Landser
dari Infanterie-Regiment 267 / 94.Infanterie-Division menggunakan
sebuah rumah pertanian Rusia yang ditinggalkan oleh penghuninya sebagai
pos komando sementara tidak jauh dari Volga, akhir Agustus 1942. Para
prajurit Jerman ini mengadaptasi nama Rusia untuk kabin kayu yang mereka
tempati, "Isba". Dari sini mereka memperhatikan formasi pesawat terbang
Luftwaffe membombardir kota Stalingrad dan dapat melihat jelas gumpalan
asap hitam tebal membumbung tinggi menembus hangatnya langit selatan
Rusia dari bangunan dan pabrik yang terbakar
Seorang
Gefreiter dari 94. Infanterie-Division memanfaatkan waktu istirahatnya
yang singkat dengan menikmati sebotol jus apel yang segar. Panas cuaca
Rusia di akhir Agustus 1942 begitu menyengat, yang terlihat dari kerah
seragam wol sang prajurit yang sengaja dibuka. Kondisi ini akan segera
berubah tak lama kemudian ketika hujan musim gugur mulai tiba di sekitar
pinggiran sungai Volga. Pasukan di garis belakang hanya diberi jatah
tiga deret Patronentasche 11 (kantong peluru) yang berisi 30 butir
peluru dan bukannya enam seperti biasanya pasukan di garis depan
(Frontsoldat). Dia menggantungkan sebuah Gasplane (kantong kain masker)
yang terbuat dari kain berlapis karet berwarna hijau tua kebiru-biruan
di strap yang biasa digunakan untuk membawa masker gas (Gasmaske)
Sumber :
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
No comments:
Post a Comment