Untuk versi PDF/Ebook artikel dibawah bisa didownload DISINI
Oleh : Steve Edpin
Disclaimer:
Artikel ini ditujukan untuk mereka yang ingin memulai mengoleksi, dan disusun berdasarkan pengalaman pribadi. Setiap kolektor memiliki sudut pandang dan pendekatan yang berbeda-beda. Kelengkapan dan akurasi tidak dapat dijadikan acuan/panduan mendasar yang tetap dalam praktik mengoleksi.
(1) “Apa tujuan dari artikel ini?”
Beberapa waktu lalu Kang Alif meminta saya untuk berbagi kisah mengenai koleksi medali/penghargaan relic milik saya, yang saat ini dititikberatkan pada koleksi medali/penghargaan ‘jejermanan’ periode 1933-1945 (alias jaman Rezim Ketiga semenjak Hitler naik ke tampuk kekuasaan). Akan tetapi, saya jelaskan saja relic secara keseluruhan, sehingga tidak hanya sebatas pada medali/penghargaan.
Dengan artikel ini, diharapkan agar para pembaca yang memiliki ketertarikan akan hobi yang sama bukan saja dapat mengerti bagaimana cara memulainya, tapi juga dapat meningkatkan minat untuk mengoleksi. Untuk cara mengoleksinya itu sendiri bukan merupakan topik utama dalam artikel ini, karena setiap kategori koleksi membutuhkan pembelajarannya sendiri yang berbeda-beda. Namun hal ini akan dijelaskan secara umum.
(2) “Apa yang dimaksud dengan ‘kategori koleksi’?”
Kategori koleksi bisa dilihat menurut keotentikan barang (asli atau tidaknya sebuah barang) dan juga menurut jenis barangnya (contoh: koleksi seragam, koleksi perlengkapan, koleksi medali/penghargaan, koleksi dokumen, dll.). Barang-barang asli yang diproduksi pada jamannya (dalam hal ini era Rezim Ketiga) biasanya disebut sebagai relic, sedangkan barang-barang palsu (reproduksi atau copy) disebut sebagai fakes. Satu orang bisa saja mendalami satu kategori atau lebih.
(Catatan: Artikel ini fokus untuk kategori relic saja.)
(3) “Anda masuk kategori yang mana?”
Menurut keotentikan barang, saya mengoleksi dua-duanya, baik relic maupun repro. Untuk relic, saat ini saya lebih fokus pada koleksi medali/penghargaan, literatur, dan foto. Meskipun terkadang, jika memungkinkan, juga mengoleksi beberapa relic di luar kategori tersebut, seperti dokumen dan perlengkapan lapangan.
(4) “Sudah berapa lama menjalani hobi ini?”
Masih sangat baru. Baru mulai koleksi relic tahun 2011.
(5) “Apa saja yang diperlukan untuk memulai mengoleksi relic?”
Waktu untuk mencari dan mempelajari barang yang akan Anda koleksi, tidak cukup dilakukan sehari dua hari saja. Dalam mempelajari relic, tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan: sejarah dari barangnya itu sendiri, tingkat kelangkaan, kisaran harga di pasaran, dan yang terpenting adalah bagaimana mengetahui bahwa barang tersebut adalah relic.
Kesungguhan dibutuhkan untuk belajar dan terus belajar. Di satu sisi, semakin banyak belajar, semakin banyak pemahaman/ilmu yang didapat. Namun di sisi lain, semakin banyak ilmu yang didapat juga terkadang bertentangan satu dengan lainnya, dengan demikian malah tambah membingungkan. Dalam hal ini, pendapat dari para ahli dibutuhkan untuk mendapatkan jawaban, yang akan dijelaskan nanti.
Untuk mendapatkan relic, bisa dibilang tidak membutuhkan tenaga yang banyak. Di era digital ini, pemesanan dan pembayaran dapat dengan mudah dilakukan secara online. Namun dibutuhkan kesabaran ekstra untuk mendapatkan sebuah relic, yang bisa memakan waktu tahunan.
Dan pastinya uang, yang bukan saja diperlukan untuk mendapatkan relicnya itu sendiri, tapi juga untuk ‘membeli ilmu’ yang diperlukan. Meskipun hampir semua yang ingin Anda cari dapat Anda temukan melalui internet, terkadang itu tidak mencukupi, dan ilmu tersebut hanya tersedia dalam bentuk literatur ratusan halaman yang sama sekali tidak dapat ditemukan di internet.
(6) “Bagaimana cara mendalami ilmu untuk mengoleksi relic?”
Dalam mengoleksi sebuah relic, ada tiga cara yang dapat digunakan untuk mendapatkannya. Tiap cara memiliki keuntungan dan kelemahannya masing-masing.
Pertama, cara yang paling mudah tentunya melalui internet. Melalui internet, lazimnya Anda dapat menemukan informasi baik secara garis besar maupun secara spesifik, Anda juga dapat berdiskusi di forum-forum sesama kolektor atau di situs-situs jejaring sosial.
Kedua, dari literatur-literatur yang telah dipublikasikan. Literatur dapat memberikan penjelasan yang jauh lebih mendalam yang seringkali tidak dapat ditemukan di internet. Sebagai contoh, satu medali yang sangat sederhana saja dapat dibahas ke dalam buku ratusan halaman. Tetapi tidak semua kategori koleksi dituangkan dalam bentuk literatur.
Ketiga, pendapat dari para ahli (expert opinion). Ini umumnya saya lakukan untuk mendapatkan opini jika cara pertama dan kedua tidak dapat memberikan jawaban yang definitif. ALWAYS DO YOUR OWN RESEARCH FIRST! Berdiskusilah dengan para ahli, jika ‘penelitian’ Anda sebelumnya tidak dapat memberi jawaban.
Namun, seseorang harus mampu mendapatkan informasi dari banyak sumber/narasumber, dan juga harus dapat memilah-milah mana yang terpercaya.
(7) “Bagaimana cara mengetahui bahwa sebuah sumber dapat dipercaya?”
Awalnya memang sulit untuk mengetahui sumber-sumber mana yang dapat dijadikan panduan. Seiring berjalannya waktu, pengalaman Anda akan bertambah dan dengan sendirinya Anda akan dapat memilah-milah sumber secara lebih baik. Saya rekomendasikan beberapa situs/forum internasional di mana Anda dapat bergabung dan berdiskusi baik dengan sesama penggemar maupun dengan para ahli berkaitan dengan ‘jejermanan’. Beberapa di antaranya (berbahasa Inggris) adalah:
- Wehrmacht-Awards Militaria Forums (www.wehrmacht-awards.com/forums/index.php)
- Axis History Forums (forum.axishistory.com)
- War Relics Forum (www.warrelics.eu/forum)
- Feldgrau Forum (www.feldgrau.net/forum/index.php)
Untuk sumber literatur, perlu diketahui siapa pengarang/penerbit/editor dari literatur tersebut. Dengan demikian dapat dimengerti apakah si pengarang/penerbit/editor berkompeten di bidangnya. Ada begitu banyak macam literatur tentang relic era Rezim Ketiga yang tersedia tergantung dari kategori koleksinya, tidak mungkin disebutkan di sini satu per satu.
(8) “Tantangan atau hambatan apa saja yang ditemui selama mengoleksi?”
Secara garis besar seperti yang disebut pada pertanyaan nomor 5, terutama untuk poin yang terakhir, karena relic macam ini tergolong mahal.
Selain itu, di jaman yang semakin modern, kualitas barang repro pun semakin meningkat. Makin detail, makin akurat, dan sering dijual sebagai relic, entah disengaja atau tidak. Dengan demikian para kolektor pun tertantang untuk terus belajar.
(9) “Dari mana saja relic bisa didapatkan?”
Relic sendiri bisa didapatkan dari berbagai tempat, mulai dari pameran, lelang, dan penjualan online. Ada keuntungan dan kelemahannya masing-masing. Secara pribadi, saya lebih suka membeli dari toko-toko online. Ada banyak penjual relic online yang tidak dapat dimasukkan di sini. Tiap kolektor memiliki pengalaman beli dan preferensinya sendiri-sendiri. Saya rekomendasikan The Collector’s Guild, (www.germanmilitaria.com) di mana Anda dapat membeli (atau sekedar ‘cuci mata’) mencakup relic Sekutu dan Poros, Perang Dunia I dan II, dan juga Perang Saudara Amerika. Relic juga sering dijual di eBay, tapi tidak saya sarankan.
(10) “Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelian relic secara online?”
Kelebihan dari pembelian secara online: Anda tidak perlu repot-repot datang secara fisik ke tokonya, sehingga hemat waktu, hemat tenaga. Metode pembayaran bermacam-macam tergantung penjual: transfer bank, kartu kredit, atau melalui sarana pembayaran seperti PayPal dll. Sebagian besar dapat dilakukan dengan mudah secara online yang bisa diproses real-time tergantung dari metodenya. Umumnya penjual relic online juga melayani pelanggan dalam skala internasional.
Kelemahan dari pembelian secara online antara lain: barang tidak bisa secara langsung dilihat, penjual salah mendeskripsikan barang, barang rusak atau hilang dalam perjalanan, dan lain sebagainya. Meskipun melayani pelanggan berskala internasional, beberapa penjual juga menolak untuk melakukan penjualan ke negara-negara tertentu yang dinilai kurang aman dalam praktik belanja online, termasuk Indonesia.
(11) “Apa saran Anda untuk membeli relic secara online?”
Belilah relic dari toko-toko tertentu yang sudah dipercaya oleh para kolektor dan memiliki reputasi yang baik, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Toko-toko tersebut harus mampu memberikan garansi uang kembali (money back guarantee) jika barang yang diterima ternyata bukan relic. Jika Anda meragukan keotentikan barang yang akan Anda beli, jangan beli.
Bacalah setiap detail mulai dari reputasi penjual, spesifikasi dan harga barang, metode dan ongkos pengiriman, negara asal, apakah penjual mau mengirim ke lokasi Anda, dan lain sebagainya. Jika kurang jelas, tanyakan langsung kepada penjual. Jika jawaban yang diberikan ambigu, lebih baik Anda mencari penjual yang lain.
Lakukan pembelian dengan penjual yang menggunakan sistem pembayaran secara aman. Singkat kata, salah satu cara mengetahui bahwa sebuah halaman web aman adalah ketika Anda dapat melihat website URL diawali dengan https:// (bukan http:// seperti biasanya) dan terdapat ikon berbentuk gembok. Sarana transfer uang seperti PayPal (www.paypal.com) juga umum dipercaya secara global untuk melakukan transaksi online.
Pastikan bahwa alamat yang Anda masukkan sudah benar. Disarankan agar pengiriman dilakukan dengan asuransi pengiriman (shipping insurance) untuk memberikan ganti rugi terhadap resiko barang rusak atau hilang dalam perjalanan. Mintalah metode pengiriman dengan pelacakan (shipment tracking) untuk mengetahui keberadaan barang selama perjalanan. Untuk alasan keamanan dan kenyamanan konsumen, beberapa penjual terpercaya hanya menyediakan jasa pengiriman macam ini dan menolak pengiriman dengan cara reguler. Akan tetapi, jasa seperti ini memiliki ketentuan yang berbeda-beda dan tergolong mahal (juga tergantung dari ukuran paket, berat paket, nilai yang diasuransikan, dll.).
Catatan: beberapa penjual memberikan ‘jaminan’ bahwa barang yang dijual adalah asli dengan memberikan sertifikat keaslian [certificate of authenticity]. Akan tetapi, sertifikat keaslian tidak dapat dijadikan jaminan untuk alasan apapun. CAVEAT EMPTOR! Pembelilah yang harus berhati-hati.
(12) “Ada saran untuk mereka yang ingin memulai mengoleksi?”
Perluas pengetahuan dengan terus mempelajari subyek yang Anda gemari, sesuaikan dengan kondisi keuangan, jujur dalam mengoleksi. Banyak-banyaklah membaca, karena apa yang Anda dapat, Andalah sendiri yang menentukan.
(13) “Boleh lihat koleksi relic yang Anda punya?”
Berikut adalah beberapa relic yang berhasil saya dapat, disertai dengan penjelasan tiap barang.
Relic pertama yang saya dapatkan di tahun 2011. Ikat pinggang dengan kualitas parade, yang umum disebut dalam bahasa Inggris sebagai ‘brocade belt’. Brocade itu sendiri berarti material kualitas tinggi yang memiliki desain rumit, ditenun dengan pola timbul dengan benang aluminium perak atau emas. Pertama kali dikeluarkan pada tahun 1937 untuk digunakan oleh perwira AD Jerman dan petugas AD Jerman dengan pangkat setingkat perwira. Digunakan untuk acara-acara resmi seperti: parade, perayaan militer, pemakaman, libur nasional, acara social, dan acara lain ketika diijinkan.
Di tahun 2012-2013 saya mengoleksi perlengkapan-perlengkapan yang umum digunakan oleh prajurit lapangan seperti: masker gas dan kalengnya, mess tin, canteen, kantong roti (tas yang diberikan untuk semua prajurit untuk menyimpan perlengkapan dan makanan yang dapat dengan mudah diakses, biasanya roti dibawa dalam tas ini), binocular case, dll.
Dua buah kaleng untuk menyimpan masker gas yang selalu dibawa oleh prajurit yang sedang bertugas di lapangan (dan juga perwira) masih berfungsi dengan baik. Saya yakin Anda selalu melihat benda ini di foto-foto ketika para prajurit sedang beraksi. Konon seorang prajurit Jerman mendapat hukuman sangat berat jika lupa untuk membawa masker gas. Foto kiri menampilkan kaleng yang dulunya milik seseorang bernama Popek Josef, lengkap dengan maskernya yang sudah usang dan kawat penahannya. Foto kanan memperlihatkan kaleng masker gas dengan kondisi yang lebih baik. Kedua model ini pertama kali dikeluarkan pada tahun 1938. Meskipun tidak selalu menjamin keotentikan barang, kode-kode atau simbol-simbol seperti ini sangat berperan penting untuk mengidentifikasi sebuah relic, seperti: produsen, tahun produksi, ukuran, dan penjelasan lainnya. Selain itu, material yang digunakan jauh lebih baik dibanding repro yang banyak tersedia. Alur-alur vertikal yang ada pun terlihat jelas dan dalam.
Botol minum lapangan model 1931. Botol minum lapangan dibawa oleh semua prajurit lapangan (dan juga perwira). Foto ini menunjukkan sebuah botol minum lapangan dengan kondisi yang masih sangat sangat baik, lengkap dengan pelindung berbulu tebal, cangkir minum, dan sabuk penahannya. Bulu tebal digunakan sebagai insulasi thermal ketika basah untuk menjaga minuman agar tetap dingin. Pada jaman sebelum perang dan tahun-tahun awal perang, cangkir minum umumnya dicat hitam sampai perubahan regulasi dilakukan pada tahun 1941 agar warna cangkir diubah menjadi hijau olive. Dibandingkan dengan repro yang banyak tersedia, sabuk penahan asli tergolong tebal dan kuat. Lagi-lagi, meskipun tidak selalu menjamin keotentikan barang, kode-kode atau simbol-simbol seperti ini sangat berperan penting untuk mengidentifikasi sebuah relic, seperti: produsen, tahun produksi, ukuran, dan penjelasan lainnya.
Beberapa koleksi dokumen. Atas kiri adalah Wehrpass model pertama (awal perang) lengkap dengan dokumen keluarga mengenai ras Arya (tidak ditunjukkan di foto). Wehrpass bisa diartikan sebagai buku identifikasi militer yang diberikan untuk mencatat perihal-perihal yang berhubungan dengan anggota wamil (biodata, pelatihan, unit dinas, transfer, dll.). Atas tengah adalah Wehrpass model kedua. Bawah kiri adalah Arbeitsbuch model pertama. Arbeitsbuch atau buku pekerja berisi catatan segala rekam jejak seseorang pernah bekerja apa, kapan, dan di mana. Bawah kanan adalah Arbeitsbuch model kedua dengan lambang swastika yang disensor, suatu hal yang banyak terjadi karena setelah perang swastika menjadi lambang terlarang. Atas kanan adalah paspor jalan-jalan (yang saya rasa tidak perlu dijelaskan fungsinya).
Berbagai koleksi literatur berupa buku.
Foto di atas menunjukkan jurnal akademik Jerman terbitan 1937 yang berisi tentang penelitian militer. Jurnal ini diterbitkan mulai tahun 1936 sampai 1944 atas nama Kementerian Peperangan Reich, yang ditulis oleh petinggi-petinggi militer baik jenderal dan laksamana maupun para perwira staf. Jurnal ini memberikan wawasan penting bagi pemikiran strategis Wehrmacht, juga untuk program persenjataan kembali, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan militer yang modern. Dipercaya juga bahwa ide-ide taktik Blitzkrieg sudah dicetuskan dalam jurnal ini. Jurnal ini terdiri dari enam buku yang terpisah dengan total kira-kira 850 halaman. Tujuan utama dari jurnal ini adalah untuk melakukan penelitian di bidang: perilaku perang, kekuatan militer, organisasi dan pelayanan, cabang-cabang Wehrmacht (AD, AL, AU), ekonomi militer, propaganda, politik militer, hukum sipil dan militer, AB asing, peperangan dan sejarah militer (darat, laut, udara), psikologi perang, geopolitik, dan geografi militer. Pembelajaran didasarkan pada bermacam-macam pertempuran darat, laut, dan udara dari PD1 seperti Verdun, Somme, Tannenberg, dan perang Rusia-Jepang. Dilengkapi dengan berbagai peta dan tabel.
Lembar panduan untuk membangun model kapal tempur ‘Scharnhorst’ dan kapal selam ‘U-31’ dengan skala 1:200, dan kapal tempur ‘Gneisenau’ dengan skala 1:500. Di halaman depan terdapat cap dengan tulisan ‘Disetujui oleh Kantor Pusat AL Untuk Pembangunan Model Kapal’. Jika lembaran dibuka, panjang halaman kurang lebih mencapai 1 meter. Terdiri dari beberapa lembar yang memperhatikan tiap detail dari bagian-bagian kapal termasuk nama, spesifikasi, dimensi, dll.
Koleksi literatur berupa koran dan majalah yang diterbitkan Jerman periode 1933-1944. Banyak foto-foto menarik yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Banyak juga ditampilkan foto-foto pertempuran yang diambil oleh para responden perang langsung dari garis depan.
Foto-foto berikut menampilkan beberapa koran dan majalah yang populer dan diburu oleh para kolektor:
Tiga eksemplar ‘Das Schwarze Korps’, koran yang khusus diterbitkan untuk anggota SS. Tiap eksemplar memiliki satu set tambahan untuk Waffen-SS. Salah satu koran yang diburu oleh para kolektor, meskipun koran ini terkenal keburukannya karena berita-berita berbau propaganda yang intens. Tapi ada juga berita-berita pertempuran dengan foto-fotonya yang menarik.
Salah satu majalah yang sangat populer di era Rezim Ketiga dan di kalangan para kolektor: ‘Signal’. Majalah ini cenderung propagandistis layaknya literatur Jerman lainnya. Bercerita tentang pertempuran, militer, dan juga berbagai cerita lain. Diterbitkan mulai tahun 1940 sampai dengan akhir perang, tapi ditujukan untuk negara-negara luar Jerman. Oleh karena itu, ‘Signal’ diterbitkan ke dalam beberapa bahasa seperti: Jerman, Perancis, Belanda, Rusia, Yunani. Foto kanan atas menunjukkan foto yang sangat terkenal saat seorang prajurit Jerman melempar granat di Front Timur. Kiri bawah menampilkan sebuah tank Tiger, dan kanan bawah menunjukkan para awak sebuah U-boot sebelum mulai berlayar untuk ‘memburu’ perkapalan musuh.
Majalah yang diterbitkan untuk para anggota Luftwaffe (AU Jerman): ‘Der Adler’. Majalah ini cukup populer di kalangan para kolektor, bersama dengan majalah untuk AD dan AL yaitu ‘Die Wehrmacht’ dan ‘Die Kriegsmarine’. Diterbitkan oleh Komando Tinggi Luftwaffe mulai tahun 1939 sampai 1944 setiap dua minggu sekali. Banyak foto-foto menarik mengenai Luftwaffe. Foto sampul atas kiri menunjukkan sang pemimpin Luftwaffe, Reichsmarschall Hermann Goering. Atas kanan memperlihatkan Albert Kesselring dengan panglima AB Italia Jenderal Cavallero. Sedangkan bawah tengah dan kanan merupakan dua jagoan Luftwaffe yang sangat terkenal: Werner Mölders (pilot pertama di dunia yang berhasil meraih 100 kemenangan udara) dan Adolf Galland.
Kumpulan koleksi foto Luftwaffe-Helferinnen (pembantu wanita AU Jerman) yang belum lama saya dapat. Diambil dari album Helferin yang bertugas di Luftnachrichten-Kompanie (kompi sinyal AU). Banyak foto-foto lainnya yang tidak dapat ditunjukkan di sini karena satu per satu sudah ditata ke dalam album koleksi.
Koleksi pin pita penghargaan, kombinasi dari jaman sebelum PD2 sampai jaman akhir PD2. Butuh waktu tiga tahun sampai saya berhasil mendapatkan pin pita penghargaan yang terakhir (paling bawah). Baris kelima memperlihatkan dua pin pita penghargaan era PD1 yang umum ditemukan oleh anggota militer Jerman era Rezim Ketiga yang merupakan veteran PD1. Merupakan subyek yang sangat rumit untuk mempelajari pin pita penghargaan era Rezim Ketiga, karena harus mempelajari ratusan penghargaan dari negara bagian Jerman yang berbeda-beda di jaman sebelumnya dan juga berbagai penghargaan luar negeri.
Beberapa koleksi penghargaan/medali. Baris kedua menunjukkan Ehrenkreuz des Weltkrieges 1914-1918 (Penghargaan Perang Dunia 1914-1918). Penghargaan yang juga sering disebut sebagai Salib Hindenburg ini merupakan medali pertama yang dikeluarkan pada jaman Rezim Ketiga. Baris pertama paling kiri dan paling kanan tentunya sudah sangat familiar di kalangan para penggemar ‘jejermanan’: Eisernes Kreuz (Salib Besi) dan Verwundetenabzeichen (Medali untuk mereka yang terluka).
Di tahun 2012-2013 saya mengoleksi perlengkapan-perlengkapan yang umum digunakan oleh prajurit lapangan seperti: masker gas dan kalengnya, mess tin, canteen, kantong roti (tas yang diberikan untuk semua prajurit untuk menyimpan perlengkapan dan makanan yang dapat dengan mudah diakses, biasanya roti dibawa dalam tas ini), binocular case, dll.
Dua buah kaleng untuk menyimpan masker gas yang selalu dibawa oleh prajurit yang sedang bertugas di lapangan (dan juga perwira) masih berfungsi dengan baik. Saya yakin Anda selalu melihat benda ini di foto-foto ketika para prajurit sedang beraksi. Konon seorang prajurit Jerman mendapat hukuman sangat berat jika lupa untuk membawa masker gas. Foto kiri menampilkan kaleng yang dulunya milik seseorang bernama Popek Josef, lengkap dengan maskernya yang sudah usang dan kawat penahannya. Foto kanan memperlihatkan kaleng masker gas dengan kondisi yang lebih baik. Kedua model ini pertama kali dikeluarkan pada tahun 1938. Meskipun tidak selalu menjamin keotentikan barang, kode-kode atau simbol-simbol seperti ini sangat berperan penting untuk mengidentifikasi sebuah relic, seperti: produsen, tahun produksi, ukuran, dan penjelasan lainnya. Selain itu, material yang digunakan jauh lebih baik dibanding repro yang banyak tersedia. Alur-alur vertikal yang ada pun terlihat jelas dan dalam.
Botol minum lapangan model 1931. Botol minum lapangan dibawa oleh semua prajurit lapangan (dan juga perwira). Foto ini menunjukkan sebuah botol minum lapangan dengan kondisi yang masih sangat sangat baik, lengkap dengan pelindung berbulu tebal, cangkir minum, dan sabuk penahannya. Bulu tebal digunakan sebagai insulasi thermal ketika basah untuk menjaga minuman agar tetap dingin. Pada jaman sebelum perang dan tahun-tahun awal perang, cangkir minum umumnya dicat hitam sampai perubahan regulasi dilakukan pada tahun 1941 agar warna cangkir diubah menjadi hijau olive. Dibandingkan dengan repro yang banyak tersedia, sabuk penahan asli tergolong tebal dan kuat. Lagi-lagi, meskipun tidak selalu menjamin keotentikan barang, kode-kode atau simbol-simbol seperti ini sangat berperan penting untuk mengidentifikasi sebuah relic, seperti: produsen, tahun produksi, ukuran, dan penjelasan lainnya.
Beberapa koleksi dokumen. Atas kiri adalah Wehrpass model pertama (awal perang) lengkap dengan dokumen keluarga mengenai ras Arya (tidak ditunjukkan di foto). Wehrpass bisa diartikan sebagai buku identifikasi militer yang diberikan untuk mencatat perihal-perihal yang berhubungan dengan anggota wamil (biodata, pelatihan, unit dinas, transfer, dll.). Atas tengah adalah Wehrpass model kedua. Bawah kiri adalah Arbeitsbuch model pertama. Arbeitsbuch atau buku pekerja berisi catatan segala rekam jejak seseorang pernah bekerja apa, kapan, dan di mana. Bawah kanan adalah Arbeitsbuch model kedua dengan lambang swastika yang disensor, suatu hal yang banyak terjadi karena setelah perang swastika menjadi lambang terlarang. Atas kanan adalah paspor jalan-jalan (yang saya rasa tidak perlu dijelaskan fungsinya).
Berbagai koleksi literatur berupa buku.
Lembar panduan untuk membangun model kapal tempur ‘Scharnhorst’ dan kapal selam ‘U-31’ dengan skala 1:200, dan kapal tempur ‘Gneisenau’ dengan skala 1:500. Di halaman depan terdapat cap dengan tulisan ‘Disetujui oleh Kantor Pusat AL Untuk Pembangunan Model Kapal’. Jika lembaran dibuka, panjang halaman kurang lebih mencapai 1 meter. Terdiri dari beberapa lembar yang memperhatikan tiap detail dari bagian-bagian kapal termasuk nama, spesifikasi, dimensi, dll.
Koleksi literatur berupa koran dan majalah yang diterbitkan Jerman periode 1933-1944. Banyak foto-foto menarik yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Banyak juga ditampilkan foto-foto pertempuran yang diambil oleh para responden perang langsung dari garis depan.
Foto-foto berikut menampilkan beberapa koran dan majalah yang populer dan diburu oleh para kolektor:
Tiga eksemplar ‘Das Schwarze Korps’, koran yang khusus diterbitkan untuk anggota SS. Tiap eksemplar memiliki satu set tambahan untuk Waffen-SS. Salah satu koran yang diburu oleh para kolektor, meskipun koran ini terkenal keburukannya karena berita-berita berbau propaganda yang intens. Tapi ada juga berita-berita pertempuran dengan foto-fotonya yang menarik.
Salah satu majalah yang sangat populer di era Rezim Ketiga dan di kalangan para kolektor: ‘Signal’. Majalah ini cenderung propagandistis layaknya literatur Jerman lainnya. Bercerita tentang pertempuran, militer, dan juga berbagai cerita lain. Diterbitkan mulai tahun 1940 sampai dengan akhir perang, tapi ditujukan untuk negara-negara luar Jerman. Oleh karena itu, ‘Signal’ diterbitkan ke dalam beberapa bahasa seperti: Jerman, Perancis, Belanda, Rusia, Yunani. Foto kanan atas menunjukkan foto yang sangat terkenal saat seorang prajurit Jerman melempar granat di Front Timur. Kiri bawah menampilkan sebuah tank Tiger, dan kanan bawah menunjukkan para awak sebuah U-boot sebelum mulai berlayar untuk ‘memburu’ perkapalan musuh.
Majalah yang diterbitkan untuk para anggota Luftwaffe (AU Jerman): ‘Der Adler’. Majalah ini cukup populer di kalangan para kolektor, bersama dengan majalah untuk AD dan AL yaitu ‘Die Wehrmacht’ dan ‘Die Kriegsmarine’. Diterbitkan oleh Komando Tinggi Luftwaffe mulai tahun 1939 sampai 1944 setiap dua minggu sekali. Banyak foto-foto menarik mengenai Luftwaffe. Foto sampul atas kiri menunjukkan sang pemimpin Luftwaffe, Reichsmarschall Hermann Goering. Atas kanan memperlihatkan Albert Kesselring dengan panglima AB Italia Jenderal Cavallero. Sedangkan bawah tengah dan kanan merupakan dua jagoan Luftwaffe yang sangat terkenal: Werner Mölders (pilot pertama di dunia yang berhasil meraih 100 kemenangan udara) dan Adolf Galland.
Kumpulan koleksi foto Luftwaffe-Helferinnen (pembantu wanita AU Jerman) yang belum lama saya dapat. Diambil dari album Helferin yang bertugas di Luftnachrichten-Kompanie (kompi sinyal AU). Banyak foto-foto lainnya yang tidak dapat ditunjukkan di sini karena satu per satu sudah ditata ke dalam album koleksi.
Koleksi pin pita penghargaan, kombinasi dari jaman sebelum PD2 sampai jaman akhir PD2. Butuh waktu tiga tahun sampai saya berhasil mendapatkan pin pita penghargaan yang terakhir (paling bawah). Baris kelima memperlihatkan dua pin pita penghargaan era PD1 yang umum ditemukan oleh anggota militer Jerman era Rezim Ketiga yang merupakan veteran PD1. Merupakan subyek yang sangat rumit untuk mempelajari pin pita penghargaan era Rezim Ketiga, karena harus mempelajari ratusan penghargaan dari negara bagian Jerman yang berbeda-beda di jaman sebelumnya dan juga berbagai penghargaan luar negeri.
Beberapa koleksi penghargaan/medali. Baris kedua menunjukkan Ehrenkreuz des Weltkrieges 1914-1918 (Penghargaan Perang Dunia 1914-1918). Penghargaan yang juga sering disebut sebagai Salib Hindenburg ini merupakan medali pertama yang dikeluarkan pada jaman Rezim Ketiga. Baris pertama paling kiri dan paling kanan tentunya sudah sangat familiar di kalangan para penggemar ‘jejermanan’: Eisernes Kreuz (Salib Besi) dan Verwundetenabzeichen (Medali untuk mereka yang terluka).
-----------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment