feld-Division. Tidak kurang dari 12 tank musuh yang berhasil dihancurkan, dengan salah satunya secara pribadi dimusnahkan oleh Ancāns menggunakan senjata genggam-tangan! Setelah pasukan Jerman ditarik mundur, kompi Ancāns hanya tersisa 38 orang, dan itu pun kebanyakan dari mereka terluka serius! Atas prestasinya ini sang perwira Latvia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 25 Januari 1945 sebagai Waffen-Untersturmführer der SS dan Führer Nahkampfschule Waffen-Feldersatz-Bataillon der SS Nr.19 / 19.SS-Freiwillige-Grenadier-Division (Lettischer No. 2) / 6.SS-Freiwillige-Armeekorps / Heeresgruppe Nord. Pada bulan Mei 1945 dia terluka parah dan ditarik keluar dari kantung Kurland menggunakan kapal laut hanya beberapa hari sebelum Jerman secara resmi menyerah. Seusai perang Ancāns tinggal di Jerman Barat tapi kemudian berimigrasi ke Amerika Serikat. Dia meninggal dunia di New York pada Tahun Baru 1982 di usia 62 tahun. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (2 Oktober 1942); Eisernes Kreuz II.Klasse (1 April 1943) dan I.Klasse (27 Desember 1944); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (12 Oktober 1942); Nahkampfspange in Bronze; Verwundetenabzeichen in Gold (27 Desember 1944); serta Panzervernichtungsabzeichen in Silber


 Waffen-Hauptscharführer der SS Žanis Ansons (4 Desember 1911 – 24 November 1968) adalah petani Latvia yang bergabung dengan lettischen Schutzmannschaft-Bataillon 24 tahun 1942 sebelum dipindahkan ke resimen sukarelawan SS Latvia bulan Maret 1943. Pada bulan April 1944 Ansons sudah berpangkat Waffen-Hauptscharführer der SS di 6.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment der SS 44 (lettische Nr. 6) "Imanta". Dia ikut berpartisipasi dalam Pertempuran Leningrad dan juga Kurland. Dalam pergulatan yang terakhir ini Ansons mendapat nama harum dengan selalu berada paling depan di medan perang sehingga dia direkomendasikan oleh atasannya untuk mendapatkan Ritterkreuz. Ketika rekomendasinya sedang diproses, sekali lagi sang bintara menunjukkan kemampuannya yang istimewa: di malam tanggal 27 Desember 1943 Tentara Merah telah menembus pertahanan pasukan Jerman dan maju sampai sejauh dua kilometer. Ansons, yang dikirim hanya untuk melakukan pengintaian di Point 73, menyadari bahwa kekuatan musuh yang masuk wilayah Jerman masih belum cukup kuat sehingga dia memutuskan untuk melakukan tindakan sebelum datang bala bantuan lebih banyak lagi. Dengan hanya ditemani oleh delapan orang prajurit dan bermodalkan senapan mesin dan granat dia menyerbu Point 73 yang ditempati oleh pasukan cadangan serta pengamat artileri Soviet. Serbuan tersebut begitu mendadak sehingga tak lama kemudian musuh dipaksa untuk pontang-panting mundur ke garis awal mereka melakukan serangan! Beberapa minggu kemudian datanglah berita gembira bahwa dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 16 Januari 1945 sebagai Zugführer di 3.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment der SS 44 / 19.SS-Freiwillige-Grenadier-Division (Lettische No. 2) / VI.SS-Freiwillige-Armeekorps / 16.Armee / Heeresgruppe Nord, dan menjadi sukarelawan Latvia pertama berpangkat selain perwira yang mendapatkannya! Manusia satu ini benar-benar bermental baja: ketika sekutu Jermannya menyerah di Kurland bulan Mei 1945, Ansons dan beberapa rekannya memilih untuk melarikan diri ke hutan dan melanjutkan gerilya melawan Soviet dari sana! Dia baru tertangkap tanggal 18 Desember 1946 dan langsung dideportasi ke Vorkuta. Pada tahun 1955 Ansons kembali ke Latvia setelah dibebaskan dan meninggal dunia dengan tenang disana pada tahun 1968 dalam usia 56 tahun. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Tapferkeits- und Verdienstauszeichnung für Angehörige der Ostvölker I. Klasse, 2. Stufe (24 April 1943); Eisernes Kreuz II.Klasse (27 Agustus 1943) dan I.KLasse (16 Oktober 1944); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (14 November 1944); Verwundetenabzeichen in Schwarz (23 Desember 1944); serta Nahkampfspange in Bronze (23 Desember 1944)



Waffen-Standartenführer der SS Kārlis Aperāts (4 Maret 1892 - 16 Juli 1944) dari Latvia mempunyai rentang karir militer yang luar biasa dimana dia mengabdi di empat negara: Kekaisaran Rusia, Latvia, Uni Soviet, dan Nazi Jerman! Dia pertama kali bertempur dalam Perang Dunia Pertama saat membela Kekaisaran Rusia dalam melawan Kekaisaran Jerman. Pada tahun 1919 dia balik melawan mantan tuannya dalam perang kemerdekaan negara-negara Baltik. Aperāts lalu melanjutkan karir militer di negara kelahirannya sebagai perwira sandi. Ketika Soviet menginvasi Latvia tahun 1940 dia direkrut masuk Tentara Merah tapi tak lama kemudian keluar dan mendirikan unit bawah tanah beranggotakan 1700 orang yang menentang komunisme. Jerman gantian menyerbu negaranya bulan Juni 1941, dan Aperāts bergabung secara sukarela dengan Waffen-SS setahun kemudian. Dia terlibat dalam operasi di Belarusia dan Leningrad dari bulan Februari 1943, lalu diangkat sebagai komandan resimen Grenadier SS Latvia ke-32 bulan Juni 1944. Resimennya bertugas di utara Front Timur. Disini  Aperāts membentuk sebuah Kampfgrupe beranggotakan 850 orang dan dilengkapi dengan dua senjata anti-tank. Dalam operasi anti-gerilyawan mereka menghancurkan dua batalyon Partisan, juga dipaksa untuk berhadapan dengan dua divisi Soviet yang disertai oleh 30-40 tank saat menjadi pasukan garis belakang di jembatan Ssinaja yang melintasi sungai Mosuli. Dalam pertempuran sengit yang terjadi kemudian, Kampfgruppe Aperats mampu menghancurkan 8 tank. Dalam pertempuran itu pula sang komandan Kampfgruppe terluka parah di kepala dan dokter unit memperkirakan dia hanya punya waktu ½ jam untuk hidup. Anakbuahnya menginginkan agar dia dibawa mundur ke garis belakang, tapi Aperāts bersikukuh untuk ditinggalkan di medan pertempuran dan meminta mereka menyelamatkan diri. Saat Kampfgruppe-nya berangsur-angsur meninggalkan jembatan, mereka mendengar suara tembakan dan meyakini bahwa sang komandan yang dicintai tersebut telah menembak dirinya sendiri dengan pistol. Atas keberanian pribadi yang ditunjukkannya dalam pertempuran, dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes secara anumerta tanggal 21 September 1944 sebagai Waffen-Obersturmbannführer der SS dan Kommandeur Waffen-Grenadier Regiment der SS 32 / 15.Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 1) / VI.SS-Freiwillige-Armeekorps / Heeresgruppe Nord. Pangkatnya juga dinaikkan secara anumerta menjadi Waffen-Standartenführer der SS. Setelah perang usai, setiap tahun tanggal 16 Juli para mantan anggota Waffen-Grenadier Regiment der SS 32 yang selamat berkumpul di dekat jembatan Ssinaja untuk melarungkan karangan bunga di sungai Mosuli sebagai kenangan atas mantan komandan mereka yang berani. Medali dan penghargaan lain yang diterima oleh Kārlis Aperāts: Order of the Lacplesis, III Class; Order of the Three Stars, V Class (Latvia); Order of Viesturs, IV Class with Swords (Latvia); Commemorative Badge of the Latvian War of Liberation; serta Eisernes Kreuz II.Klasse (22 Agustus 1943) dan I.Klasse (21 September 1943)
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Waffen-Obersturmführer der SS Alfrēds Jānis Bērziņš (1920 - 3 Agustus 2011) difoto di musim gugur tahun 1944, yang dimuat dalam buku "Latviešu karavīrs otrajā pasaules karā" (Prajurit Latvia Dalam Perang Dunia II) halaman 321 karya Liene Mikelsone. Dia dianugerahi Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS tanggal 5 Maret 1945 sebagai Chef 2.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment der SS 42 “Voldemārs Veiss” / 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 2). Medali-medali lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (Oktober 1943) dan I.Klasse (Januari 1944); Infanterie-Sturmabzeichen; dan Verwundetenabzeichen in Gold. Yang terakhir diterimanya atas enam luka yang dideritanya di medan pertempuran, yang salah satunya mengharuskan kakinya (sampai batas lutut) untuk diamputasi!


 
Waffen-Obersturmführer der SS Augusts Biters (9 Juni 1916 - 29 Januari 1997) datang dari keluarga besar (8 anak) dengan 5 diantara saudaranya masuk dinas militer! Dia dianugerahi Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS tanggal 5 Maret 1945 sebagai Waffen-Untersturmführer der SS dan Führer 4.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment 44 (lettische Nr.6) der SS / 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 2). Medali-medali lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille); serta Ärmelband Kurland. BTW, Foto atas diambil dari buku "Latviešu karavīrs otrajā pasaules karā" (Prajurit Latvia Dalam Perang Dunia II) halaman 182 karya Liene Mikelsone, sementara bawahnya diambil setelah berakhirnya Perang Dunia II, dimana dia bekerja sebagai tukang las bangunan


 Voldemārs Grāvelis


Vilis Janums


 
Waffen-Obersturmführer der SS Teodors Kalnājs adalah komandan 8.Kompanie / II.Bataillon / Waffen-Grenadier Regiment der SS 44 / 19.Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 2). Atas jasa-jasanya di medan perang, dia dianugerahi Eisernes Kreuz II.Klasse (30 Maret 1944) dan I.Klasse (10 Agustus 1944), serta menjadi salah satu dari hanya 9 orang sukarelawan asal Latvia yang mendapat Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS (Honour Roll Clasp of the Army and Waffen-SS / Lencana Baris Kehormatan Angkatan Darat dan SS Bersenjata) tanggal 10 April 1945. Lencana ini dirancang sebagai penghargaan terhadap aksi heroik para pejuang Wehrmacht yang telah mendapat kedua tingkat medali Salib Baja (Eisernes Kreuz) tapi yang aksinya belum cukup "layak" untuk diganjar dengan Deutsches Kreuz in Gold ataupun Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes. Merujuk pada peraturan, Ehrenblattspange disematkan di pita Eisernes Kreuz II.Klasse yang biasa dipakai di kancing tengah kedua seragam. Tercatat 4.556 orang yang mendapat Ehrenblattspange sepanjang Perang Dunia II, lebih sedikit dari penerima Ritterkreuz (7.323 orang) ataupun Deutsches Kreuz in Gold (24.204 orang), walaupun masih kalah "eksklusif" dari Deutsches Kreuz in Silber (1.115 orang)


Miervaldis Ziedainis


Sumber :

No comments: