Friday, May 6, 2011

Fakta-Fakta Menarik Tentang Fallschirmjäger (Pasukan Terjun Payung Jerman)


Oleh : Alif Rafik Khan

- Operasi Stösser di Ardennes adalah operasi terjun malam satu-satunya yang pernah dilakukan oleh Fallschirmjäger dalam Perang Dunia II!

- Oberst Baron Friedrich August von der Heydte menggunakan desain pita parasut rampasan dari Rusia untuk penerjunan di Ardennes. Meskipun masih dalam perawatan untuk mengobati luka-luka yang terdahulu (dan juga terluka kembali tak lama setelah penerjunan tersebut!), diberitakan bahwa dia mengakui kalau parasut Rusia tersebut mempunyai mutu dan desain yang lebih baik dibandingkan dengan yang Jerman punya, terutama dalam hal lebih mudah dikendalikan dan tak banyak goyangan saat di udara.

- Tak seperti kameradnya di cabang lain Wehrmacht yang biasa membawa Soldbuch (buku pembayaran gaji) kemana-mana dan biasanya disimpan di saku dada seragam mereka, para Fallschirmjäger tak pernah membawa Soldbuch mereka saat terjun ke dalam pertempuran. Buku ini disimpan oleh bagian khusus di resimen atau divisi, dan biasanya disimpan di tempat keberangkatan mereka dan dibalikin lagi saat para penerjun payung tersebut kembali. Untuk menggantikannya, digunakanlah kartu identitas khusus.

- Semua operasi terjun payung Jerman yang dilakukan dalam Perang Dunia II (dengan pengecualian di Ardennes) dilakukan di luar jangkauan artileri Jerman. Para prajurit yang terlibat dalam Operasi Stösser rencananya akan didukung oleh artileri jarak jauh, tapi kemudian rencana tersebut dibatalkan karena adanya kerusakan peralatan radio selama berlangsungnya pendaratan. Seorang observer artileri bernama SS-Obersturmführer Etterich dari 12.SS-Panzer-Division ditugaskan untuk mendampingi batalion Von der Heydte.

- Baik pasukan terjun payung Jerman maupun Sekutu sama-sama suka menggunakan boneka untuk mengelabui musuhnya. Masalah yang timbul dalam hal menerjunkan boneka adalah bahwa “penipuan” seperti ini biasanya berumur pendek. Tak perlu waktu yang lama bagi pihak yang bertahan di darat untuk menyadari bahwa itu adalah bohong-bohongan dan bukan penerjun payung yang asli. Boneka yang dibuat oleh Sekutu umumnya lebih realistis, karena ketika mereka menyentuh tanah maka akan timbul ledakan-ledakan petasan yang menyerupai suara tembakan senjata. Sementara itu pihak Jerman memutuskan bahwa cara terbaik untuk menggunakan boneka ini adalah dengan menerjunkannya bersama-sama penerjun payung yang asli sehingga akan menimbulkan kesan jumlah penerjun yang lebih banyak dari sebenarnya, dan juga untuk menyamarkan obyek serangan mereka. Pihak Jerman bahkan berbuat lebih jauh melalui eksperimen menggunakan pot asap yang ditempelkan ke boneka demi menutupi mereka saat pendaratan sehingga memperpanjang waktu “penipuan”. Sayangnya, ide ini sendiri hanya sampai pada tahap percobaan saja dan tak pernah masuk ke perencanaan dan produksi.

- Ketika dihadapkan pada masalah mendapatkan kembali glider dari lokasi pendaratan, komando tinggi Jerman sempat mempertimbangkan ide untuk memasangkan mesin pesawat ringan ke glider sehingga manakala mereka telah selesai di-drop maka bisa digunakan kembali.

- Hanya 20% dari para Fallschirmjäger yang diterjunkan di Ardennes yang telah mendapat latihan memadai untuk terjun bersama dengan senjata dan peralatan mereka sebelumnya. Hal ini ternyata membawa kerugian besar kepada misi yang dijalankan, karena begitu besarnya persentase dari kontainer senjata dan suplai yang hilang, rusak dan tak terpakai!

- Pada saat D-Day tanggal 6 Juni 1944, tercatat 150.000 orang yang bertugas di Fallschirmtruppe, meskipun hanya 30.000 orang di antaranya yang lolos kualifikasi sebagai penerjun payung! Orang-orang yang digolongkan sebagai penerjun payung “beneran” ini terutama berasal dari Divisi Fallschirmjäger ke-1 dan ke-2. Divisi ke-1 asalnya bernama Divisi Lintas Udara ke-7, sementara Divisi ke-2 berasal dari unit-unit yang beraneka ragam seperti 2. Fallschirmjäger-Regiment, sisa-sisa Brigade Ramcke, dan sebuah batalyon resimen serang. Semua unit ini merupakan unit veteran yang telah ikut serta dalam operasi-operasi militer sebelumnya.

- Tidak seperti pasukan Inggris dan Amerika, pihak Jerman tidak pernah memproduksi radio tipe walkie-talkie untuk kepentingan komunikasi antara formasi-formasi setingkat peleton dan kompi. Meskipun begitu, satu set kecil buatan Siemens-Halske telah digunakan untuk operasi kecil di Malta tahun 1942 untuk batalyon d bawah komando Oberst Baron von der Heydte. Alat ini sangat portabel, dapat dibawa oleh satu orang, ditenagai oleh baterai yang tahan lama dan mempunyai jangkauan sampai sejauh 200 mil. Sayangnya, dia tidak diproduksi massal.

- Selama berlangsungnya Operasi Mercury, setidaknya satu kompi dari setiap batalyon telah diterjunkan di tempat yang salah, dan bahkan beberapa orang hilang setelah diterjunkan langsung ke lautan! Ini terutama merupakan hasil dari kurangnya pengalaman dan keberanian para jumpmaster di pesawat transport Ju-52 yang membawa mereka. Keberuntungan benar-benar tidak menghinggapi satu kelompok Fallschirmjäger yang diterjunkan di Kreta, dimana mereka mendarat tepat di sebuah kebun tebu, dan semuanya terpanggang oleh pohon-pohon tebu yang runcing! Tak jelas apakah hal ini merupakan kesalahan utama dari jumpmaster juga ataukah berasal dari desain parasut yang rada sulit untuk dikontrol. Yang jelas, banyak Fallschirmjäger yang binasa di hari itu karena kesalahan pendaratan.

- Meskipun tak berhubungan langsung dengan Fallschirmtruppe, pada tahun 1943 tujuh buah senjata anti-tank 75mm telah diterjunkan dengan sukses menggunakan glider serang medium Gotha 242 di benteng Velikie Luki yang terkepung. Senjata yang sangat dibutuhkan ini digunakan untuk menahan laju kendaraan lapis baja Rusia dan memperpanjang pengepungan sampai beberapa waktu lamanya.

- Dari tahun 1940-1945, sebanyak 134 Ritterkreuz telah dianugerahkan untuk para anggota Fallschirmjäger terpilih. 24 Ritterkreuz diberikan untuk aksi di Front Barat, sementara 27 lainnya untuk tahun-tahun setelah pendaratan di Kreta. Dari 134 Ritterkreuz tersebut, 5 di antaranya merupakan Eichenlaub dan Schwerter, sementara satu adalah Eichenlaub, Schwerter dan Brillanten. Hanya 2 Ritterkreuz yang telah dianugerahkan kepada kopral (tak ada perbedaan antara perwira dan non-perwira untuk masalah penerimaan Ritterkreuz).

- Satu-satunya medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwerter und Brillanten yang diberikan kepada anggota Fallschirmjäger, jatuh ke tangan General der Fallschirmtruppe Hermann Bernhard Ramcke. Uniknya, medali ini diberikan bukan karena aksinya sebagai seorang penerjun payung, tapi atas kepemimpinannya sebagai komandan Festung Brest di Pantai Prancis setelah pendaratan D-Day, dimana bentengnya mendapat kepungan ketat Sekutu. Benteng tersebut akhirnya menyerah tanggal 20 September 1944, hari yang sama dimana Ramcke dianugerahi Brillanten! Sudah jelas bahwa jenderal satu ini tidak mengikuti perintah Hitler untuk “bertempur sampai orang dan peluru terakhir”, karena dia menyerah dengan membawa beberapa koper berukuran besar dan satu anjing peliharaan!

- Beberapa pesawat Ju-52 yang menarik glider-glider DFS-230 ke sasaran mereka di Belgia bulan Mei 1940 tak pernah kembali ke pangkalannya lengkap dengan bawaan mereka. Pesawat-pesawat ini membawa glider mereka sampai sejauh 25-30 mil ke belakang garis pertahanan Belgia dan menjatuhkan boneka-boneka dari jerami untuk memberikan kesan bagi pasukan pertahanan Belgia di darat bahwa mereka telah mendapat serangan dari belakang!

- Jenderal Hermann Bernhard Ramcke dan sisa-sisa Brigade Fallschirmjäger-nya telah dinyatakan tewas secara resmi ketika mereka hilang setelah pertempuran kedua di El-Alamein. Ternyata brigade tersebut berhasil mundur dengan menggunakan truk-truk rampasan dari konvoy musuh. Mereka akhirnya sampai di garis pertahanan Jerman setelah melakukan perjalanan sejauh 800 mil! Lebih dramatis lagi ketika Ramcke secara pribadi melaporkan kedatangannya yang luar biasa mengejutkan di depan pintu kendaraan komando Generalfeldmarschall Rommel. Tak terbayangkan bagaimana ekspresi dari Rommel saat itu!

- Jenderal Ramcke mempunyai begitu banyak gigi palsu terbuat dari metal di mulutnya setelah dia kehilangan yang asli dalam salah satu kecelakaan parasut!

- Pertempuran pertama antara Fallschirmjäger Jerman melawan pasukan parasut Inggris terjadi tanggal 20 November 1942 di Tunisia, Afrika Utara.

- Para anggota Divisi Fallschirmjäger ke-8 dipanggil untuk menetralisasi sebuah grup SS berani mati dan partisan-partisan Jerman (unit-unit Werewolf) di hari-hari pertama bulan Mei 1945. Mereka telah membuat lubang perlindungan di sebuah hutan bernama Forst Segeberg di Utara Jerman. Grup yang tidak mau menyerah ini tadinya akan bertempur melawan dua batalyon dari Divisi Lapis Baja ke-11 Inggris. Di Flensburg yang berada di perbatasan Jerman/Denmark, Großadmiral Karl Dönitz, yang kini menjadi kepala negara setelah matinya Hitler, memerintahkan mereka untuk meletakkan senjata. Ketika mereka menolak, Dönitz mengirimkan sisa-sisa Divisi Fallschirmjäger ke-8 untuk menghadapinya. Di depan mata orang-orang Inggris, pertempuran sengit pecah antara orang Jerman melawan orang Jerman. Akhirnya Kampfgruppe SS fanatik tersebut menyerah beberapa hari kemudian.

- Para komandan Fallschirmtruppe di bawah ini telah dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwertern: Generalmajor Ludwig Heilmann (15 Mei 1944), Generalmajor Karl-Lothar Schulz (18 November 1944), General der Fallschirmtruppe Eugen Meindl (8 Mei 1945), General der Fallschirmtruppe Richard Heidrich (25 Maret 1944), dan Oberst Hans Kroh (12 September 1944).

- Jenderal Eugen Meindl memulai perang sebagai komandan sebuah resimen artileri gunung sebelum dipindahkan ke Fallschirmtruppe.

- Generaloberst Kurt Student, sang bapak Fallschirmjäger Jerman, dianugerahi medali Eichenlaub.

- 756 Fallschirmjäger dianugerahi Perisai Narvik setelah berakhirnya pertempuran di kota Narvik (Norwegia Utara) dari April sampai Juni 1940.

- General der Fallschirmtruppe Bruno Bräuer dieksekusi di barak militer Chaidari (Yunani) tanggal 20 Mei 1947, yang bertepatan dengan peringatan 6 tahun pendaratan Jerman di Kreta. Dia tercatat sebagai Fallschirmjäger pertama yang dianugerahi Fallschirm-Badge.

- Ketika sedang berusaha meloloskan diri dari Kantong Falaise yang terkepung, Jenderal Eugen Meindl (komandan Korps Fallschirmjäger ke-2) bertemu secara tidak sengaja dengan putra tercintanya yang juga terjebak di tempat yang sama!

- 223 Deutsches Kreuz in Gold telah dianugerahkan kepada para prajurit Fallschirmjäger Luftwaffe, sementara Luftwaffe sendiri secara keseluruhan menerima 7.248 Deutsches Kreuz in Gold.

- Oberst Freiherr von der Heydte yang terkenal itu memulai perang sebagai komandan sebuah kompi anti-tank di Angkatan Darat, dan tidak bergabung dengan Fallschirmtruppe sampai dengan bulan Agustus 1940. Claus von Stauffenberg, orang yang berusaha membunuh Hitler, adalah sepupu sang Baron!

No comments: