Pembuatan
dan pendistribusian roti dari Feldküche (Dapur Lapangan) milik legiun
sukarelawan Latvia di Waffen-SS. Biasanya hal ini dilakukan di garis
belakang dan hasilnya didistribusikan di front-front yang berdekatan,
diletakkan di tempat-tempat tertentu yang nantinya diambil oleh prajurit
yang biasa kebagian tugas tersebut. Pengirimannya rata-rata dilakukan
di sore hari dan terdiri dari roti, selai dan makanan hangat yang
nantinya dimakan menggunakan peralatan makan yang telah dibekali pada
masing-masing prajurit (piring kaleng, sendok, garpu, pisau). Seringkali
makanan itu telah keburu dingin sebelum sampai ke orang yang akan
memakannya!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
Waffen-Hauptsturmführer
der SS Miervaldis Ādamsons (29 Juni 1910 - 23 Agustus 1946) adalah
mantan pelaut yang bertemperamen keras tapi pemberani. Pada periode
1930-1936 dia bergabung dengan Legiun Asing Prancis dan ditempatkan di
Maroko. Disini keberaniannya sangat menonjol sehingga dia dijuluki
sebagai "The Moroccan Teror"! Setelah balik ke Latvia, tahun 1937
Ādamsons menjadi anggota militer negaranya, tapi hanya sebentar saja
karena pada tahun 1940 Uni Soviet menganeksasi Latvia sehingga memaksa
dia menjadi gerilyawan. Kedatangan Jerman tahun 1941 disambut dengan
suka cita, dan Ādamsons beserta rekan-rekan seperjuangannya dengan
sukarela bergabung dengan Wehrmacht sebagai sukarelawan dengan tugas...
membasmi gerilyawan (bayangkan, mantan gerilyawan melawan gerilyawan)!
Setelah bergabung dengan 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische
Nr. 2), dia terlibat dalam apa yang disebut sebagai
"Weihnachts-Schlachten" (Pertempuran Natal) dari tanggal 28 Desember s/d
31 Desember 1944 di jembatan Kurland dan, lagi-lagi, terluka (tanggal
25 Januari 1945)! Disinilah bintangnya bersinar terang. Bayangkan saja,
dalam waktu hanya 24 jam dia dan pasukannya berhasil menggagalkan tujuh
kali serangan Rusia, dan setelah pertempuran usai 400 mayat tentara
musuh dapat dihitung di depan posisi pertahanan Latvia yang dipimpin
Miervaldis! Sang musuh, Korps Angkatan Darat ke-100 Rusia, menyerang
dengan dukungan tank lagi dan lagi. Dalam waktu hanya 3 hari Jembatan
Vanagi berganti "tuan" 17 kali! Pada akhirnya jembatan yang berharga
tersebut diduduki oleh pasukan pimpinan Miervaldis Ādamsons, yang
memperlihatkan contoh mengagumkan bagi pasukannya dengan selalu
bertempur paling depan. Begitu habis-habisannya pertempuran ini sehingga
Korps Angkatan Darat ke-100 Rusia pun binasa total! Dia dianugerahi
Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 25 Januari 1945 sebagai
Waffen-Untersturmführer der SS dan Chef 6.Kompanie /
Waffen-Grenadier-Regiment 44 (lettische Nr.6) der SS / VI.SS-Freiwilligen-Armeekorps / 16.Armee / Heeresgruppe Nord.
Medali lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (26 Maret 1943)
dan I.Klasse (21 September 1943); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber;
Nahkampfspange in Bronze; Verwundetenabzeichen in Gold; serta Ärmelband
Kurland. Ādamsons ditangkap Rusia saat menjalani perawatan atas
luka-lukanya di rumah sakit bulan Mei 1945, dan setahun kemudian dia
dieksekusi atas tuduhan "pengkhianatan terhadap tanah air"!
Waffen-Obersturmführer
der SS Roberts Ancāns (11 November 1919 - 1 Januari 1982) adalah mantan
anggota militer Latvia yang kemudian bergabung dengan Waffen-SS bulan
Februari 1942, kurang dari satu tahun setelah invasi Jerman atas Uni
Soviet. Dia adalah salah satu dari kelompok sukarelawan Latvia yang
terkepung di Cholm. Disana dia terluka dan setelah sembuh melanjutkan
tugasnya di dekat Leningrad, rawa-rawa Volkhov, dan sungai Velikaya.
Setelah pembentukan 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr.
2) bulan Januari 1944, Ancāns ikut ambil bagian dalam pertempuran
habis-habisan di Kurland yang terkepung. Dalam konfrontasi tanggal 24
Desember 1944, bersama dengan 180 orang anggota kompinya Ancāns
menghancurkan serangan Soviet yang berusaha menerobos pertahanan yang
digalang 19. Waffen-Grenadier-Division der SS dan 21.
Luftwaffen-Feld-Division. Tidak kurang dari 12 tank musuh yang berhasil
dihancurkan, dengan salah satunya secara pribadi dimusnahkan oleh Ancāns
menggunakan senjata genggam-tangan! Setelah pasukan Jerman ditarik
mundur, kompi Ancāns hanya tersisa 38 orang, dan itu pun kebanyakan dari
mereka terluka serius! Atas prestasinya ini sang perwira Latvia
dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 25 Januari
1945 sebagai Waffen-Untersturmführer der SS dan Führer Nahkampfschule
Waffen-Feldersatz-Bataillon der SS Nr.19 /
19.SS-Freiwillige-Grenadier-Division (Lettischer No. 2) /
6.SS-Freiwillige-Armeekorps / Heeresgruppe Nord. Pada bulan Mei 1945 dia
terluka parah dan ditarik keluar dari kantung Kurland menggunakan kapal
laut hanya beberapa hari sebelum Jerman secara resmi menyerah. Seusai
perang Ancāns tinggal di Jerman Barat tapi kemudian berimigrasi ke
Amerika Serikat. Dia meninggal dunia di New York pada Tahun Baru 1982 di
usia 62 tahun. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Medaille
Winterschlacht im Osten 1941/42 (2 Oktober 1942); Eisernes Kreuz
II.Klasse (1 April 1943) dan I.Klasse (27 Desember 1944);
Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (12 Oktober 1942); Nahkampfspange in
Bronze; Verwundetenabzeichen in Gold (27 Desember 1944); serta
Panzervernichtungsabzeichen in Silber
Waffen-Hauptscharführer
der SS Žanis Ansons (4 Desember 1911 – 24 November 1968) adalah petani
Latvia yang bergabung dengan lettischen Schutzmannschaft-Bataillon 24
tahun 1942 sebelum dipindahkan ke resimen sukarelawan SS Latvia bulan
Maret 1943. Pada bulan April 1944 Ansons sudah berpangkat Waffen-Hauptscharführer der SS di 6.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment der SS 44 (lettische Nr. 6) "Imanta".
Dia ikut berpartisipasi dalam Pertempuran Leningrad dan juga Kurland.
Dalam pergulatan yang terakhir ini Ansons mendapat nama harum dengan
selalu berada paling depan di medan perang sehingga dia direkomendasikan
oleh atasannya untuk mendapatkan Ritterkreuz. Ketika rekomendasinya
sedang diproses, sekali lagi sang bintara menunjukkan kemampuannya yang
istimewa: di malam tanggal 27 Desember 1943 Tentara Merah telah menembus
pertahanan pasukan Jerman dan maju sampai sejauh dua kilometer. Ansons,
yang dikirim hanya untuk melakukan pengintaian di Point 73, menyadari
bahwa kekuatan musuh yang masuk wilayah Jerman masih belum cukup kuat
sehingga dia memutuskan untuk melakukan tindakan sebelum datang bala
bantuan lebih banyak lagi. Dengan hanya ditemani oleh delapan orang
prajurit dan bermodalkan senapan mesin dan granat dia menyerbu Point 73
yang ditempati oleh pasukan cadangan serta pengamat artileri Soviet.
Serbuan tersebut begitu mendadak sehingga tak lama kemudian musuh
dipaksa untuk pontang-panting mundur ke garis awal mereka melakukan
serangan! Beberapa minggu kemudian datanglah berita gembira bahwa dia
dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 16 Januari 1945
sebagai Zugführer di 3.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment der SS 44 /
19.SS-Freiwillige-Grenadier-Division (Lettische No. 2) /
VI.SS-Freiwillige-Armeekorps / 16.Armee / Heeresgruppe Nord, dan menjadi
sukarelawan Latvia pertama berpangkat selain perwira yang
mendapatkannya! Manusia satu ini benar-benar bermental baja: ketika
sekutu Jermannya menyerah di Kurland bulan Mei 1945, Ansons dan beberapa
rekannya memilih untuk melarikan diri ke hutan dan melanjutkan gerilya
melawan Soviet dari sana! Dia baru tertangkap tanggal 18 Desember 1946
dan langsung dideportasi ke Vorkuta. Pada tahun 1955 Ansons kembali ke
Latvia setelah dibebaskan dan meninggal dunia dengan tenang disana pada
tahun 1968 dalam usia 56 tahun. Medali dan penghargaan lain yang
diraihnya: Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Tapferkeits-
und Verdienstauszeichnung für Angehörige der Ostvölker I. Klasse, 2.
Stufe (24 April 1943); Eisernes Kreuz II.Klasse (27 Agustus 1943) dan
I.KLasse (16 Oktober 1944); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (14
November 1944); Verwundetenabzeichen in Schwarz (23 Desember 1944);
serta Nahkampfspange in Bronze (23 Desember 1944)
Waffen-Standartenführer
der SS Kārlis Aperāts (4 Maret 1892 - 16 Juli 1944) dari Latvia
mempunyai rentang karir militer yang luar biasa dimana dia mengabdi di
empat negara: Kekaisaran Rusia, Latvia, Uni Soviet, dan Nazi Jerman! Dia
pertama kali bertempur dalam Perang Dunia Pertama saat membela
Kekaisaran Rusia dalam melawan Kekaisaran Jerman. Pada tahun 1919 dia
balik melawan mantan tuannya dalam perang kemerdekaan negara-negara
Baltik. Aperāts lalu melanjutkan karir militer di negara kelahirannya
sebagai perwira sandi. Ketika Soviet menginvasi Latvia tahun 1940 dia
direkrut masuk Tentara Merah tapi tak lama kemudian keluar dan
mendirikan unit bawah tanah beranggotakan 1700 orang yang menentang
komunisme. Jerman gantian menyerbu negaranya bulan Juni 1941, dan
Aperāts bergabung secara sukarela dengan Waffen-SS setahun kemudian. Dia
terlibat dalam operasi di Belarusia dan Leningrad dari bulan Februari
1943, lalu diangkat sebagai komandan resimen Grenadier SS Latvia ke-32
bulan Juni 1944. Resimennya bertugas di utara Front Timur. Disini
Aperāts membentuk sebuah Kampfgrupe beranggotakan 850 orang dan
dilengkapi dengan dua senjata anti-tank. Dalam operasi anti-gerilyawan
mereka menghancurkan dua batalyon Partisan, juga dipaksa untuk
berhadapan dengan dua divisi Soviet yang disertai oleh 30-40 tank saat
menjadi pasukan garis belakang di jembatan Ssinaja yang melintasi sungai
Mosuli. Dalam pertempuran sengit yang terjadi kemudian, Kampfgruppe
Aperats mampu menghancurkan 8 tank. Dalam pertempuran itu pula sang
komandan Kampfgruppe terluka parah di kepala dan dokter unit
memperkirakan dia hanya punya waktu ½ jam untuk hidup. Anakbuahnya
menginginkan agar dia dibawa mundur ke garis belakang, tapi Aperāts
bersikukuh untuk ditinggalkan di medan pertempuran dan meminta mereka
menyelamatkan diri. Saat Kampfgruppe-nya berangsur-angsur meninggalkan
jembatan, mereka mendengar suara tembakan dan meyakini bahwa sang
komandan yang dicintai tersebut telah menembak dirinya sendiri dengan
pistol. Atas keberanian pribadi yang ditunjukkannya dalam pertempuran,
dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes secara anumerta
tanggal 21 September 1944 sebagai Waffen-Obersturmbannführer der SS dan
Kommandeur Waffen-Grenadier Regiment der SS 32 /
15.Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 1) /
VI.SS-Freiwillige-Armeekorps / Heeresgruppe Nord. Pangkatnya juga
dinaikkan secara anumerta menjadi Waffen-Standartenführer der SS.
Setelah perang usai, setiap tahun tanggal 16 Juli para mantan anggota
Waffen-Grenadier Regiment der SS 32 yang selamat berkumpul di dekat
jembatan Ssinaja untuk melarungkan karangan bunga di sungai Mosuli
sebagai kenangan atas mantan komandan mereka yang berani. Medali dan
penghargaan lain yang diterima oleh Kārlis Aperāts: Order of the
Lacplesis, III Class; Order of the Three Stars, V Class (Latvia); Order
of Viesturs, IV Class with Swords (Latvia); Commemorative Badge of the
Latvian War of Liberation; serta Eisernes Kreuz II.Klasse (22 Agustus
1943) dan I.Klasse (21 September 1943)
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Waffen-Obersturmführer der SS Alfrēds Jānis Bērziņš (1920 - 3 Agustus 2011) difoto di musim gugur tahun 1944, yang dimuat dalam buku "Latviešu karavīrs otrajā pasaules karā" (Prajurit Latvia Dalam Perang Dunia II) halaman 321 karya Liene Mikelsone. Dia dianugerahi Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS tanggal 5 Maret 1945 sebagai Chef 2.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment der SS 42 “Voldemārs Veiss” / 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 2). Medali-medali lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (Oktober 1943) dan I.Klasse (Januari 1944); Infanterie-Sturmabzeichen; dan Verwundetenabzeichen in Gold. Yang terakhir diterimanya atas enam luka yang dideritanya di medan pertempuran, yang salah satunya mengharuskan kakinya (sampai batas lutut) untuk diamputasi!
Waffen-Obersturmführer der SS Augusts Biters (9 Juni 1916 - 29 Januari 1997) datang dari keluarga besar (8 anak) dengan 5 diantara saudaranya masuk dinas militer! Dia dianugerahi Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS tanggal 5 Maret 1945 sebagai Waffen-Untersturmführer der SS dan Führer 4.Kompanie /
Waffen-Grenadier-Regiment 44 (lettische Nr.6) der SS / 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 2). Medali-medali lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille); serta Ärmelband Kurland. BTW, Foto atas diambil dari buku "Latviešu karavīrs otrajā pasaules karā" (Prajurit Latvia Dalam Perang Dunia II) halaman 182 karya Liene Mikelsone, sementara bawahnya diambil setelah berakhirnya Perang Dunia II, dimana dia bekerja sebagai tukang las bangunan
Voldemārs Grāvelis
Vilis Janums
Waffen-Obersturmführer
der SS Teodors Kalnājs adalah komandan 8.Kompanie / II.Bataillon /
Waffen-Grenadier Regiment der SS 44 / 19.Waffen-Grenadier-Division der
SS (lettische Nr. 2). Atas jasa-jasanya di medan perang, dia dianugerahi
Eisernes Kreuz II.Klasse (30 Maret 1944) dan I.Klasse (10 Agustus
1944), serta menjadi salah satu dari hanya 9 orang sukarelawan asal
Latvia yang mendapat Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS (Honour
Roll Clasp of the Army and Waffen-SS / Lencana Baris Kehormatan Angkatan
Darat dan SS Bersenjata) tanggal 10 April 1945. Lencana ini dirancang
sebagai penghargaan terhadap aksi heroik para pejuang Wehrmacht yang
telah mendapat kedua tingkat medali Salib Baja (Eisernes Kreuz) tapi
yang aksinya belum cukup "layak" untuk diganjar dengan Deutsches Kreuz
in Gold ataupun Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes. Merujuk pada
peraturan, Ehrenblattspange disematkan di pita Eisernes Kreuz II.Klasse
yang biasa dipakai di kancing tengah kedua seragam. Tercatat 4.556 orang
yang mendapat Ehrenblattspange sepanjang Perang Dunia II, lebih sedikit
dari penerima Ritterkreuz (7.323 orang) ataupun Deutsches Kreuz in Gold
(24.204 orang), walaupun masih kalah "eksklusif" dari Deutsches Kreuz
in Silber (1.115 orang)
Miervaldis Ziedainis
Sumber :
No comments:
Post a Comment