MP 40
Prajurit-prajurit Luftwaffe berkumpul di rongsokan pesawat pemburu Lockheed P-38 Lightning "ES-J" Amerika yang terbakar setelah ditembak jatuh di atas Tunisia, awal tahun 1943. Pesawat tersebut berasal dari 48th Fighter-Squadron / 14th Fighter Group USAAF, sementara foto ini sendiri pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL edisi bulan Mei 1943. Operation Torch (invasi Sekutu di barat-laut Afrika) adalah operasi besar pertama yang melibatkan Amerika dan Inggris dalam Perang Dunia II. Ajang ini juga menjadi pentas pertama unit-unit pemburu P-38 USAAF melawan pilot-pilot Luftwaffe (sebelumnya satu-satunya "pengalaman" pilot Amerika melawan pesawat Jerman berasal dari ujicoba penerbangan menghadapi pesawat Focke-Wulf Fw 190 hasil rampasan). Dua Fighter Group yang dilengkapi dengan P-38 - 1st FG dan 14th FG - diterjunkan untuk Operation Torch, dengan grup ketiga (78th FG) disimpan sebagai cadangan di tanah Inggris. 1st dan 14th tidak ikut ambil bagian dalam pendaratan pertama pada tanggal 8 November 1942, dan 14th FG bahkan belum mulai beroperasi sampai dengan tanggal 11 November 1943. Pada awalnya mereka berpangkalan di Aljazair barat sebagai bagian dari Central Task Force yang menduduki Oran, tapi kemudian di hari-hari selanjutnya mereka berpindah ke arah timur seiring dengan makin meningkatnya kekuatan Jerman di Tunisia. Selama dua bulan berikutnya, 14th FG melaksanakan beragam misi serang-darat, pengawalan bomber, dan penyergapan musuh di udara. Selama periode ini pula 14th FG menderita banyak korban dalam menghadapi pilot-pilot Luftwaffe yang telah berpengalaman. Dari bulan November 1942 s/d 28 januari 1943 14th FG kehilangan 32 orang pilotnya (dari kekuatan awal sebanyak 54 orang) dan hanya menyisakan tujuh pesawat yang masih bisa digunakan! Di lain pihak, mereka sendiri mengklaim 62 kemenangan udara. Meskipun Front Afrika diberi prioritas pertama oleh militer Amerika untuk mendapatkan suplai P-38 terbaru, tapi tetap tidak bisa menutup kerugian yang diderita sehingga akhirnya pada tanggal 28 Januari 1943 14th FG ditarik dari front dan digantikan oleh 82nd FG yang juga dilengkapi dengan pesawat-pesawat P-38
-----------------------------------------------------------------------
MG 34
Prajurit Panzergrenadier Afrikakorps dari Schützen-Regiment 115 / 15.Panzer-Division bersiaga dengan senapan mesin MG34 di lubang pertahanan mereka selama berlangsungnya Unternehmen Skorpion (Operasi Kalajengking). Mereka merupakan bagian dari Kampfgruppe von Herff yang dikomandani oleh Oberst Maximilian von Herff. Unternehmen Skorpion, yang berlangsung tanggal 26-27 Mei 1941, adalah operasi militer yang dilancarkan oleh Pasukan Poros di bawah pimpinan Oberst Herff melawan pasukan Inggris dibawah pimpinan Lieutenant-General William "Strafer" Gott. Sebuah serangan balasan dilancarkan terhadap posisi Inggris di Celah Halfaya yang terletak di barat-laut Mesir - yang sebelumnya telah diduduki selama berlangsungnya Operation Brevity (15-16 Mei 1941). Skorpion adalah ofensif militer kedua yang dilakukan oleh Rommel setelah kedatangannya di medan perang Afrika Utara (diluar Pengepungan Tobruk), dan pengusiran Inggris keluar dari Celah Halfaya, berlanjut sampai ke wilayah Buq Buq dan Sofafi. Setelah celah strategis tersebut berhasil dikuasai, pihak Jerman dan Italia memperkuatnya dengan banyak posisi pertahanan dan jebakan tank yang menyebar sampai ke Sidi Azeiz, sebagai persiapan untuk menghadapi serangan balasan Inggris yang diperkirakan akan terjadi tak lama setelahnya. Perkiraan tersebut terbukti, dan Inggris melancarkan Operation Battleaxe (15-17 Juni 1941), yang berakhir dengan kegagalan dan membuat Panglima pasukan Inggris di Timur Tengah, Jenderal Sir Archibald Wavell, dipecat dari jabatannya
Awak senapan mesin Jerman dalam posisi siaga (feuerstellung). Senapan mesinnya adalah Maschinengewehr 34 (MG 34). Perhatikan pola kamuflase di stahlhelm yang tidak biasa! Di masa damai, penggunaan rerumputan, alang-alang dll untuk sarana kamuflase hanya boleh dilakukan seizin dari perwira komandan unit. Melaburi helm dengan tanah, tanah liat atau pasir basah adalah terlarang. Tapi tentu saja hal tersebut tak berlaku di lapangan dimana segala kemungkinan selalu terbuka!
Prajurit-prajurit Luftwaffe berkumpul di rongsokan pesawat pemburu Lockheed P-38 Lightning "ES-J" Amerika yang terbakar setelah ditembak jatuh di atas Tunisia, awal tahun 1943. Pesawat tersebut berasal dari 48th Fighter-Squadron / 14th Fighter Group USAAF, sementara foto ini sendiri pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL edisi bulan Mei 1943. Operation Torch (invasi Sekutu di barat-laut Afrika) adalah operasi besar pertama yang melibatkan Amerika dan Inggris dalam Perang Dunia II. Ajang ini juga menjadi pentas pertama unit-unit pemburu P-38 USAAF melawan pilot-pilot Luftwaffe (sebelumnya satu-satunya "pengalaman" pilot Amerika melawan pesawat Jerman berasal dari ujicoba penerbangan menghadapi pesawat Focke-Wulf Fw 190 hasil rampasan). Dua Fighter Group yang dilengkapi dengan P-38 - 1st FG dan 14th FG - diterjunkan untuk Operation Torch, dengan grup ketiga (78th FG) disimpan sebagai cadangan di tanah Inggris. 1st dan 14th tidak ikut ambil bagian dalam pendaratan pertama pada tanggal 8 November 1942, dan 14th FG bahkan belum mulai beroperasi sampai dengan tanggal 11 November 1943. Pada awalnya mereka berpangkalan di Aljazair barat sebagai bagian dari Central Task Force yang menduduki Oran, tapi kemudian di hari-hari selanjutnya mereka berpindah ke arah timur seiring dengan makin meningkatnya kekuatan Jerman di Tunisia. Selama dua bulan berikutnya, 14th FG melaksanakan beragam misi serang-darat, pengawalan bomber, dan penyergapan musuh di udara. Selama periode ini pula 14th FG menderita banyak korban dalam menghadapi pilot-pilot Luftwaffe yang telah berpengalaman. Dari bulan November 1942 s/d 28 januari 1943 14th FG kehilangan 32 orang pilotnya (dari kekuatan awal sebanyak 54 orang) dan hanya menyisakan tujuh pesawat yang masih bisa digunakan! Di lain pihak, mereka sendiri mengklaim 62 kemenangan udara. Meskipun Front Afrika diberi prioritas pertama oleh militer Amerika untuk mendapatkan suplai P-38 terbaru, tapi tetap tidak bisa menutup kerugian yang diderita sehingga akhirnya pada tanggal 28 Januari 1943 14th FG ditarik dari front dan digantikan oleh 82nd FG yang juga dilengkapi dengan pesawat-pesawat P-38
-----------------------------------------------------------------------
MG 34
Prajurit Panzergrenadier Afrikakorps dari Schützen-Regiment 115 / 15.Panzer-Division bersiaga dengan senapan mesin MG34 di lubang pertahanan mereka selama berlangsungnya Unternehmen Skorpion (Operasi Kalajengking). Mereka merupakan bagian dari Kampfgruppe von Herff yang dikomandani oleh Oberst Maximilian von Herff. Unternehmen Skorpion, yang berlangsung tanggal 26-27 Mei 1941, adalah operasi militer yang dilancarkan oleh Pasukan Poros di bawah pimpinan Oberst Herff melawan pasukan Inggris dibawah pimpinan Lieutenant-General William "Strafer" Gott. Sebuah serangan balasan dilancarkan terhadap posisi Inggris di Celah Halfaya yang terletak di barat-laut Mesir - yang sebelumnya telah diduduki selama berlangsungnya Operation Brevity (15-16 Mei 1941). Skorpion adalah ofensif militer kedua yang dilakukan oleh Rommel setelah kedatangannya di medan perang Afrika Utara (diluar Pengepungan Tobruk), dan pengusiran Inggris keluar dari Celah Halfaya, berlanjut sampai ke wilayah Buq Buq dan Sofafi. Setelah celah strategis tersebut berhasil dikuasai, pihak Jerman dan Italia memperkuatnya dengan banyak posisi pertahanan dan jebakan tank yang menyebar sampai ke Sidi Azeiz, sebagai persiapan untuk menghadapi serangan balasan Inggris yang diperkirakan akan terjadi tak lama setelahnya. Perkiraan tersebut terbukti, dan Inggris melancarkan Operation Battleaxe (15-17 Juni 1941), yang berakhir dengan kegagalan dan membuat Panglima pasukan Inggris di Timur Tengah, Jenderal Sir Archibald Wavell, dipecat dari jabatannya
Awak senapan mesin Jerman dalam posisi siaga (feuerstellung). Senapan mesinnya adalah Maschinengewehr 34 (MG 34). Perhatikan pola kamuflase di stahlhelm yang tidak biasa! Di masa damai, penggunaan rerumputan, alang-alang dll untuk sarana kamuflase hanya boleh dilakukan seizin dari perwira komandan unit. Melaburi helm dengan tanah, tanah liat atau pasir basah adalah terlarang. Tapi tentu saja hal tersebut tak berlaku di lapangan dimana segala kemungkinan selalu terbuka!
Sumber :
www.ww2colorfarbe.blogspot.com
No comments:
Post a Comment