Oleh : Herdis Kusmawardhana Saiman
Peristiwa ini tak terlepas dari nasib negara Jerman yg kalah dalam PD I, dimana dalam sebuah traktat yg dikenal dgn "Perjanjian Versailles 1919" Jerman diharuskan membayar kerugian yg besar kepada Perancis, tetapi mereka enggan membayarnya. Berbagai pembatasan dan tekanan ditujukan terhadap Jerman, mulai dari penyerahan semua wilayah koloninya hingga pembatasan di bidang militer, bahkan Jerman dilarang memiliki Angkatan Laut! Namun pada September 1923, Jerman terpaksa akur ikut kehendak Perancis agar membayar balik hutang mereka. Atau dengan kata lain "JERMAN SEAKAN KEHILANGAN HARGA DIRINYA". Peristiwa inilah yg menyulut kemarahan publik dan ketidakpuasan terhadap kondisi politik yg berimbas juga kepada kondisi ekonomi yg parah, bahkan dalam waktu semalam saja Jerman nyaris kehilangan seluruh kas negara! Kondisi yg parah tersebut seakan memberi peluang bagi ideologi politik ekstrem kanan maupun kiri berkembang pesat dengan dalih menyelamatkan kondisi negara. Salah satunya partai NATIONALSOZIALISTISCHE DEUTSCHE ARBEITERPARTEI atau yg dikenal dgn nama partai Nazi, yg merupakan partai terbesar di Jerman saat itu. Partai ini memiliki musuh politik yakni kelompok kiri beraliran komunis pimpinan Karl Liebknecht, Rosa Luxemburg dan Wilhelm Pieck (Wilhelm Pieck kelak akan menjadi Presiden Republik Demokrasi Jerman atau Jerman Timur yg berhaluan komunis). Kaum komunis pun terus beragitasi dgn tujuan merebut kekuasaan. Akibatnya sering terjadi kerusuhan antara kelompok Nazi dan kelompok komunis.
Setelah melihat kesuksesan dalam membangun citra partainya, Adolf Hitler kian bernafsu mendapuk kekuasaan terhadap negara bagian Bavaria. Kondisi di Jerman kala itu sangat memungkinkan terjadinya perebutan kekuasaan, karena pemerintahan Republik Weimar begitu lemah. Saat pemberontakan kaum komunis di Hamburg dapat digagalkan oleh Reichswehr (militer Jerman setelah PD I), tak ada alasan lagi bagi Nazi untuk merebut kekuasaan dgn dalih untuk melawan kaum komunis. Namun niat Hitler merebut kekuasaan tak dapat ditahan-tahan lagi.
Pada tanggal 9 November 1923, pemimpin negara bagian Bavaria, Gustav von Kahr akan berpidato di sebuah gedung tempat minum bir di Munich. Kahr adalah pendukung sayap kanan dan Hitler berusaha merekrutnya, tapi Kahr menolak. Tanpa diketahui, Hitler dan orang-orang terdekatnya mengambil posisi di aula besar tempat Kahr berpidato. Tak lama kemudian sekitar 25 orang anggota Sturmabteilung pimpinan Hermann Goering memasuki aula. Hitler naik ke atas meja lalu menembakan pistol ke atas sambil berteriak lantang "REVOLUSI NASIONAL TELAH DIMULAI !! PEMERINTAH BAVARIA DAN REICH TELAH DISINGKIRKAN DAN PEMERINTAH NASIONAL SEMENTARA TELAH DIBENTUK" Publik tak tahu kalau itu hanya gertakan saja. Tiga orang tokoh pemerintahan Bavaria: Gustav von Kahr, Otto von Lossow, dan Hans von Seisser dimasukan ke sebuah ruangan. Hitler memaksa mereka bergabung dengan pemerintahan baru pimpinan Ludendorff. Hitler mencatut nama Ludendorff dan ia yakin Ludendorff akan setuju dengannya. Sementara di luar gedung terjadi bentrokan antara Sturmabteilung dgn militer. Hitler keluar dari gedung diikuti semua hadirin di aula, termasuk ketiga sandera tadi.
Ludendorff pun tertarik dgn tindakan Hitler, serta menyarankan Hitler meneruskan usaha perebutan kekuasaan tersebut yang akihrnya dikenal dengan "Munich Bier Halle Putsch" atau Kudeta Munich. Hitler dan Ludendorff kemudian mengadakan pawai keliling kota, dan Hitler mengumpulkan sekitar 2000 orang pengikutnya termasuk barisan Sturmabteilung untuk turut serta dalam parade tersebut. Namun pawai tersebut dihadang polisi bersenjata dan bentrokan pun terjadi saat itu juga. Tembak menembak pun pecah, beberapa rekan Hitler pun tertembak. Tercatat 18 orang tewas tertembak termasuk beberapa polisi. Karena beredar gosip bahwa Hitler dan Ludendorff tewas di tempat, barisan Nazi ini panik lalu bubar melarikan diri. Hitler diungsikan ke tempat yg aman oleh seorang dokter muda Dr Walther Schultze. Hermann Goering pun dilarikan istrinya ke perbatasan Austria.
Usaha kudeta itu pun gagal, beberapa pemimpin Nazi ditangkap, termasuk Hitler. Lalu pemerintah melarang adanya kegiatan politik Nazi, partai NSDAP pun dibubarkan. Di dalam penjara lalu Hitler menulis sebuah buku yg akan dikenal dgn nama Mein Kampf (perjuanganku).
Setelah melihat kesuksesan dalam membangun citra partainya, Adolf Hitler kian bernafsu mendapuk kekuasaan terhadap negara bagian Bavaria. Kondisi di Jerman kala itu sangat memungkinkan terjadinya perebutan kekuasaan, karena pemerintahan Republik Weimar begitu lemah. Saat pemberontakan kaum komunis di Hamburg dapat digagalkan oleh Reichswehr (militer Jerman setelah PD I), tak ada alasan lagi bagi Nazi untuk merebut kekuasaan dgn dalih untuk melawan kaum komunis. Namun niat Hitler merebut kekuasaan tak dapat ditahan-tahan lagi.
Pada tanggal 9 November 1923, pemimpin negara bagian Bavaria, Gustav von Kahr akan berpidato di sebuah gedung tempat minum bir di Munich. Kahr adalah pendukung sayap kanan dan Hitler berusaha merekrutnya, tapi Kahr menolak. Tanpa diketahui, Hitler dan orang-orang terdekatnya mengambil posisi di aula besar tempat Kahr berpidato. Tak lama kemudian sekitar 25 orang anggota Sturmabteilung pimpinan Hermann Goering memasuki aula. Hitler naik ke atas meja lalu menembakan pistol ke atas sambil berteriak lantang "REVOLUSI NASIONAL TELAH DIMULAI !! PEMERINTAH BAVARIA DAN REICH TELAH DISINGKIRKAN DAN PEMERINTAH NASIONAL SEMENTARA TELAH DIBENTUK" Publik tak tahu kalau itu hanya gertakan saja. Tiga orang tokoh pemerintahan Bavaria: Gustav von Kahr, Otto von Lossow, dan Hans von Seisser dimasukan ke sebuah ruangan. Hitler memaksa mereka bergabung dengan pemerintahan baru pimpinan Ludendorff. Hitler mencatut nama Ludendorff dan ia yakin Ludendorff akan setuju dengannya. Sementara di luar gedung terjadi bentrokan antara Sturmabteilung dgn militer. Hitler keluar dari gedung diikuti semua hadirin di aula, termasuk ketiga sandera tadi.
Ludendorff pun tertarik dgn tindakan Hitler, serta menyarankan Hitler meneruskan usaha perebutan kekuasaan tersebut yang akihrnya dikenal dengan "Munich Bier Halle Putsch" atau Kudeta Munich. Hitler dan Ludendorff kemudian mengadakan pawai keliling kota, dan Hitler mengumpulkan sekitar 2000 orang pengikutnya termasuk barisan Sturmabteilung untuk turut serta dalam parade tersebut. Namun pawai tersebut dihadang polisi bersenjata dan bentrokan pun terjadi saat itu juga. Tembak menembak pun pecah, beberapa rekan Hitler pun tertembak. Tercatat 18 orang tewas tertembak termasuk beberapa polisi. Karena beredar gosip bahwa Hitler dan Ludendorff tewas di tempat, barisan Nazi ini panik lalu bubar melarikan diri. Hitler diungsikan ke tempat yg aman oleh seorang dokter muda Dr Walther Schultze. Hermann Goering pun dilarikan istrinya ke perbatasan Austria.
Usaha kudeta itu pun gagal, beberapa pemimpin Nazi ditangkap, termasuk Hitler. Lalu pemerintah melarang adanya kegiatan politik Nazi, partai NSDAP pun dibubarkan. Di dalam penjara lalu Hitler menulis sebuah buku yg akan dikenal dgn nama Mein Kampf (perjuanganku).
No comments:
Post a Comment