Oleh : Fachrizal
Sejak awal karirnya sampai hari kematiannya, Adolf Hitler hanya mempunyai dua tujuan utama. Tujuan utamanya adalah tambahan secara paksa Lebensraum (ruang hidup) untuk rakyat Jerman. Kedua, dia menginginkan semacam perhitungan terakhir dengan bangsa Yahudi.
Langkah awal untuk menuju Lebensraum terjadi pada tahun 1935 ketika Hitler secara terbuka melanggar Perjanjian Versailles dengan memulai lagi wajib militer dan dengan cepat membangun kembali angkatan bersenjata Jerman. Hitler kemudian mengatur untuk merundingkan suatu pakta kelautan dengan Inggris yang akan mengizinkan Jerman memiliki angkatan laut 35 persen dari armada Inggris, dan juga armada kapal selam dengan jumlah yang sama.
Hitler menyadari bahwa para pemimpin dunia akan menjadi semakin gelisah saat Jerman dipersenjatai lagi, yang berperan dalam malapetaka perang dunia dua puluh tahun yang lalu. Hitler secara terus-menerus meyakinkan para diplomat, dan siapapun yang mendengarkan, bahwa pembangunan militer Jerman adalah semata-mata untuk pertahanan yang dirancang untuk menempatkan Jerman berdiri sejajar dengan negara di sekitarnya. Betapapun, dia akan bertanya, tidakkah negara Jerman mempunyai hak untuk mempertahankan diri seperti setiap negara lain?
Hitler akan menjawab pertanyaannya sediri dengan persetujuan sementara pada saat yang sama berjanji bahwa Jerman tidak akan merusak perdamaian. Untuk menekankan hal itu, Hitler mengucapkan beberapa pernyataan luarbiasa tentang kengerian perang, yang dia saksikan sendiri sebagai prajurit di garis depan. Pada tanggal 21 Mei1935, dia menyatakan dalam pidato utamanya: “Darah yang tumpah di benua Eropa pada pertempuran dalam tiga ratus tahun terakhir tidak menghasilkan sesuatu yang berarti bagi negara-negara yang terlibat dalam peristiwa itu. Pada akhirnya, Perancis tetap Perancis, Jerman Jerman, Polandia Polandia, dan Italia Italia. Betapa keangkuhan dinasti, nafsu politik dan patriotik buta telah tercapai dengan caranya yang nyata sejauh ini untuk mencapai perubahan politik dengan sungai darah, mengenai perasaan nasional, tidak lebih dari sekedar menyentuh kulit bangsa-bangsa. Hal itu tidak secara pokok mengubah karakter dasar mereka. Jika negara-negara telah melakukan perubahan dari pengorbanan mereka menuju tujuan yang lebih bijaksana, kesuksesan akan lebih besar dan lebih tetap.”
Para pemimpin Perancis dan Inggris, dan negara-negara kecil tetangga Hitler, secara alami terkesan dengan sentimen seperti itu. Bertahun-tahun kemudian, mereka akan menemukan bahwa pada saat Hitler berbicara seperti itu dia juga menyetujui Undang-undang Pertahanan Reich rahasia yang menempatkan Jerman dalam perang ekonomi dan menghidupkan kembali organisasi Staff Jenderal angkatan bersenjata, yang dilarang setelah Perang Dunia I.
Banyak diplomat secara ceroboh memegang kata-kata Hitler dan berpikir bahwa dia adalah orang yang meyakinkan, bahkan dapat dipercaya. Hal itu, tentu saja tepat seperti yang diinginkan Hitler untuk mereka pikirkan. Dia membuat mereka secara nyata berada pada keadaan yang merugikan, karena mereka tidak pernah benar-benar mengetahui apa yang ada dalam pikirannya. Mereka tidak tahu sedang berhadapan dengan seorang yang secara terus-menerus menggunakan kebohongan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.
Hitler dapat melihat mata seseorang dan berbohong dengan penuh kesungguhan hati. Dia juga berbohong pada seluruh dunia melalui siaran radio, diakhiri pernyataan tentang keinginannya untuk perdamaian, bahkan dia sangat cinta perdamaian, semuanya itu dikatakan sementara secara rahasia menyiapkan malapetaka peperangan lainnya.
Rakyat Jerman dan pejabat tinggi Reich tidak mengerti seberapa dalam sinisme Führer mereka, tetapi mereka akan segera mengetahuinya cepat atau lambat. Bagi pejabat tinggi angkatan bersenjata Jerman pengungkapan rahasia itu datang pada tanggal 5 November 1937, ketika Hitler mengadakan suatu konferensi rahasia dan menguraikan rencananya untuk mendapatkan Lebensraum atas negara lain.
Rapat itu diadakan di dalam istana kanselir Reich di Berlin pada pukul 4:15 sore. Hebatnya, sebelumnya pada hari yang sama, Hitler bertemu dengan duta besar Polandia dan menandatangani perjanjian yang meyakinkan bahwa Jerman akan menghormati batas wilayah Polandia.
Hadir dalam konferensi rahasia adalah dua Panglima angkatan bersenjata Jerman; Marsekal Medan Werner von Blomberg, dan Jenderal Werner von Fritsch, Panglima angkatan darat. Juga dihadiri oleh Panglima angkatan laut Erich Raeder, bersama dengan Hermann Göring yang mengepalai Angkatan udara baru Jerman (diantara banyak jabatan lainnya). Menteri Luar Negeri Constantin von Neurath juga ada di sana, bersama dengan Kolonel Friedrich Hossbach, ajudan militer Hitler, yang mencatat menit-menit selengkapnya dalam pertemuan yang kemudian dikenal sebagai konferensi Hossbach atau Memorandum Hossbach.
Hitler memulai pertemuan empat jam itu dengan menanyai masing-masing orang untuk bersumpah dengan janji rahasia. Dia kemudian memberitahu mereka bahwa peristiwa kematiannya yang terlalu muda mungkin terjadi mengikuti hal yang akan diutarakannya sehingga harus dihormati keinginan terakhir dan surat wasiatnya.
Dia mulai penjelasannya dengan menjelaskan teorinya tentang Lebensraum, menyatakan bahwa Jerman mempunyai “suatu inti rasial yang padat ” dan bahwa orang Jerman berhak atas “ruang hidup yang lebih luas daripada masyarakat lainnya.”
“Sejarah dari berbagai zaman – Kerajaan Romawi dan Kerajaan Inggris – telah membuktikan bahwa perluasan hanya dapat dilakukan dengan mendobrak perlawanan dan mengambil resiko…tidak pernah ada ruang tanpa pemilik…penyerang selalu berhadapan dengan suatu penguasa,” Hitler menegaskan. “Pertanyaan untuk Jerman adalah: dimana dia mendapat yang terbesar dengan biaya rendah?”
Hitler menunjukkan dua halangan utama; “…dua musuh dibenci yang mengilhami, Inggris dan Perancis, yang bagi mereka Jerman di tengah Eropa adalah duri dalam daging…”
“Masalah [Lebensraum] Jerman hanya dapat dipecahkan oleh kekuatan,” kata Hitler, tetapi “masih tetap menyisakan pertanyaan ‘dimana’ dan ‘bagaimana’…”
Hitler ingin mengungkapkan persoalan Lebensraum pada tahun 1943 sampai 1945 pada saat akhir untuk menjaga terhadap kekunoan militer, usia pemimpin-pemimpin Nazi, dan, “waktu itu saat seluruh dunia masih menyiapkan pertahanan dan kita membantu penyerangan.”
Walaupun tujuan utama Hitler mendapatkan Lebensraum di Timur, bernama Russia, dia memusatkan seluruh konferensi pada tujuan pertamanya, penguasaan atas Austria dan Czechoslovakia untuk melindungi sayap timur dan selatan Jerman. Hitler menguraikan tiga strategi untuk mendapatkan hal ini, masing-masing dirancang berperan besar pada kelemahan politik dan militer Perancis dan Inggris.
Dalam skenario pertama, Hitler akan menunggu sampai tahun 1943 ketika pemulihan persenjataan selesai dan Perancis dan Inggris akan dengan kesulitan mengikuti. Yang kedua, dia akan bertindak cepat dengan mengamati masalah politik internal Perancis, menunggu peluang untuk menyerang Czechoslovakia pada saat Perancis dilemahkan oleh krisis utama seperti perang sipil. Ketiga, dia akan menyerang secepatnya pada tahun 1938 ke Austria dan Czechoslovakia jika Perancis jatuh dalam konflik militer dengan negara lain, seperti dengan sekutu baru Jerman, Fasis Italia.
Penjelasan Hitler yang dapat menyebabkan resiko dimulainya perang dalam skala besar di Eropa itu mengejutkan yang hadir, terutama Blomberg dan Fritsch yang, sesuai dengan catatan Hossbach, “berulangkali meyakinkan pentingnya Inggris dan Perancis tidak berperan sebagai musuh kita.”
Mereka tidak keberatan secara moral atas rencana perang Hitler tetapi hanya berdasarkan pertimbangan praktis. Jerman, dalam pandangan mereka, jauh dari siap untuk perang, dan bahkan pada tahun 1943 tidak akan cukup punya persenjataan.
Setelah konferensi, Neurath yang kebingungan pulang dan menderita serangkaian serangan jantung. Sementara itu, Blomberg dan Fritsch, tetap teguh menolak rencana Hitler. Reaksi mereka sepenuhnya tak dapat diterima oleh Führer dan dia memutuskan keduanya harus pergi. Untuk menyingkirkan dua jenderal itu, Hitler akan menyerahkan pada ahli pembuat jebakan, Himmler dan Heydrich.
Langkah awal untuk menuju Lebensraum terjadi pada tahun 1935 ketika Hitler secara terbuka melanggar Perjanjian Versailles dengan memulai lagi wajib militer dan dengan cepat membangun kembali angkatan bersenjata Jerman. Hitler kemudian mengatur untuk merundingkan suatu pakta kelautan dengan Inggris yang akan mengizinkan Jerman memiliki angkatan laut 35 persen dari armada Inggris, dan juga armada kapal selam dengan jumlah yang sama.
Hitler menyadari bahwa para pemimpin dunia akan menjadi semakin gelisah saat Jerman dipersenjatai lagi, yang berperan dalam malapetaka perang dunia dua puluh tahun yang lalu. Hitler secara terus-menerus meyakinkan para diplomat, dan siapapun yang mendengarkan, bahwa pembangunan militer Jerman adalah semata-mata untuk pertahanan yang dirancang untuk menempatkan Jerman berdiri sejajar dengan negara di sekitarnya. Betapapun, dia akan bertanya, tidakkah negara Jerman mempunyai hak untuk mempertahankan diri seperti setiap negara lain?
Hitler akan menjawab pertanyaannya sediri dengan persetujuan sementara pada saat yang sama berjanji bahwa Jerman tidak akan merusak perdamaian. Untuk menekankan hal itu, Hitler mengucapkan beberapa pernyataan luarbiasa tentang kengerian perang, yang dia saksikan sendiri sebagai prajurit di garis depan. Pada tanggal 21 Mei1935, dia menyatakan dalam pidato utamanya: “Darah yang tumpah di benua Eropa pada pertempuran dalam tiga ratus tahun terakhir tidak menghasilkan sesuatu yang berarti bagi negara-negara yang terlibat dalam peristiwa itu. Pada akhirnya, Perancis tetap Perancis, Jerman Jerman, Polandia Polandia, dan Italia Italia. Betapa keangkuhan dinasti, nafsu politik dan patriotik buta telah tercapai dengan caranya yang nyata sejauh ini untuk mencapai perubahan politik dengan sungai darah, mengenai perasaan nasional, tidak lebih dari sekedar menyentuh kulit bangsa-bangsa. Hal itu tidak secara pokok mengubah karakter dasar mereka. Jika negara-negara telah melakukan perubahan dari pengorbanan mereka menuju tujuan yang lebih bijaksana, kesuksesan akan lebih besar dan lebih tetap.”
Para pemimpin Perancis dan Inggris, dan negara-negara kecil tetangga Hitler, secara alami terkesan dengan sentimen seperti itu. Bertahun-tahun kemudian, mereka akan menemukan bahwa pada saat Hitler berbicara seperti itu dia juga menyetujui Undang-undang Pertahanan Reich rahasia yang menempatkan Jerman dalam perang ekonomi dan menghidupkan kembali organisasi Staff Jenderal angkatan bersenjata, yang dilarang setelah Perang Dunia I.
Banyak diplomat secara ceroboh memegang kata-kata Hitler dan berpikir bahwa dia adalah orang yang meyakinkan, bahkan dapat dipercaya. Hal itu, tentu saja tepat seperti yang diinginkan Hitler untuk mereka pikirkan. Dia membuat mereka secara nyata berada pada keadaan yang merugikan, karena mereka tidak pernah benar-benar mengetahui apa yang ada dalam pikirannya. Mereka tidak tahu sedang berhadapan dengan seorang yang secara terus-menerus menggunakan kebohongan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.
Hitler dapat melihat mata seseorang dan berbohong dengan penuh kesungguhan hati. Dia juga berbohong pada seluruh dunia melalui siaran radio, diakhiri pernyataan tentang keinginannya untuk perdamaian, bahkan dia sangat cinta perdamaian, semuanya itu dikatakan sementara secara rahasia menyiapkan malapetaka peperangan lainnya.
Rakyat Jerman dan pejabat tinggi Reich tidak mengerti seberapa dalam sinisme Führer mereka, tetapi mereka akan segera mengetahuinya cepat atau lambat. Bagi pejabat tinggi angkatan bersenjata Jerman pengungkapan rahasia itu datang pada tanggal 5 November 1937, ketika Hitler mengadakan suatu konferensi rahasia dan menguraikan rencananya untuk mendapatkan Lebensraum atas negara lain.
Rapat itu diadakan di dalam istana kanselir Reich di Berlin pada pukul 4:15 sore. Hebatnya, sebelumnya pada hari yang sama, Hitler bertemu dengan duta besar Polandia dan menandatangani perjanjian yang meyakinkan bahwa Jerman akan menghormati batas wilayah Polandia.
Hadir dalam konferensi rahasia adalah dua Panglima angkatan bersenjata Jerman; Marsekal Medan Werner von Blomberg, dan Jenderal Werner von Fritsch, Panglima angkatan darat. Juga dihadiri oleh Panglima angkatan laut Erich Raeder, bersama dengan Hermann Göring yang mengepalai Angkatan udara baru Jerman (diantara banyak jabatan lainnya). Menteri Luar Negeri Constantin von Neurath juga ada di sana, bersama dengan Kolonel Friedrich Hossbach, ajudan militer Hitler, yang mencatat menit-menit selengkapnya dalam pertemuan yang kemudian dikenal sebagai konferensi Hossbach atau Memorandum Hossbach.
Hitler memulai pertemuan empat jam itu dengan menanyai masing-masing orang untuk bersumpah dengan janji rahasia. Dia kemudian memberitahu mereka bahwa peristiwa kematiannya yang terlalu muda mungkin terjadi mengikuti hal yang akan diutarakannya sehingga harus dihormati keinginan terakhir dan surat wasiatnya.
Dia mulai penjelasannya dengan menjelaskan teorinya tentang Lebensraum, menyatakan bahwa Jerman mempunyai “suatu inti rasial yang padat ” dan bahwa orang Jerman berhak atas “ruang hidup yang lebih luas daripada masyarakat lainnya.”
“Sejarah dari berbagai zaman – Kerajaan Romawi dan Kerajaan Inggris – telah membuktikan bahwa perluasan hanya dapat dilakukan dengan mendobrak perlawanan dan mengambil resiko…tidak pernah ada ruang tanpa pemilik…penyerang selalu berhadapan dengan suatu penguasa,” Hitler menegaskan. “Pertanyaan untuk Jerman adalah: dimana dia mendapat yang terbesar dengan biaya rendah?”
Hitler menunjukkan dua halangan utama; “…dua musuh dibenci yang mengilhami, Inggris dan Perancis, yang bagi mereka Jerman di tengah Eropa adalah duri dalam daging…”
“Masalah [Lebensraum] Jerman hanya dapat dipecahkan oleh kekuatan,” kata Hitler, tetapi “masih tetap menyisakan pertanyaan ‘dimana’ dan ‘bagaimana’…”
Hitler ingin mengungkapkan persoalan Lebensraum pada tahun 1943 sampai 1945 pada saat akhir untuk menjaga terhadap kekunoan militer, usia pemimpin-pemimpin Nazi, dan, “waktu itu saat seluruh dunia masih menyiapkan pertahanan dan kita membantu penyerangan.”
Walaupun tujuan utama Hitler mendapatkan Lebensraum di Timur, bernama Russia, dia memusatkan seluruh konferensi pada tujuan pertamanya, penguasaan atas Austria dan Czechoslovakia untuk melindungi sayap timur dan selatan Jerman. Hitler menguraikan tiga strategi untuk mendapatkan hal ini, masing-masing dirancang berperan besar pada kelemahan politik dan militer Perancis dan Inggris.
Dalam skenario pertama, Hitler akan menunggu sampai tahun 1943 ketika pemulihan persenjataan selesai dan Perancis dan Inggris akan dengan kesulitan mengikuti. Yang kedua, dia akan bertindak cepat dengan mengamati masalah politik internal Perancis, menunggu peluang untuk menyerang Czechoslovakia pada saat Perancis dilemahkan oleh krisis utama seperti perang sipil. Ketiga, dia akan menyerang secepatnya pada tahun 1938 ke Austria dan Czechoslovakia jika Perancis jatuh dalam konflik militer dengan negara lain, seperti dengan sekutu baru Jerman, Fasis Italia.
Penjelasan Hitler yang dapat menyebabkan resiko dimulainya perang dalam skala besar di Eropa itu mengejutkan yang hadir, terutama Blomberg dan Fritsch yang, sesuai dengan catatan Hossbach, “berulangkali meyakinkan pentingnya Inggris dan Perancis tidak berperan sebagai musuh kita.”
Mereka tidak keberatan secara moral atas rencana perang Hitler tetapi hanya berdasarkan pertimbangan praktis. Jerman, dalam pandangan mereka, jauh dari siap untuk perang, dan bahkan pada tahun 1943 tidak akan cukup punya persenjataan.
Setelah konferensi, Neurath yang kebingungan pulang dan menderita serangkaian serangan jantung. Sementara itu, Blomberg dan Fritsch, tetap teguh menolak rencana Hitler. Reaksi mereka sepenuhnya tak dapat diterima oleh Führer dan dia memutuskan keduanya harus pergi. Untuk menyingkirkan dua jenderal itu, Hitler akan menyerahkan pada ahli pembuat jebakan, Himmler dan Heydrich.
Sumber :
No comments:
Post a Comment