Thursday, December 11, 2014

Foto Berwarna Peta Pertempuran dan Merundingkan Strategi Perang (Lagebesprechung)

Dukungan penuh yang diberikan oleh pesawat-pesawat serang-darat Luftwaffe terhadap gerak maju pasukan panzer Jerman tersimbolisasikan dari foto snapshot di atas yang memperlihatkan General der Flieger Dr.-ing. Wolfram Freiherr von Richthofen (Kommandierender General VIII. Fliegerkorps) sedang ngadu huntu dengan Oberst Richard Koll (Kommandeur Panzer-Regiment 11 / 6.Panzer-Division) di Rusia. Richthofen terkenal sebagai otak dibalik strategi brilian penyerangan oleh unit-unit Stuka, dan disini dia baru saja turun dari pesawat penghubung ringan Fieseler Fi 156 Storch untuk berunding dengan Koll di garis depan pertempuran, musim gugur 1941. Sengitnya pertempuran masih terlihat dari asap yang membumbung hanya beberapa ratus meter di depan! Sedikit terlihat di lengan kanan Richthofen adalah pita lengan bertuliskan "Jagdgeschwader Frhr. V. Richthofen Nr. 1 1917/18” yang merupakan penghormatan atas jagoan terbang terbaik dalam Perang Dunia Pertama, Manfred von Richthofen, yang juga merupakan sepupu Wolfram


Foto ini diambil oleh Hanns Hubmann dan memperlihatkan Generalmajor Walter Hoernlein (kanan), Kommandeur Infanterie-Division "Großdeutschland" (motorisiert), yang sedang mendiskusikan strategi bersama dengan salah seorang perwiranya dalam gerak maju di Voronezh, bulan Juli 1942. Di lehernya dia memakai Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #399 yang dia terima tanggal 30 Juli 1941 sebagai komandan Infanterie-Regiment 80. Nantinya dia juga akan mendapat Deutsches Kreuz in Gold (14 Februari 1943) dan Eichenlaub #213 (15 Maret 1943), keduanya sebagai perwira di Großdeutschland (GD). Hoernlein memimpin GD dari tanggal 10 April 1942 s/d 27 Januari 1944 serta membangun reputasi yang solid sebagai pemimpin yang efisien dan dapat diandalkan tapi tetap mempunyai waktu untuk memperhatikan kesejahteraan pasukan yang berada di bawah pimpinannya. Dia begitu dicintai oleh anakbuahnya sehingga mendapat julukan "Papa" Hoernlein. Mungkin salah satu pernyataan terkenal yang pernah dilontarkannya adalah saat dia mengirim telegram ke “Fuhrerhauptquartier” untuk menuntut penjelasan apakah GD merupakan satu-satunya unit Jerman yang tersisa di Front Timur, karena tanpa henti mereka terus bertempur dari satu krisis ke krisis yang lain selama berlangsungnya pergulatan brutal di sekitar Rzhev! BTW, perhatikan bahwa dalam foto ini Hoernlein mengenakan strip merah di celananya khas perwira staff atau jenderal, padahal dari kragenspiegelnya kelihatan jelas bahwa pangkatnya masih Oberst! Kasus semacam ini namanya "mit RDA (Rangdienstalter)", dalam artian dia sudah mendapat pengumuman dari OKW mengenai kenaikan pangkatnya, tapi baru "berhak" mengenakan kepangkatan barunya beberapa hari kemudian (karena menunggu proses administrasi atau transfer ke unit baru). Biasanya ini terjadi pada perwira yang dipercaya untuk menjadi komandan dari unit yang tingkatannya lebih tinggi, tapi yang pangkatnya saat itu belum naik ke tingkat yang lebih tinggi yang dipersyaratkan oleh unit barunya. Biasanya orang yang sedang dalam posisi ini mudah dikenali dari strap yang menutup schulterklappen-nya (seperti contoh foto di atas)


 Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) mengkonsultasikan sebuah peta bersama dengan Generalmajor Stefan Fröhlich yang, sebagai seorang Fliegerführer Afrika, memimpin dukungan udara terhadap Afrikakorps Jerman dalam kampanye musim dingin tahun 1941/1942. Rommel seringkali memindahkan markasnya secara mendadak selama berlangsungnya ofensif karena dia percaya penuh bahwa seorang komandan harus selalu dekat dengan front depan pertempuran agar bisa bereaksi secara cepat terhadap perubahan apapun yang terjadi di tengah kancah peperangan. Foto di atas pertama kali dipublikasikan tahun 1943 dalam buku "Balkenkreuz Über Wüstensand" (Salib Balkan di atas Padang Pasir) terbitan Gerhard Stalling Verlag


  Sebuah brifing kecil yang dilakukan di padang stepa Kalmuck antara seorang Kompaniechef (komandan kompi) berpangkat Oberleutnant (kiri) dengan bawahannya, Zugführer (komandan peleton) berpangkat Leutnant. Foto ini diambil tanggal 21 Juni 1942 dan mereka merupakan bagian dari 6. Armee yang sedang melakukan ofensif ke arah Volga/Stalingrad. Di awal-awal gerak majunya pasukan Jerman tidak menemui perlawanan yang berarti karena, belajar dari pertempuran pada tahun sebelumnya, STAVKA (Komando Tinggi Angkatan Bersenjata Uni Soviet) mempersiapkan pasukan terbaik mereka untuk ofensif balasan di musim dingin dan tidak terjebak pada perangkap pengepungan yang dipersiapkan oleh Wehrmacht


Generaloberst Erhard Raus (8 Januari 1889 - 3 April 1956) adalah perwira keturunan Austria dan mantan pimpinan Schützen-Brigade 6 yang menjadi komandan 6. Panzer-Division periode 23 November 1941 - 7 Februari 1943. Sebelumnya dia telah menjadi komandan sementara divisi tersebut menggantikan Franz Landgraf dalam Operasi Barbarossa (7-15 September 1941). Dia lalu menjadi Kommandierender General 4. Panzerarmee periode 3 November 1943 - 21 April 1944. Medali bergengsi yang telah diraihnya: Eichenlaub #280 (22 Agustus 1943) zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (11 Oktober 1941). Dalam foto yang diambil di tahun 1942 di atas Raus masih berpangkat Generalmajor (1 September 1941 - 1 Januari 1943) dan terlihat sedang membaca sebuah peta ditemani oleh para perwiranya



 Foto ini diambil tanggal 1 Juli 1942 pada permulaan Pertempuran Pertama El Alamein. Erwin Rommel baru beberapa hari dipromosikan secara luar biasa oleh Hitler menjadi Generalfeldmarschall (22 Juni 1942), dan disini sang Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika" sedang mereencanakan rencana serangan Jerman bersama dengan para staff-nya. Di kiri memakai schutzbrille adalah Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Stabes Deutsches Afrikakorps), sementara yang memakai tropenmütze terhalang oleh Rommel adalah Oberst Eduard Crasemann. Crasemann adalah Kommandeur Artillerie-Regiment 33 (motorisiert) yang menjadi Führer (Komandan sementara/pengganti) 15. Panzer-Division setelah komandan aslinya, Generalmajor Gustav von Vaerst, terluka dalam Pertempuran Gazala tanggal 26 Mei 1942. Paling kanan (tidak terlihat dari foto) adalah Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"). Moncong mobil di latar belakang berasal dari jenis 1941 Ford C11 ADF, sementara tempat meletakkan peta yang dipakai oleh Rommel adalah kap Sd.Kfz.250/3


 Oberst Walther von Hünersdorff (Kommandeur Panzer-Regiment 11 / 6.Panzer-Division) membrifing anakbuahnya sambil membawa kertas yang berisi susunan unit tempur di hari itu selama berlangsungnya serangan atas posisi pertahanan Soviet yang disebut sebagai "Peternakan Kelinci", Januari 1943. Dalam pertempuran sengit antara Don dan Donets di musim dingin itu, Hünersdorff mengkomandani sebuah Kampfgruppe (Grup Tempur) yang merupakan gabungan dari 6. dan 7. Panzer-Division ditambah unit-unit artileri serbu cadangan Heer. Foto oleh Helmut Ritgen


  Foto hasil karya Walter Frentz ini pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL edisi bulan Februari 1943 untuk menyambut pengangkatan Panglima Kriegsmarine yang baru, Karl Dönitz (menggantikan Erich Raeder yang dianggap gagal memaksimalkan kemampuan Angkatan Laut Jerman dalam Perang Dunia II). Dari kiri ke kanan: Kapitänleutnant Adalbert Schnee (Geleitzugs-Asto, Admiralstabsoffizier beim Befehlshaber der Unterseeboote), Generaladmiral Karl Dönitz (Befehlshaber der Unterseeboote), dan Kapitän zur See Eberhard Godt (Chef der Operationsabteilung beim Befehlshaber der U-Boote). Mereka sedang mempelajari peta samudera yang terhampar di meja. Foto ini sendiri diambil di ruangan operasi U-boat di markas besar Kriegsmarine di Berlin (Marinehauptquartier Koralle)



 Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe) dan Generaloberst Hans Jeschonnek (Chef des Generalstabes der Luftwaffe) di Führerhauptquartier (FHQ) Schloss Kleßheim, 7-10 April 1943, pada saat berlangsungnya kunjungan kenegaraan diktator Italia Benito Mussolini ke Jerman. Göring tampak mengenakan Grande Ufficiale dell'Ordine della Corona d'Italia (Grand Officer Star of the Italian Crown Order) di seragamnya. Hal ini bisa dibilang tidak biasa karena medali tersebut bukanlah grade tertinggi dari Order of the Crown of Italy, sementara sang Reichsmarschall sendiri mempunyai dua medali Italia lain yang lebih tinggi tingkatan serta gengsinya: Cavaliere di Gran Croce dell'Ordine dei Santi Maurizio e Lazzaro (Order of Saints Maurice and Lazarus) serta Annunziata (Order of the Santissima Annuziata). Foto ini diambil oleh fotografer pribadi Hitler, Heinrich Hoffmann

Generalfeldmarschall Erich von Manstein (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Süd) menemui General der Panzertruppe Hermann Breith (Kommandierender General III. Panzerkorps) untuk merundingkan strategi pertempuran di timur laut Bjelgorod (Mei 1943) yang merupakan permulaan dari Unternehmen Zitadelle alias Pertempuran Kursk. Perwira yang memakai monokel di sebelah kanan adalah Oberst im Generalstab Ernst Merk (General-Stab des III. Panzer-Korps kommandiert)



Generaloberst Heinz Guderian (Generalinspekteur der Panzertruppen) sedang merundingkan strategi operasi terbaru (kemungkinan Unternehmen Zitadelle/Pertempuran Kursk) di atas sebuah peta besar bersama dengan Generalleutnant Walther Wenck (Chef des Generalstabes 1. Panzerarmee), musim semi 1943. Disini kita bisa melihat momen langka dimana Guderian mengenakan seragam hitam Panzertruppen! Wenck sendiri mengenakan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang dia dapatkan tanggal 28 Desember 1942. Pangkat terakhirnya adalah General der Panzertruppe 


 Generaloberst Walter Model (kedua dari kanan, Oberbefehlshaber 9. Armee) dan Generalleutnant Vollrath Lübbe (kedua dari kiri, kommandeur 2. Panzer-Division) di Front Timur, musim panas 1943. Lübbe adalah peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (17 Agustus 1943) dan Deutsches Kreuz in Gold (6 Maret 1943), serta merupakan ayah dari jenderal Bundeswehr Ernst-Vollrath Lübbe (1920-2001)

 
Generalfeldmarschall Walter Model (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Nord) dan Generalleutnant Friedrich "Fritz" Schulz (Kommandierender General LIX. Armee-Korps), bulan Maret 1944. Fritz dan adiknya (Adelbert Schulz) merupakan dua bersaudara yang luar biasa dahsyat, sama-sama menjadi pahlawan melalui keberanian mereka sebagai pemimpin di medan pertempuran. Fritz dianugerahi Schwerter, sementara Adelbert malah lebih tinggi, Brillanten! 




Generalfeldmarschall Walter Model (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Nordukraine) bersama dengan Oberst im Generalstab Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (kiri, Chef des Generalstabes XXXXVIII. Panzerkorps) dan General der Panzertruppe Walther Nehring (kanan, Kommandierender General XXXXVIII. Panzerkorps), bulan Agustus 1944. Mellenthin adalah mantan staff Rommel di Afrika sementara Nehring -sama-sama veteran Afrikakorps - setelah usai perang menulis sebuah buku yang mengupas habis sejarah pasukan panzer Jerman, "Die Geschichte der deutschen Panzerwaffe 1916 bis 1945" 



Sumber :
Buku "Afrikakorps 1941-1942" karya Peter Chamberlain dan Chris Ellis
Buku "Kill Rommel! Operation Flipper 1941" karya Gavin Mortimer
Buku "The 6th Panzer Division: 1937-45" karya Oberst a.D. Helmut Ritgen  
Buku "Uniforms of the German Soldier; an Illustrated History from 1870 to the Present Day" karya Alejandro M. De Quesada
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman 
Foto koleksi NARA Archives
Foto koleksi pribadi John P. Moore
Foto koleksi pribadi Morio Ishimura  
Foto koleksi pribadi Thomas E. Nutter
Foto koleksi pribadi trbooks
www.audiovis.nac.gov.pl

www.battlefieldhistorian.com 
www.commons.wikimedia.org 
www.feldgrau.com
www.forum.axishistory.com

www.forum.germandaggers.com
www.histomil.com
www.instahlgewittern.com
www.network54.com
www.norgeslexi.com

www.oakleafmilitaria.com
www.reibert.info
www.thirdreichcolorpictures.blogspot.com

www.ww2colorfarbe.blogspot.com

No comments: