Hauptmann (W) Egon Aghta bukanlah satu-satunya anggota tim penjinak bom yang menerima Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, meskipun dia adalah satu-satunya yang dianugerahi Eichenlaub. Disini Aghta (kedua dari kiri) berfoto di Berlin bersama dengan dua orang Ritterkreuzträger dari Feuerwerker, Karl Kudla (kiri) dan Siegfried Rieger (kanan). Kasual banget kan foto ini? senyum berkembang seakan-akan suasana damai menyelimuti. Padahal bila dilihat dari Ritterkreuz yang terlihat terpasang di leher Kudla dan Rieger, bisa dipastikan bahwa foto ini dibuat paling awal adalah tanggal 18 April 1945, tanggal dimana Kudla dan Rieger menerima Ritterkreuz-nya. Tapi bila kita melihat dari tradisi bahwa si Ritterkreuz biasanya menggelantung melebar dengan pitanya di hari dia dianugerahkan, maka saya bisa meyakinkan kepada Om-Om cabul semua bahwa foto ini diambil SETELAH tanggal tersebut. Lah, terus emang kenapa? Simpel, foto ini diambil di tengah berkecamuk serunya pertempuran Berlin di sekeliling mereka!!!
-------------------------------------------------------------------------
PERAIH EICHENLAUB
Hauptmann (W) der Reserve Egon Aghta (29 Januari 1918 - 2 Mei 1945) dari Sprengkommando der Luftwaffe I / Luftgau-Kommando III Berlin / Luftflotte Reich adalah anggota Penjinak Bom Dengan Penghargaan Tertinggi! Feuerwerker sendiri arti dasarnya adalah "pemadam
kebakaran", tapi bisa juga diartikan sebagai unit persenjataan atau
penjinak bom darat (Gegana urusan Jihandak kalau di negara kita). Dia bersama para rekan Feuerwerker seprofesinya bekerja hampir tanpa henti demi menjinakkan RIBUAN bom Blindgänger
yang tersebar di hampir setiap sudut kota Berlin dan "dimuntahkan" oleh
pesawat-pesawat pembom USAAF dan RAF. OK, sekarang saya meminta pada anda
semua, tolong bayangkan sebentar seperti apa pekerjaannya tersebut!
Seorang pahlawan tidak hanya diukur dari seberapa banyak ia membunuh
musuhnya, seberapa berani ia kala berhadapan dengan lawannya, tapi juga
dari seberapa besar peran yang disumbangkannya bagi keselamatan rakyat
banyak, dan Egon Aghta lebih dari layak untuk disebut sebagai seorang
pahlawan dengan melihat kriteria ini! Seorang penjinak bom haruslah
bekerja dalam keadaan yang tenang agar ia bisa berkonsentrasi pada
pekerjaan beresiko besar yang dilakukannya, tapi Aghta menjalani
pekerjaannya hampir tidak pernah dalam keadaan seideal itu. Di atasnya
berseliweran pesawat-pesawat Sekutu dengan bom-bom mereka, belum lagi
suara raungan dari ribuan mesin pesawat, sirine tanda bahaya, senjata
anti serangan udara, dan teriakan-teriakan dari manusia yang ketakutan
atau meregang nyawa! Medali dan penghargaan yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (14 Desember 1941) dan I.Klasse (18 Juni 1943); Verwundetenabzeichen in Gold; Deutsches Kreuz in Gold (19 Januari 1945); serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (3 Februari 1945) mit Eichenlaub #778 (12 Maret 1945)
Sumber :
www.feldgrau.net
No comments:
Post a Comment