Oleh : Hostuf Ajisaka
JagdPanther (Panther Pemburu) adalah tank destroyer Jerman yang memakai chassis PzKpfw V Panther dan meriam antitank 88 mm. JagdPanther juga salah satu kendaraan tempur Jerman yang paling ditakuti oleh musuh-musuhnya. Produksi JagdPanther dimulai pada awal tahun 1944. Seperti Elefant, JagdPanther dibuat dengan pelindung yang kuat, dan dirancang untuk saling berhadapan secara langsung dengan tank lawan. Desain sebenarnya telah dimulai sejak akhir tahun 1942 dengan nama resmi SdKfz 173. Pada awal produksi di awal tahun 1944, Adolf Hitler menginstruksikan pemberian nama menjadi ’JagdPanther’.
Untuk membuat satu unit JagdPanther, chassis Panther dimodifikasi dengan membuat suatu ruangan atau kompartemen untuk para awak yang luas di bagian depan dengan tetap mempertahankan profil yang rendah, tidak seperti Elefant yang menempatkan kompartemen awak di bagian belakang. Senjata yang digunakan adalah versi antitank dari 88 mm KwK 43 L/71, sama seperti pada PzKpfw VI B King Tiger, dan ditambah sebuah senapan mesin MG-34 7,92 mm untuk pertahanan diri. Meriam 88 mm KwK 43 L/71 dirasakan terlalu besar bagi awak yang ada di dalamnya sehingga seringkali mengakibatkan perasaan kurang nyaman. Tetapi, ini sama sekali tidak mempengaruhi penampilan JagdPanther di medan tempur sebagai tank destroyer yang sangat ditakuti.
Jagdpanther memiliki kekuatan penahan beban dan kekuatan tembakan yang sangat baik, yang membuatnya sangat mampu menghancurkan segala jenis tank-tank Sekutu. Berdasarkan pada chassis Panther Ausf G yang tersedia, JagdPanther sangat jarang mengalami masalah mesin yang terlalu serius. Hal ini karena telah dilengkapi dengan peningkatan pada transmisinya (ZF AK 7-400 heavy duty) – yang pada dasarnya ditujukan pada Panther II – dan dibuat untuk menghilangkan kelemahan utama pada Panther. JagdPanther dikendarai oleh 5 orang kru: 1 pengemudi, 1 operator radio, seorang komandan, 1 penembak dan 1 pengisi pelurunya.
Dengan chassis Panther yang digunakan, JagdPanther tidak banyak memiliki masalah mekanis. Selama perang, JagdPanther diproduksi sebanyak 392 unit (sumber lain mengatakan total yang diproduksi mencapai 419 unit). Sebanyak total 419 unit JagdPanther yang telah diproduksi sejak awal Januari 1944 oleh 3 pabrik manufaktur. MIAG memproduksi 270 unit JagdPanther dari awal Januari 1944 hingga masa akhir perang. Maschinenfabrik Niedersachsen-Hannover (MNH) memproduksi sebanyak 112 unit dari November 1944. Maschinenbau und Bahnbedarf (MBA) hanya memproduksi sebanyak 37 unit dari Desember 1944. Rencana produksi dari masing-masing pabrik ini sebenarnya sebanyak 150 unit JagdPanter per bulan, namun karena terganggunya produksi manufaktur Jerman akibat perang membuatnya hal tersebut susah dilakukan.
Pada bulan Juni 1944, unit-unit pertama yang tersedia telah memperkuat Panzerjäger Abteilungen 654 dan 559. Sebagian besar dari unit-unit ini diterjunkan di medan perang Rusia. Sebagian kecil lainnya (tidak lebih dari 10 unit) terlibat dalam pertempuran di Normandia untuk melawan pendaratan tentara Sekutu dalam Operasi Overlord.
Di antara catatan pertempuran JagdPanther di Front Eropa (Front Barat), yang paling mengesankan adalah yang terjadi di dekat kota Caumont, Perancis pada tanggal 31 Juli 1944. 3 unit JagdPanther dari Kompi ke-2 dalam kesatuan Panzeräger Abteilungen 654 (Batalion Antitank 654) yang dipimpin oleh Hauptmann Friedrich Luders, seorang ace JagdPanther yang sangat brilian dan cukup terkenal, menghadang dan menghajar pasukan Inggris dari Divisi Skotlandia ke-15 yang menggelar operasi ofensif ‘Operasi Blue Coat’. Dalam pertempuran ini, Friedrich Luders menunjukkan kelasnya sebagai seorang veteran yang sangat tangguh.
Mimpi buruk bagi Divisi Skotlandia ke-15 dimulai ketika 11 unit tank Churchill Inggris tiba-tiba meledak dan terbakar habis begitu saja hanya dalam waktu DUA MENIT, Akibat disergap oleh TIGA JagdPanther!! Tidak puas dengan ini, Kompi ke-2 dari Panzeräger Abteilungen 654 kembali mengamuk dan memakan korban berikutnya berupa beberapa truk pengangkut dan kendaraan APC (Armoured Personnel Carrier) ditambah dua unit Light Tank Inggris. Pembantaian Divisi Skotlandia ke-15 ini tidak dapat terhindarkan.
Akibatnya, selain tank-tank yang hancur tersebut, dua kompi pasukan Inggris binasa seluruhnya. Pada tanggal 3 Agustus 1944, pasukan Inggris kembali melakukan serangan di tempat yang sama setelah didahului oleh tembakan bertubi-tubi dari meriam artileri. Hauptmann Friedrich Luders dan anak buahnya masih tetap bertahan di tempatnya dan kembali berhasil menghancurkan 6 unit tank Inggris. Pasukan Inggris terpaksa memanggil bala bantuan dan akhirnya Friedrich Luders terpaksa mengundurkan diri.
Hasil akhir pertempuran dalam dua hari tersebut adalah Divisi Skotlandia ke-15 kehilangan 19 unit tank, beberapa truk dan tinggal menyisakan 4 unit kendaraan tempur saja sehingga harus membatalkan operasi ofensif mereka, sedangkan 3 unit JagdPanther dari Kompi ke-2 Panzeräger Abteilungen 654 berhasil menarik mundur dengan keadaan utuh tanpa kerusakan sedikit pun, setelah berhasil menghadang gerak laju musuhnya. Atas prestasi yang gemilang ini, Hauptmann Friedrich Luders memperoleh penghargaan Ritterkreuz der Eisernez Kreuz pada tanggal 21 Oktober 1944.
Beberapa unit JagdPanther yang masih bisa bertahan hingga saat ini! 3 unit JagdPanther yang masih bertahan hingga saat ini tengah dipulihkan dan dalam keadaan siap dijalanka. 2 museum Jerman, Deutsches Panzermuseum di Munster dan Wehrtechnische Studiensammlung (WTS) di Koblenz, masing-masing memiliki koleksi JagdPanther tersebut. SDKFZ Foundation di Inggris telah memulihkan 1 unit JagdPanther seperti sedia kala, dengan memanfaatkan 2 unit JagdPanther yang telah rusak. 1 unit yang lainnya lagi juga akan diperbaiki dan dipulihkan.
Ini adalah 7 unit dari beberapa JagdPanther yang masih diketahui bertahan hingga saat ini, yang mana dipajang di:
1. Bovington Tank Museum, Dorset, Inggris —satu dari beberapa yang dipasang oleh British Army Royal Electrical and Mechanical Engineers untuk percobaan, model produksi akhir.
2. Imperial War Museum, London, Inggris. Varian dari produksi awal. Di sini terdapat bekas tembakan dan penetrasi di bagian sisi kanan kompartemen mesinnya yang mana pada bagian kiri memang sengaja dibuka untuk dilihat umum.
3. Kubinka Tank Museum, Moscow, Rusia;
4. Musée des Blindés in Saumur, Perancis;
5. Sinsheim Auto & Technik Museum, Sinsheim, Jerman;
6. Panzermuseum Thun, Thun, Switzerland;
7. United States Army Ordnance Museum, Aberdeen, Amerika Serikat.
Statistik JagdPanther:
*) Kelas : Medium Tank Destroyer
*) Berat : 45 ton
*) Ukuran :
- Panjang 9.87 m,
- Lebar 3.42 m,
- Tinggi 2.71 m.
*) Senjata Utama :
- meriam 88 mm KwK 43 L/71 ~ 57 peluru
- senapan mesin MG-34 7,92 mm ~ 600 peluru
*) Kru : 5 orang
*) Pelindung :
- 80 mm bagian depan,
- 100 mm bagian mantelnya,
- 45mm sisi samping,
- 40mm sisi belakang.
*) Kecepatan : 46 km/jam
*) Jarak Tempuh : 160 km
Sumber :
- Darmawan, Muh. Daud (2010). "Kendaraan Tempur Perang Dunia II". Penerbit NARASI
- www.en.wikipedia.org
JagdPanther (Panther Pemburu) adalah tank destroyer Jerman yang memakai chassis PzKpfw V Panther dan meriam antitank 88 mm. JagdPanther juga salah satu kendaraan tempur Jerman yang paling ditakuti oleh musuh-musuhnya. Produksi JagdPanther dimulai pada awal tahun 1944. Seperti Elefant, JagdPanther dibuat dengan pelindung yang kuat, dan dirancang untuk saling berhadapan secara langsung dengan tank lawan. Desain sebenarnya telah dimulai sejak akhir tahun 1942 dengan nama resmi SdKfz 173. Pada awal produksi di awal tahun 1944, Adolf Hitler menginstruksikan pemberian nama menjadi ’JagdPanther’.
Untuk membuat satu unit JagdPanther, chassis Panther dimodifikasi dengan membuat suatu ruangan atau kompartemen untuk para awak yang luas di bagian depan dengan tetap mempertahankan profil yang rendah, tidak seperti Elefant yang menempatkan kompartemen awak di bagian belakang. Senjata yang digunakan adalah versi antitank dari 88 mm KwK 43 L/71, sama seperti pada PzKpfw VI B King Tiger, dan ditambah sebuah senapan mesin MG-34 7,92 mm untuk pertahanan diri. Meriam 88 mm KwK 43 L/71 dirasakan terlalu besar bagi awak yang ada di dalamnya sehingga seringkali mengakibatkan perasaan kurang nyaman. Tetapi, ini sama sekali tidak mempengaruhi penampilan JagdPanther di medan tempur sebagai tank destroyer yang sangat ditakuti.
Jagdpanther memiliki kekuatan penahan beban dan kekuatan tembakan yang sangat baik, yang membuatnya sangat mampu menghancurkan segala jenis tank-tank Sekutu. Berdasarkan pada chassis Panther Ausf G yang tersedia, JagdPanther sangat jarang mengalami masalah mesin yang terlalu serius. Hal ini karena telah dilengkapi dengan peningkatan pada transmisinya (ZF AK 7-400 heavy duty) – yang pada dasarnya ditujukan pada Panther II – dan dibuat untuk menghilangkan kelemahan utama pada Panther. JagdPanther dikendarai oleh 5 orang kru: 1 pengemudi, 1 operator radio, seorang komandan, 1 penembak dan 1 pengisi pelurunya.
Dengan chassis Panther yang digunakan, JagdPanther tidak banyak memiliki masalah mekanis. Selama perang, JagdPanther diproduksi sebanyak 392 unit (sumber lain mengatakan total yang diproduksi mencapai 419 unit). Sebanyak total 419 unit JagdPanther yang telah diproduksi sejak awal Januari 1944 oleh 3 pabrik manufaktur. MIAG memproduksi 270 unit JagdPanther dari awal Januari 1944 hingga masa akhir perang. Maschinenfabrik Niedersachsen-Hannover (MNH) memproduksi sebanyak 112 unit dari November 1944. Maschinenbau und Bahnbedarf (MBA) hanya memproduksi sebanyak 37 unit dari Desember 1944. Rencana produksi dari masing-masing pabrik ini sebenarnya sebanyak 150 unit JagdPanter per bulan, namun karena terganggunya produksi manufaktur Jerman akibat perang membuatnya hal tersebut susah dilakukan.
Pada bulan Juni 1944, unit-unit pertama yang tersedia telah memperkuat Panzerjäger Abteilungen 654 dan 559. Sebagian besar dari unit-unit ini diterjunkan di medan perang Rusia. Sebagian kecil lainnya (tidak lebih dari 10 unit) terlibat dalam pertempuran di Normandia untuk melawan pendaratan tentara Sekutu dalam Operasi Overlord.
Di antara catatan pertempuran JagdPanther di Front Eropa (Front Barat), yang paling mengesankan adalah yang terjadi di dekat kota Caumont, Perancis pada tanggal 31 Juli 1944. 3 unit JagdPanther dari Kompi ke-2 dalam kesatuan Panzeräger Abteilungen 654 (Batalion Antitank 654) yang dipimpin oleh Hauptmann Friedrich Luders, seorang ace JagdPanther yang sangat brilian dan cukup terkenal, menghadang dan menghajar pasukan Inggris dari Divisi Skotlandia ke-15 yang menggelar operasi ofensif ‘Operasi Blue Coat’. Dalam pertempuran ini, Friedrich Luders menunjukkan kelasnya sebagai seorang veteran yang sangat tangguh.
Mimpi buruk bagi Divisi Skotlandia ke-15 dimulai ketika 11 unit tank Churchill Inggris tiba-tiba meledak dan terbakar habis begitu saja hanya dalam waktu DUA MENIT, Akibat disergap oleh TIGA JagdPanther!! Tidak puas dengan ini, Kompi ke-2 dari Panzeräger Abteilungen 654 kembali mengamuk dan memakan korban berikutnya berupa beberapa truk pengangkut dan kendaraan APC (Armoured Personnel Carrier) ditambah dua unit Light Tank Inggris. Pembantaian Divisi Skotlandia ke-15 ini tidak dapat terhindarkan.
Akibatnya, selain tank-tank yang hancur tersebut, dua kompi pasukan Inggris binasa seluruhnya. Pada tanggal 3 Agustus 1944, pasukan Inggris kembali melakukan serangan di tempat yang sama setelah didahului oleh tembakan bertubi-tubi dari meriam artileri. Hauptmann Friedrich Luders dan anak buahnya masih tetap bertahan di tempatnya dan kembali berhasil menghancurkan 6 unit tank Inggris. Pasukan Inggris terpaksa memanggil bala bantuan dan akhirnya Friedrich Luders terpaksa mengundurkan diri.
Hasil akhir pertempuran dalam dua hari tersebut adalah Divisi Skotlandia ke-15 kehilangan 19 unit tank, beberapa truk dan tinggal menyisakan 4 unit kendaraan tempur saja sehingga harus membatalkan operasi ofensif mereka, sedangkan 3 unit JagdPanther dari Kompi ke-2 Panzeräger Abteilungen 654 berhasil menarik mundur dengan keadaan utuh tanpa kerusakan sedikit pun, setelah berhasil menghadang gerak laju musuhnya. Atas prestasi yang gemilang ini, Hauptmann Friedrich Luders memperoleh penghargaan Ritterkreuz der Eisernez Kreuz pada tanggal 21 Oktober 1944.
Beberapa unit JagdPanther yang masih bisa bertahan hingga saat ini! 3 unit JagdPanther yang masih bertahan hingga saat ini tengah dipulihkan dan dalam keadaan siap dijalanka. 2 museum Jerman, Deutsches Panzermuseum di Munster dan Wehrtechnische Studiensammlung (WTS) di Koblenz, masing-masing memiliki koleksi JagdPanther tersebut. SDKFZ Foundation di Inggris telah memulihkan 1 unit JagdPanther seperti sedia kala, dengan memanfaatkan 2 unit JagdPanther yang telah rusak. 1 unit yang lainnya lagi juga akan diperbaiki dan dipulihkan.
Ini adalah 7 unit dari beberapa JagdPanther yang masih diketahui bertahan hingga saat ini, yang mana dipajang di:
1. Bovington Tank Museum, Dorset, Inggris —satu dari beberapa yang dipasang oleh British Army Royal Electrical and Mechanical Engineers untuk percobaan, model produksi akhir.
2. Imperial War Museum, London, Inggris. Varian dari produksi awal. Di sini terdapat bekas tembakan dan penetrasi di bagian sisi kanan kompartemen mesinnya yang mana pada bagian kiri memang sengaja dibuka untuk dilihat umum.
3. Kubinka Tank Museum, Moscow, Rusia;
4. Musée des Blindés in Saumur, Perancis;
5. Sinsheim Auto & Technik Museum, Sinsheim, Jerman;
6. Panzermuseum Thun, Thun, Switzerland;
7. United States Army Ordnance Museum, Aberdeen, Amerika Serikat.
Statistik JagdPanther:
*) Kelas : Medium Tank Destroyer
*) Berat : 45 ton
*) Ukuran :
- Panjang 9.87 m,
- Lebar 3.42 m,
- Tinggi 2.71 m.
*) Senjata Utama :
- meriam 88 mm KwK 43 L/71 ~ 57 peluru
- senapan mesin MG-34 7,92 mm ~ 600 peluru
*) Kru : 5 orang
*) Pelindung :
- 80 mm bagian depan,
- 100 mm bagian mantelnya,
- 45mm sisi samping,
- 40mm sisi belakang.
*) Kecepatan : 46 km/jam
*) Jarak Tempuh : 160 km
Sumber :
- Darmawan, Muh. Daud (2010). "Kendaraan Tempur Perang Dunia II". Penerbit NARASI
- www.en.wikipedia.org
No comments:
Post a Comment