Seorang pelaut Amerika membantu mengangkat mayat seorang pilot Jepang dari dasar Pearl Harbor, dimana sebelumnya dia dan pesawatnya terbakar lalu jatuh dalam serangan dadakan terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Hawaii tanggal 7 Desember 1941. Pesawatnya sendiri berasal dari jenis pembom torpedo Nakajima B5N "Kate" AII-356 yang terbang dalam gelombang pertama dan dipiloti oleh Letnan Mimori Suzuki bersama dengan dua orang awaknya. Pesawat tersebut kemudian meledak dan terbakar setelah kepala torpedo yang dibawanya tepat terkena tembakan oleh senjata anti pesawat Amerika di darat. Tubuh sang pilot langsung berhamburan dan sulit dikenali lagi, sementara jenazah Sersan Kepala Tsuneki Morita (navigator/bombardier/observer) berhasil ditemukan dari dasar air, begitu juga dengan jenazah Sersan Dua Yoshiharu Machimoto (gunner/operator radio). Morita adalah yang nampak dalam foto. Wajahnya yang hancur bukan disebabkan oleh ledakan, melainkan karena dimakan oleh kepiting-kepiting pemakan daging!
Sebagian dari 700 lebih mayat tentara Jepang anggota Resimen "Ichiki" yang bergelimpangan di pinggir muara sungai Tenaru di Guadalcanal, Kepulauan Solomon, dengan sebagiannya terkubur oleh pasir pantai. Mereka terbantai ketika berusaha menyerbu pertahanan pasukan Marinir Amerika Serikat secara frontal di malam tanggal 21 Agustus 1942, dalam apa yang dinamakan sebagai "Pertempuran Tenaru" (juga dikenal sebagai Pertempuran Sungai Ilu dan Battle of Alligator Creek). Dari 917 orang anggota resimen pimpinan Kolonel Kiyonao Ichiki tersebut, hanya 128 yang berhasil selamat!
Sebagian dari 700 lebih mayat tentara Jepang anggota Resimen "Ichiki" yang bergelimpangan di pinggir muara sungai Tenaru di Guadalcanal, Kepulauan Solomon, dengan sebagiannya terkubur oleh pasir pantai. Mereka terbantai ketika berusaha menyerbu pertahanan pasukan Marinir Amerika Serikat secara frontal di malam tanggal 21 Agustus 1942, dalam apa yang dinamakan sebagai "Pertempuran Tenaru" (juga dikenal sebagai Pertempuran Sungai Ilu dan Battle of Alligator Creek). Dari 917 orang anggota resimen pimpinan Kolonel Kiyonao Ichiki tersebut, hanya 128 yang berhasil selamat!
Mayat
prajurit Jepang berserakan di pantai Tanapag, pulau Saipan, tanggal 14
Juli 1944, setelah serangan habis-habisan mereka yang terakhir yang
ditujukan pada tentara Marinir Amerika yang mendarat disana.
Diperkirakan sebanyak 1.300 orang tentara Jepang kehilangan nyawanya
dalam operasi ini. Secara keseluruhan, dari 30.000 orang prajurit Jepang yang mempertahankan Saipan, 24.000 orang diantaranya terbunuh dalam pertempuran, 5.000 orang bunuh diri, dan hanya 921 orang yang menyerah hidup-hidup!
Dua
orang tentara Amerika mengobrol di dekat mayat seorang prajurit Jepang
di Iwo Jima, Februari 1945. Kekerasan tekad pasukan Jepang untuk
bertempur sampai mati dalam pertempuran di pulau vulkanik gersang ini
bisa terlihat dari statistik yang luar biasa: Dari 20.000 orang tentara
Jepang yang bertempur, hanya sekitar 200 orang yang menyerah, sementara
sisanya gugur!
Saat pasukan Amerika dari 25th US Division bergerak maju melintasi dataran di ujung Celah Balete, Luzon utara (Filipina) tanggal 12 April 1945, mereka melewati mayat seorang tentara Jepang yang terpanggang oleh pohon yang patah oleh ledakan. Tampaknya dia telah jatuh di tempat yang tidak tepat!
Saat pasukan Amerika dari 25th US Division bergerak maju melintasi dataran di ujung Celah Balete, Luzon utara (Filipina) tanggal 12 April 1945, mereka melewati mayat seorang tentara Jepang yang terpanggang oleh pohon yang patah oleh ledakan. Tampaknya dia telah jatuh di tempat yang tidak tepat!
www.theatlantic.com
www.tumblr.com
No comments:
Post a Comment