FOTO BERWARNA
Waktu
subuh di pangkalan 7.(F)/LG 2 di Yunani bulan Mei 1941. Operasi sudah
dimulai walaupun matahari baru nampak sepenggalan. Di latar belakang
sebuah Junkers Ju 52 tinggal landas. Para awak darat pastinya telah
bangun pagi-pagi sekali demi mempersiapkan pesawat ini beroperasi di
pagi buta seperti itu! Di latar depan adalah siluet pesawat pengintai
Messerschmitt Bf 110 milik 7.(F)/LG 2
Pesawat
penghubung sangat dibutuhkan untuk memelihara kontak langsung antara
markas dengan prajurit di front depan. Tanpa pesawat ini maka akan
mustahil bagi para komandan senior untuk bertemu dengan bawahannya dalam
jangka waktu sebentar demi mendiskusikan perkembangan situasi atau
sekedar melakukan inspeksi singkat di front. Karena biasanya pos komando
dan markas front berada di wilayah hutan lebat, tertutup oleh kamuflase
atau di desa-desa terpencil, maka kadangkala tak ada landasan udara
standar terdekat yang menjangkaunya. Atas alasan ini maka Fieseler Fi
156 Storch, dengan kemampuan take-off dan landingnya di landasan sempit,
menjadi pilihan utama para komandan staff senior. Pesawat ini bahkan
bisa mendarat di atas permukaan yang kasar atau berlumpur. Foto di atas
memperlihatkan sebuah desa kecil Rusia yang dikelilingi oleh hutan.
Panji yang terpasang di depan sebuah rumah di sebelah kiri menandakan
bahwa lokasi itu telah dijadikan sebagai markas sebuah Armee-Korps. Di
latar belakang terparkir sebuah Storch, yang kemungkinan dipakai untuk
menerbangkan sang komandan korps dalam kunjungan ke front depan atau
membawa para komandan divisinya ke tempat ini
Seorang komandan bersiap-siap untuk terbang bersama dengan dua orang staffnya. Peta dan kertas-kertas yang dibawa menandakan bahwa mereka baru saja menghadiri sebuah rapat militer. Pesawat yang digunakan adalah sebuah Fieseler Fi 156 C “GK+M?” yang mempunyai strip kuning di badannya, suatu praktek yang biasa dilakukan oleh pesawat-pesawat Luftwaffe di Front Timur. Salah seorang staff yang membelakangi kamera mengenakan celana kavaleri yang dilengkapi lapisan kulit. Foto ini sendiri diambil di Rusia di musim panas 1941 atau 1942
Seorang komandan bersiap-siap untuk terbang bersama dengan dua orang staffnya. Peta dan kertas-kertas yang dibawa menandakan bahwa mereka baru saja menghadiri sebuah rapat militer. Pesawat yang digunakan adalah sebuah Fieseler Fi 156 C “GK+M?” yang mempunyai strip kuning di badannya, suatu praktek yang biasa dilakukan oleh pesawat-pesawat Luftwaffe di Front Timur. Salah seorang staff yang membelakangi kamera mengenakan celana kavaleri yang dilengkapi lapisan kulit. Foto ini sendiri diambil di Rusia di musim panas 1941 atau 1942
Foto
yang sangat indah ini diambil bulan Agustus 1942 dan memperlihatkan
Olavi Paavolainen (1903-1964), seorang pujangga Finlandia yang dalam
Perang Dunia II ikut angkat senjata membela negaranya dalam perang
melawan Uni Soviet. Dia menjadi anggota Departemen Informasi sebelum
ditempatkan di Mikkeli, Finlandia timur, sebagai ajudan jenderal
infanteri. Pada tahun 1944 dia mengunjungi kampung halamannya di
Vienola, dan Paavolainen begitu sedih setelah mendapati rumah masa
kecilnya telah rata dengan tanah akibat perang yang kejam
Foto
ini, yang tampaknya telah disetting dengan baik, kemungkinan dibuat
untuk kepentingan propaganda Jerman. Seorang prajurit Luftwaffe berdiri
sambil membaca surat yang datang dari tanah air di depan sepeda motor
Zündapp Ks 600 bersespan, sementara di latar belakang mengudara sebuah
pesawat Focke-Wulf Fw 189 "Uhu" (Burung Hantu). Pesawat bermesin ganda
dan berkursi tiga ini terutama sekali dibuat untuk kepentingan
pengintaian. Dibandingkan dengan pesawat yang umum diproduksi di masa
itu, Fw 189 terlihat aneh karena mempunyai dua "badan". Pada awalnya
kemampuannya diragukan, tapi kemudian medan udara Front Timur
membuktikan kemampuan Fw 189 yang jauh melebihi harapan para pembuatnya!
Pesawat ini dijuluki sebagai "matanya Luftwaffe" dan ketangguhannya
terbukti dengan beberapa kali dia mampu pulang ke pangkalannya dengan
sebagian ekornya copot atau rusak parah! Keberadaannya tidak diketahui
oleh pihak Sekutu sampai dengan tahun 1941, walaupun prototipe pesawat
ini sudah berseliweran dari masa sebelum perang. Total produksinya
sampai dengan perang berakhir adalah 849 buah
--------------------------------------------------------------------------------------
FOTO HITAM-PUTIH
Pada bulan November 1941, General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") mengunjungi Bardia (Libya) yang menjadi lokasi bongkar-muat suplai pasukan Poros selain di Tripoli dan Derna. Meskipun kapasitasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan pelabuhan utama di Tripoli, tapi Bardia lebih efisien karena lebih dekat ke front yang mendekati perbatasan dengan Mesir. Disini biasanya kapal-kapal selam Italia yang bongkar-muat barang karena lebih aman dari incaran pesawat-pesawat Sekutu. Dalam kunjungannya ke Bardia pun Rommel menyempatkan diri untuk beramah-tamah dengan awak kapal selam Italia yang kebetulan sedang berlabuh disana. Dia kemudian difoto di atas tebing yang menjorok ke pantai dengan latar belakang sebuah kapal selam Italia yang sedang berlayar meninggalkan pelabuhan. Kemungkinan kapal selam ini berasal dari kelas Atropo of the Foca (Anjing Laut) dengan berat 1.109 ton yang biasa digunakan untuk menanam ranjau laut. Dia baru saja mengantarkan 60 ton bahan bakar ke pelabuhan Bardia
--------------------------------------------------------------------------------------
FOTO HITAM-PUTIH
Para
ilmuwan Nazi mengujicoba sistem aerodinamik dari sebuah pesawat
Messerschmitt Bf 109 E-3 di tahun 1940. Ditenagai oleh mesin Rolls-Royce
Kestrel V, pesawat hasil pengembangan kesekian dari Bf 109 ini
mempunyai kecepatan maksimum 660km/jam. Panjangnya 8,65m dengan rentang
sayap 9,87m. Senjata utamanya adalah dua buah kanon 20mm ditambah dengan
dua senapan mesin sebagai pelengkap. Versi pertama pesawat rancangan
Willy Messerschmitt ini telah teruji ketangguhannya dalam Perang Saudara
Spanyol. Para pilotnya telah disumpah sebelum mereka meninggalkan
Jerman bahwa mereka tidak akan membiarkan pesawat mereka sampai jatuh ke
tangan musuh. Bila pesawatnya jatuh atau mendarat darurat di wilayah
musuh, maka mereka harus membakarnya segera dengan menggunakan tangki
khusus berisi materi yang mudah terbakar yang bisa disulut seketika dan
memang disiapkan untuk tujuan semacam ini!
Generalmajor Walter Krüger (kanan) bersama dengan salah seorang perwiranya memperhatikan dengan seksama saat pasukan Jerman dari 1. Panzer-Division melakukan serbuan ke garis pertahanan Rusia di luar kota Leningrad, Uni Soviet. Dari tanggal 17 Juli 1942 Krüger diangkat sebagai "mit der Führung beauftragt" alias Komandan sementara dari Divisi Panzer Pertama Jerman, setelah sebelumnya menjabat sebagai Komandan brigade infanteri bermotor dari divisi yang sama. 1. Panzer-Division sendiri telah terlibat dalam pertempuran terus-menerus dari sejak penyerbuan ke Rusia bulan Juni 1941, dan pada pertengahan bulan Agustus 1941 jumlah tanknya yang masih berfungsi tinggal mencapai 44 buah dari asalnya 155 buah! Foto ini diambil pada awal musim gugur tahun 1941 oleh fotografer tak dikenal dari Presse-Illustrationen Heinrich Hoffmann, dan pertama kali dipublikasikan oleh 'Berliner Volkszeitung' edisi 5 November 1941
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942 (Bayerlein duduk di kiri sementara Rommel di kanan). Di sebelah kiri foto tampak terparkir sebuah Panzerbefehlswagen III Ausf.C/H (SdKfz. 266/267/268). Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Generalmajor Walter Krüger (kanan) bersama dengan salah seorang perwiranya memperhatikan dengan seksama saat pasukan Jerman dari 1. Panzer-Division melakukan serbuan ke garis pertahanan Rusia di luar kota Leningrad, Uni Soviet. Dari tanggal 17 Juli 1942 Krüger diangkat sebagai "mit der Führung beauftragt" alias Komandan sementara dari Divisi Panzer Pertama Jerman, setelah sebelumnya menjabat sebagai Komandan brigade infanteri bermotor dari divisi yang sama. 1. Panzer-Division sendiri telah terlibat dalam pertempuran terus-menerus dari sejak penyerbuan ke Rusia bulan Juni 1941, dan pada pertengahan bulan Agustus 1941 jumlah tanknya yang masih berfungsi tinggal mencapai 44 buah dari asalnya 155 buah! Foto ini diambil pada awal musim gugur tahun 1941 oleh fotografer tak dikenal dari Presse-Illustrationen Heinrich Hoffmann, dan pertama kali dipublikasikan oleh 'Berliner Volkszeitung' edisi 5 November 1941
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942 (Bayerlein duduk di kiri sementara Rommel di kanan). Di sebelah kiri foto tampak terparkir sebuah Panzerbefehlswagen III Ausf.C/H (SdKfz. 266/267/268). Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Pada bulan November 1941, General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") mengunjungi Bardia (Libya) yang menjadi lokasi bongkar-muat suplai pasukan Poros selain di Tripoli dan Derna. Meskipun kapasitasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan pelabuhan utama di Tripoli, tapi Bardia lebih efisien karena lebih dekat ke front yang mendekati perbatasan dengan Mesir. Disini biasanya kapal-kapal selam Italia yang bongkar-muat barang karena lebih aman dari incaran pesawat-pesawat Sekutu. Dalam kunjungannya ke Bardia pun Rommel menyempatkan diri untuk beramah-tamah dengan awak kapal selam Italia yang kebetulan sedang berlabuh disana. Dia kemudian difoto di atas tebing yang menjorok ke pantai dengan latar belakang sebuah kapal selam Italia yang sedang berlayar meninggalkan pelabuhan. Kemungkinan kapal selam ini berasal dari kelas Atropo of the Foca (Anjing Laut) dengan berat 1.109 ton yang biasa digunakan untuk menanam ranjau laut. Dia baru saja mengantarkan 60 ton bahan bakar ke pelabuhan Bardia
Para
anggota sebuah kompi tank berat Jerman berpose bersama dengan dua buah
tunggangan andalan mereka, Panzerkampfwagen VI Tiger (8,8 cm L/56)
Ausf.E (Sd.Kfz. 181). Detasemen Tank Berat Jerman (schwere
Panzerabteilungen), adalah unit tank elite dalam Perang Dunia II
seukuran batalyon yang dilengkapi dengan Tiger I, dan kemudian Tiger II.
Pada awalnya unit semacam ini ditujukan untuk bertempur secara ofensif
dalam operasi penembusan pertahanan musuh, tapi kemudian situasi perang
yang makin memburuk memaksa mereka digunakan untuk tujuan defensif
dengan menyediakan tembakan pendukung serta ujung tombak dalam serangan
balik ke wilayah-wilayah dimana pasukan lapis baja musuh berhasil
menembus masuk pertahanan Jerman. Karenanya dalam beberapa kesempatan
mereka kadang direorganisasi menjadi Kampfgruppen (Grup-Grup Tempur)
yang hanya digunakan sementara dan sesuai kebutuhan saja sebelum
dikembalikan kembali ke unit asal mereka
17
September 1944. Private First Class Clifton C. Rhodes (kiri) dan
Lieutenant Edwin O. Guthman dari 339th Infantry Regiment/85th
Division/Fifth Army Amerika berjaga-jaga di posisi pertahanan Hill 732
(Gothic line), Grezzano, Italia, yang baru saja direbut dari tangan
Jerman. Mereka menggunakan senapan mesin MG 42 (Maschinengewehr 42)
hasil rampasan dari tangan musuhnya. Foto ini merupakan koleksi NARA
Archives dengan kode 5/MM-44-3604 dan sebagai fotografernya adalah
McQuarrie (31S1 SIG SV CO)
Sumber :
Buku "Time-Life Books World War II: Liberation" oleh Martin Blumenson
Majalah "Luftwaffe im Focus" Spezial No.1 tahun 2003
Foto koleksi NARA Archives
Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi
www.avaxnews.com
Buku "Time-Life Books World War II: Liberation" oleh Martin Blumenson
Majalah "Luftwaffe im Focus" Spezial No.1 tahun 2003
Foto koleksi NARA Archives
Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi
www.avaxnews.com
No comments:
Post a Comment