Di
foto yang diambil di Friedrichstrasse sebelah selatan Reichskanzlei
setelah Pertempuran Berlin berakhir ini, kita bisa melihat seorang
prajurit SS yang tergeletak tewas di sebelah halftrack-nya yang
hancur. Dahsyatnya, dia bukanlah prajurit Jerman melainkan sukarelawan
asal Swedia! Namanya adalah Ragnar Johansson (pangkat
SS-Unterscharführer) asal Stockholm yang merupakan mantan sersan di
Angkatan Darat Swedia (P4 Skövde) dan anggota dari Partai Nazi Swedia,
Svensk Socialistisk Samling (SSS). Ketika pertama dia bergabung dengan
Waffen-SS dia ditempatkan di SS-Panzer-Division "Wiking", tapi
kemudian dipindahkan ke SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Division
"Nordland". Johansson terbunuh pada malam tanggal 1-2 Mei 1945 dalam
Pertempuran Berlin ketika sedang mengemudikan kendaraan komando
Sd.Kfz.250 milik SS-Hauptsturmführer Hans-Gösta Pehrsson dalam usahanya
melarikan diri dari Berlin yang terkepung. Kendaraannya tertembak
pasukan Rusia dan hancur (versi lain yang menyebabkannya mledug adalah
sebuah granat). Foto ini diambil oleh fotografer Rusia Mark Redkin.
Sebuah rekonstruksi pasca-perang yang dilakukan oleh peneliti Lennart
Westberg mendapati bahwa foto ini diambil di Friedrichstrasse 107 dengan
dinding pasukan penjaga di latar belakang, 200m sebelah utara sungai
Spree
Seorang SS-Hauptsturmführer dari SS-Panzergrenadier-Regiment 24 "Danmark" / 11.SS-Panzergrenadier-Freiwilligen-Division "Nordland", tergeletak tak bernyawa di tengah jalanan kota berlin, yang kini telah dikuasai oleh pasukan penyerang Uni Soviet. Dari saku dan seragamnya yang terbuka, kemungkinan besar dia telah digeledah sebelumnya. Uniknya, sang perwira veteran (perhatikan medali Eisernes Kreuz I.Klasse di dadanya!) tampaknya telah melengkapi diri dengan FJ-helm dan senapan serbu FG-42, yang biasanya digunakan oleh pasukan Fallschirmjäger (terjun payung)! Hal ini tidak terlalu aneh, karena di akhir-akhir perang - dimana suplai amunisi dan perbekalan seringkali tidak tentu datangnya - pasukan yang bertempur biasanya mempersenjatai diri dengan apa yang tersedia di lapangan. Spekulasi lain menyebutkan bahwa sang mayat telah mendapat "sentuhan" dari unit propaganda Soviet, sehingga terbaring dengan medali dan senjatanya terlihat jelas dalam foto. Hal ini biasa dilakukan oleh pihak Soviet untuk menunjukkan bahwa mereka telah menghabisi prajurit-prajurit terbaik Nazi. Mengenai identitas sang perwira malang, maka kemungkinan besar dia adalah SS-Hauptsturmführer Hermann Hinrich Lührs (Adjutant SS-Panzergrenadier-Regiment 24 "Danmark"), yang bunuh diri di Friedrichstraße pada tanggal 28 April 1945. Keterangan ini diperkuat oleh cucu Lührs sendiri, yang meyakini bahwa itu adalah kakeknya berdasarkan bentuk muka serta keterangan dari mantan rekan seperjuangan Lührs yang masih hidup. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 2 Mei 1945 di sekitar Friedrichstraße 113 yang berada di pusat Kota berlin. Di kiri latar belakang kita bisa melihat pintu masuk menuju stasiun U-bahn (kereta bawah tanah) Oranienburg Tor, yang bersebelahan dengan Angleterre Hotel. Sementara itu, lebih jauh lagi ke sebelah kanan adalah persimpangan antara Friedrichstraße dan Chausseestraße
---------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
Seorang SS-Hauptsturmführer dari SS-Panzergrenadier-Regiment 24 "Danmark" / 11.SS-Panzergrenadier-Freiwilligen-Division "Nordland", tergeletak tak bernyawa di tengah jalanan kota berlin, yang kini telah dikuasai oleh pasukan penyerang Uni Soviet. Dari saku dan seragamnya yang terbuka, kemungkinan besar dia telah digeledah sebelumnya. Uniknya, sang perwira veteran (perhatikan medali Eisernes Kreuz I.Klasse di dadanya!) tampaknya telah melengkapi diri dengan FJ-helm dan senapan serbu FG-42, yang biasanya digunakan oleh pasukan Fallschirmjäger (terjun payung)! Hal ini tidak terlalu aneh, karena di akhir-akhir perang - dimana suplai amunisi dan perbekalan seringkali tidak tentu datangnya - pasukan yang bertempur biasanya mempersenjatai diri dengan apa yang tersedia di lapangan. Spekulasi lain menyebutkan bahwa sang mayat telah mendapat "sentuhan" dari unit propaganda Soviet, sehingga terbaring dengan medali dan senjatanya terlihat jelas dalam foto. Hal ini biasa dilakukan oleh pihak Soviet untuk menunjukkan bahwa mereka telah menghabisi prajurit-prajurit terbaik Nazi. Mengenai identitas sang perwira malang, maka kemungkinan besar dia adalah SS-Hauptsturmführer Hermann Hinrich Lührs (Adjutant SS-Panzergrenadier-Regiment 24 "Danmark"), yang bunuh diri di Friedrichstraße pada tanggal 28 April 1945. Keterangan ini diperkuat oleh cucu Lührs sendiri, yang meyakini bahwa itu adalah kakeknya berdasarkan bentuk muka serta keterangan dari mantan rekan seperjuangan Lührs yang masih hidup. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 2 Mei 1945 di sekitar Friedrichstraße 113 yang berada di pusat Kota berlin. Di kiri latar belakang kita bisa melihat pintu masuk menuju stasiun U-bahn (kereta bawah tanah) Oranienburg Tor, yang bersebelahan dengan Angleterre Hotel. Sementara itu, lebih jauh lagi ke sebelah kanan adalah persimpangan antara Friedrichstraße dan Chausseestraße
---------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
Leutnant der Reserve Helmut Banaski (8
Juni 1921 - ? ) bergabung dengan Pionier-Ersatz-Bataillon 206 pada
tahun 1941. Setelah mendapat pelatihan khusus, dia ditempatkan di 61.
Infanterie-Division yang beroperasi di Front Timur. Pada musim gugur
1944 dia dipindahkan ke Grenadier-Regiment 1077
yang baru dibentuk. Resimen ini menjalani pertempuran berat menghadapi
pasukan Soviet sehingga di awal tahun 1945 anggotanya tinggal tersisa
250 orang saja! Dari tanggal 12-18 januari 1945 Banaski dan rekan
seperjuangannya mati-matian menahan ofensif tank Soviet di sebelah
tenggara Berlin. Meskipun hanya berbekal 12 meriam kecil, dia melakukan
serangan balasan tak terduga di waktu malam yang memukul mundur musuh
dan memampukan pihak Jerman untuk menstabilkan front, menangkap 220
tawanan, mengevakuasi sebuah rumah sakit lapangan serta menyelamatkan
ribuan warga Berlin keluar dari kepungan! Pada tanggal 18 Januari 1945
Banaski terluka parah setelah tertembak di bagian mulutnya. Dibutuhkan
operasi dengan dokter bedah terbaik untuk mengobatinya. Saat dalam masa
penyembuhan inilah Banaski mendapat kabar bahwa dia telah dianugerahi
Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 18
Februari 1945 sebagai Leutnant der Reserve dan Führer des verstärkten
Regiments-Pionierzuges in der Stabskompanie / Grenadier-Regiment 1077 /
542.Volks-Grenadier-Division / XXVII.Armeekorps / 2.Armee / Heeresgruppe
Mitte. Dia menghabiskan sisa perang sebagai komandan kompi sebuah unit
pelatihan di Denmark. Seusai perang dia melanjutkan karir di Bundeswehr
(2 April 1962 - 30 September 1973) dan pensiun dengan pangkat Hauptmann.
Medali dan penghargaan lain yang diterima oleh Banaski: Eisernes Kreuz
II.Klasse (17 Juli 1942); Eisernes Kreuz I.Klasse (18 Januari 1944);
Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (8 Juni 1943); Medaille
Winterschlacht im Osten 1941/42 (29 Juli 1942); Verwundetenabzeichen in
Schwarz (25 Januari 1945); serta Nahkampfspange in Bronze (8 Maret
1945). BTW, Ritterkreuzträger yang pada saat tulisan ini dibuat (8
November 2014) masih hidup di usianya yang sudah menginjak 93 tahun ini
dilahirkan pada HARI YANG SAMA dengan Presiden Indonesia ke-2 Soeharto!
Sumber :
www.flickr.com
www.forum.axishistory.com
www.rommel-lebt.com
www.tapatalk.com
www.thirdreichmedals.com
No comments:
Post a Comment