1941
Oberstleutnant der Reserve Wilhelm Bach (5
November 1892 – 22 Desember 1942) adalah salah satu karakter yang
paling tidak biasa dalam tubuh Afrikakorps. Dia merupakan seorang mantan
pastor Lutheran yang juga salah satu komandan batalyon terbaik yang
dipunyai Erwin Rommel. Meskipun pangkatnya membuat ia selayaknya
dihormati, tapi dia adalah salah satu komandan Jerman yang paling
bersahabat, paling cu'ek dan paling santai yang berada di bawah komando
si Serigala Rumah Makan Padang eh Padang Pasir Rommel! Ketika Erwin
Rommel mencapai Afrika di bulan Februari 1941, dia diperkenalkan kepada
para perwira yang menyambutnya. Dia tidak tersenyum atau mencoba
bersikap bersahabat. Dia tahu tak ada waktu untuk beramah tamah dan
ngadu huntu karena dia harus menguji mereka dalam pertempuran terlebih
dahulu. Tapi ada satu orang perwira yang begitu dibenci Rommel pada
awalnya: dia adalah Hauptmann Bach, seorang veteran pertempuran Prancis
sama seperti Rommel dan peraih medali Eisernes Kreuz I klasse. Bach
pernah terluka di lututnya sehingga kemana-mana dia selalu membawa
tongkat. Rommel tidak menyukai kenyataan bahwa ada seorang komandan
pasukan "tidak sehat" di bawah komandonya, apalagi setelah dia
mengetahui bahwa Bach juga adalah seorang pendeta Lutheran. Seorang
pendeta bertempur??? Tak pernah terbayangkan! Beberapa bulan kemudian,
Rommel berbalik mencintai dan mengagumi Bach. "Si Pincang" ternyata
adalah master dari meriam artileri 88mm, sehingga seakan-akan benda
tersebut menyatu dalam dirinya. Berkali-kali dia memanfaatkan senjata
yang sejatinya ditujukan untuk melawan pesawat udara itu untuk
menghantam tank-tank Inggris yang mencoba mengancam posisi Jerman.
Bahkan meskipun kapten Bach tidak pernah terlihat memakai seragamnya
dengan benar (dan kadangkala tampak culun!), dia begitu dicintai para
bawahannya. Wajar saja, karena Bach tidak pernah menjaga jarak
sejengkalpun, dan dia menganggap para prajuritnya sebagai anak kandung
yang diperlakukan dengan penuh kehangatan. Bach adalah salah satu figur
yang paling mudah dikenali di seantero Afrikakorps... Rokok yang selalu
menempel di mulutnya, kumis ala Hitler dan kacamata miopik, semuanya
telah sama diketahui oleh para penembak artileri DAK. Major Bach pula
lah yang berhasil menahan serbuan 20.000 pasukan Inggris dari 12th Corps
di Halfaya Pass dengan hanya bermodalkan 4.000 orang saja! Dengan gagah
berani dia mempertahankan Halfaya Pass (biasa dinamakan dengan
"Hellfire Pass" oleh pihak Sekutu) sampai akhirnya pasokan suplainya
terputus dan dia sama sekali terkepung tanggal 17 Januari 1942 sehingga
kemudian terpaksa menyerah. Sebagai tawanan perang dia dikirimkan ke
Kanada dimana dia meninggal karena kanker (saya tidak mendapat data
kanker apa, tapi kemungkinan kanker paru-paru karena hobi merokoknya
yang gila-gilaan!) akhir tahun itu juga, tepatnya tanggal 22 Desember
1942. Rasa cinta pasukannya ditunjukkan dengan adanya sebuah tanda
peringatan dari kayu yang ditempatkan di sudut pemakaman dan terpisah
dari kuburannya. Wilhelm Bach sendiri dikuburkan di Woodland Cemetery
yang terletak di Kitchener, Ontario (Kanada). Dia dianugerahi
Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 9 Juli 1941 sebagai Hauptmann
der Reserve dan Kommandeur I.Bataillon /
Schützen-Regiment 104 / 5.leichte-Division / Deutsches Afrika-Korps
(DAK). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz
II.Klasse (7 Mei 1915) dan I.Klasse (31 Januari 1920); Ehrenkreuz für
Frontkämpfer 1914/1918 (24 Oktober 1934); 1939 spange zum 1914 Eisernes
Kreuz II.Klasse (12 Juni 1940) dan I.Klasse (17 Juli 1940);
Verwundetenabzeichen in Schwarz; serta Infanterie-Sturmabzeichen in
Silber
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #318 untuk Oberleutnant Hermann Hogeback (Staffelkapitän 9.Staffel / III.Gruppe / Lehrgeschwader 1), yang diselenggarakan pada tanggal 8 September 1941 di medan perang Afrika Utara. Medali tersebut diserahkan oleh Generalmajor Stefan Fröhlich (Fliegerführer Afrika), sebagai penghargaan atas kesuksesan Hogeback sebagai seorang pilot bomber yang berhasil menyelesaikan 163 misi pemboman di atas udara Mediterania, Yugoslavia dan Afrika Utara
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #318 untuk Oberleutnant Hermann Hogeback (Staffelkapitän 9.Staffel / III.Gruppe / Lehrgeschwader 1), yang diselenggarakan pada tanggal 8 September 1941 di medan perang Afrika Utara. Medali tersebut diserahkan oleh Generalmajor Stefan Fröhlich (Fliegerführer Afrika), sebagai penghargaan atas kesuksesan Hogeback sebagai seorang pilot bomber yang berhasil menyelesaikan 163 misi pemboman di atas udara Mediterania, Yugoslavia dan Afrika Utara
Oberst Hans-Levin von Barby (25 Juli 1899 - 27 Mei 1942) bergabung
dengan Angkatan Darat Prusia tanggal 25 Agustus 1917 dan meraih pangkat
tertinggi Leutnant. Pada tahun 1936 dia menjadi Hauptmann di
Landespolizeigruppe 62. Setelah unitnya direorganisasi ulang menjadi
Infanterie-Regiment 77 tahun 1936, Barby tetap menjadi perwira disana.
Pada saat mobilisasi umum tanggal 26 Agustus 1938, dia sudah menjadi
komandan batalyon di Infanterie-Regiment 474. Unit ini ikut serta dalam
penyerbuan ke Barat tahun 1940 dimana Barby tertembak di bagian kaki.
Setelah sembuh dia pindah unit ke Infanterie-Regiment 255. Pada tanggal
11 Juni 1941 dia dikirim ke Afrika Utara untuk bertempur melawan pasukan
Inggris sebagai komandan resimen. Dalam pertempuran berat di Marmaica
dia dan resimennya berkali-kali menyerang balik musuh walaupun menderita
korban besar. Dalam pertempuran di Sidi Rezegh (30 November 1941) Barby
juga berada paling depan dalam menggagalkan usaha pasukan Inggris yang
ingin membebaskan rekan-rekan mereka yang terkepung di Tobruk. Atas
prestasinya tersebut dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes
tanggal 13 Desember 1941 sebagai
Oberstleutnant dan Kommandeur Afrika-Regiment 361 und Führer einer
Kampfgruppe / 90.leichte Afrika-Division / Deutsches Afrikakorps /
Panzergruppe Afrika. Dia terluka parah dalam pertempuran dan meninggal
di Feldlazarett (Rumah Sakit Lapangan) di Derna/Libya tanggal 27 Mei
1942. Secara anumerta pangkatnya dinaikkan menjadi Oberst. Medali dan
penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; 1914
Eisernes Kreuz I.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (1935);
Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse (1939); 1939 spange zum 1914
Eisernes Kreuz II.Klasse; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse; ;
Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Verwundetenabzeichen in Silber;
Medaglia d'Argento al Valore Militare (Italia); serta Ärmelband "AFRIKA"
(anumerta)
--------------------------------------------------------------------------
1942
Generalleutnant Artur Schmitt (20 Juli 1888 - 15 Januari 1972) bergabung dengan Angkatan Darat Bavaria pada tahun 1907 dengan pangkat Fahnenjunker. Dia bertempur dalam Perang Dunia Pertama, tapi kemudian tidak terpilih ke dalam 4.000 orang perwira Reichswehr Republik Weimar sehingga berhenti pada tahun 1920. Dia lalu bergabung ke dalam unit polisi Bavaria, dan pada tahun 1934 sudah berpangkat Oberstleutnant. Ketika Wehrmacht diaktifkan setahun kemudian, Schmitt mengajukan permohonan untuk masuk kembali, dan diterima. Dia menghabiskan sebagian besar masa tugasnya sebagai perwira yang mengurusi suplai dan perbekalan, dengan jabatan terakhirnya adalah sebagai "Kommandant Rückwärtige Armeegebiet 556 (Komandan Wilayah Garis Belakang Pasukan 556) yang berada di bawah kendali Panzergruppe Afrika pimpinan "Si Rubah Gurun" Erwin Rommel. Ketika pada akhir tahun 1941 pihak Inggris meluncurkan "Operation Crusader" di Afrika Utara, depo suplai Afrikakorps di Bardia - yang sekaligus menjadi markas Schmitt - terkepung oleh Sekutu. Disana hanya ada sedikit pasukan tempur, sementara sisanya adalah petugas administrasi dan perbekalan serta sekutu Italia yang tak bisa diandalkan (total 6.400 orang). Meskipun begitu, Schmitt - yang menjadi perwira dengan pangkat tertinggi - menolak untuk menyerah begitu saja. Selama sebulan penuh dia menggagalkan setiap usaha terobosan dari musuh, dan hanya setelah sumber airnya habis - bertepatan dengan Tahun Baru 1942 - barulah dia dan pasukannya menyerah, sekaligus mengembalikan 1.100 orang tawanan Inggris yang mereka dapatkan dalam proses terobosan musuh sebelumnya yang gagal! Cerita belum berakhir disini sodara-sodara... Schmitt merasa bahwa sekutu Italia yang bertempur bersamanya kurang terlalu berguna dalam pertempuran, dan dia menyatakannya terus terang - kepada pers internasional yang mewawancarainya tak lama sesudah dia ditangkap - bahwa dia pastilah akan bertahan lebih lama lagi bila saja tak "dibebani" oleh keberadaan mereka! Hal ini kemudian menimbulkan kontroversi internasional, sampai-sampai pemerintah Italia secara resmi mengajukan keberatan kepada Jerman, yang harus diredakan langsung oleh Hitler. Bagaimana dengan Rommel sendiri? Dia berdiri di pihak Schmitt, dan malah merekomendasikan jenderalnya yang jujur dan apa adanya tersebut untuk mendapatkan medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, yang akhirnya didapatkan oleh Schmitt pada tanggal 5 Februari 1942 sebagai Generalmajor dan Kommandant Rückwärtige Armeegebiet 556 und Führer Division Bardia / Panzergruppe Afrika. Tidak hanya itu, pangkatnya pun dinaikkan setingkat menjadi Generalleutnant... dan ini semua berlangsung saat Schmitt sudah berstatus sebagai tawanan perang! Sudah berakhir ceritanya? Belum! Dalam perjalanan di kapal transport "Pasteur" milik Inggris yang akan membawanya ke kamp tawanan perang di Kanada, Schmitt - bersama dengan dua orang perwira tinggi Afrikakorps lainnya yang ditawan - yaitu Generalleutnant Johann von Ravenstein dan Oberstleutnant der Reserve Wilhelm Bach - berencana untuk menguasai kapal dan membawanya ke Singapura yang dikuasai oleh Jepang. Sialnya, rencana ini keburu ketahuan sebelum sempat terlaksana, sehingga tentara Inggris memisahkan ketiga orang Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz) ini dalam sel terpisah dari yang lainnya. Schmitt kemudian menjalani masa tahanannya sampai tahun 1947. OK, sekarang pasti sudah the end kan? Belum beibeh, karena jasa Schmitt kemudian dipakai oleh Liga Arab untuk melawan negara Israel yang baru berdiri (selama masa tugasnya, dia tinggal di Kairo dengan nama samaran "Tuan Goldstein")! Schmitt kemudian menghabiskan sisa hidupnya di Münich sampai dengan meninggalnya pada tahun 1972. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; serta 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse. BTW, foto ini diambil saat status Schmitt sudah menjadi tawanan perang di Camp 30, Bowmanville, Ontario (Kanada). Dia dengan bangga memperlihatkan medali Ritterkreuz-nya, yang khusus dikirim dari Berlin dengan menggunakan jasa Palang Merah Internasional!
Oberleutnant Karl Wiegand (4 Desember 1918 - 19 Januari 2006) dalam sebuah foto yang diambil di Afrika Utara, tak lama setelah dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Mei 1942 sebagai Chef 2.Batterie / I.Abteilung / Flak-Regiment 18 (motorisiert). Dia bergabung dengan Luftwaffe pada tahun 1937, setelah menyelesaikan kewajiban mengabdi di Reichsarbeitsdienst, sebagai seorang Fahnenjunker di II.Abteilung / Flak-Regiment 14 di Cologne. Pada tahun 1941 dia berangkat ke medan perang Afrika sebagai seorang Batteriechef (Komandan baterai artileri) di Flak Regiment 18 (mot.). Disinilah dia mendapatkan medali bergengsi Ritterkreuz dari tangan Panglima Afrikakorps, "Si Rubah Gurun" Erwin Rommel. Wiegand telah membuktikan kemampuannya dalam banyak pertempuran dan, selama duel sengit melawan pasukan Inggris di wilayah Saunu, dia berhasil mengintervensi medan tempur dengan baterai artilerinya dalam waktu yang tepat, meskipun saat itu posisinya sedang mendapat hantaman bombardir musuh. Untuk kesekian kalinya Wiegand menyelesaikan misi berat yang dibebankan kepadanya dengan hasil yang gemilang, yang terutama dicapai berkat bakat kepemimpinannya yang istimewa serta keberanian pribadi yang tidak usah diragukan lagi. Pangkat terakhirnya di akhir perang adalah Hauptmann. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Flakkampfabzeichen der Luftwaffe; Verwundetenabzeichen in Silber; Medaglia commemorativa della campagna italo-tedesca in Africa; serta Ärmelband Afrika
Generalleutnant Ernst-Günther Baade (20 Agustus 1897 - 8 Mei 1945)
adalah jenderal Jerman jago strategi perang tank yang terkenal super
berani dalam pertempuran, baik ketika di masa mudanya dalam Perang Dunia
I (1914-1918) maupun setelah dia menjadi jenderalnya Hitler dalam
Perang Dunia II (1939-1945). Keberaniannya itu pula yang membuat Baade
terluka dalam kedua perang tersebut. Keberaniannya itu pula yang membuat
Baade dianugerahi penghargaan Ritterkreuz mit Eichenlaub und Schwertern
(Swords atau Pedang). Keberaniannya itu pula yang membuat Baade menjadi
salah satu dari sangat sedikit jenderal pemegang
Panzervernihctungsabzeichen, yang berarti bahwa Baade telah berhasil
menghancurkan sebuah tank seorang diri menggunakan senjata
genggam-tangan! Dan keberaniannya itu pula yang membuatnya terluka
parah, luka yang membawa pada kematiannya persis di hari terakhir Perang
Dunia II di Eropa! Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes
tanggal 27 Juni 1942 sebagai Oberst dan Kommandeur Schützen-Regiment 115
/ 15.Panzer-Division / Panzerarmee Afrika / Heeresgruppe Afrika setelah
berhasil menghentikan serangan Sekutu yang tidak terduga ke bagian
belakang Divisi Panzer ke-15. satu batalion dari resimennya berhasil
menginfiltrasi sampai sejauh Bir Hacheim keesokan harinya, sekaligus
mengalahkan pasukan Inggris yang menjadi lawan mereka setelah 24 jam
bertempur tanpa henti; Baade juga mendapat Eichenlaub #402 tanggal 22
Februari 1944 sebagai Oberst dan Führer 90.Panzergrenadier-Division /
XIV.Panzerkorps / 10.Armee / Heeresgruppe C; serta Schwerter #111
tanggal 16 November 1944 sebagai Generalleutnant dan komandan 90.
Panzergrenadier-Division / Adiatisches Küstenland / Heeresgruppe C.
Dua-duanya dia raih dalam medan pertempuran Italia. Medali dan
penghargaan lain yang diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (25
November 1916) dan I.Klasse (24 Desember 1917); Hamburgisches
Hanseatenkreuz (Mei 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (1 Juli
1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (5 Februari 1935);
Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse bis II.Klasse (2 Oktober
1936); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (18 September 1939)
dan I.Klasse (5 Juni 1940); Allgemeines-Sturmabzeichen in Silber (20
Agustus 1940); Verwundetenabzeichen in Silber; Ärmelband “Afrika”;
Deutsches Kreuz in Gold (2 November 1941); serta satu buah
Panzervernichtungsabzeichen in Silber (8 November 1943). Namanya juga
disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 8 Februari 1944 dan 27 Mei 1944
Hauptmann
Johann "Hans" von Bargen (14 Oktober 1914 - 6 Juli 1944) telah terlibat
dalam kancah pertempuran udara sebagai pilot Stuka dari hari pertama
perang dan ikut berpartisipasi dalam kampanye di Polandia, Prancis dan
Yunani. Unitnya, I./StG 3, kemudian ditransfer ke Afrika Utara dimana,
sebagai seorang Oberleutnant dan Gruppenadjutant, dia menunjukkan
prestasi yang mengesankan dalam serangan-serangan pembom tukik terhadap
benteng-benteng Inggris di padang pasir. Von Bargen dianugerahi
Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 19 September 1942
sebagai
Oberleutnant dan Adjutant I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 3 (StG 3) /
Fliegerführer Afrika / Luftflotte 2. Unitnya kemudian dipindahkan ke
Rusia tahun 1943 dan disana Bargen menjadi ajudan Geschwaderkommodore
Kuhlmey di sektor utara Front Timur. Sebagai seorang Gruppenkommandeur
I./SG 3, pada tanggal 6 Juli 1944 Von Bargen dinyatakan hilang dalam
misi udara di wilayah sekitar Äyräpää/Tanah Genting Karelia (Finlandia
tenggara), saat terbang bersama dengan Gefechtsverband Kuhlmey.
Sepanjang karirnya dia telah terlibat dalam 400+ misi tempur. Medali dan
penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes
Kreuz I.Klasse (25 Agustus 1940); Frontflugspange für Kampfflieger in
Gold; serta Deutsches Kreuz in Gold (19 Maret 1942)
--------------------------------------------------------------------------
1943
Oberstleutnant Paul Audorff (6
Februari 1904 – 17 Januari 1981) bergabung dengan 19. (Bayerische)
Infanterie-Regiment tanggal 16 April 1923 dan kemudian berganti-ganti
unit layaknya ganti kolor: Infanterie-Regiment 21 (10 April 1933),
Infanterie-Regiment 42 (1 Oktober 1935), Infanterie-Regiment 330 (9
April 1940), Infanterie-Regiment 596 (26 Oktober 1940), dan
Grenadier-Regiment 754 (10 November 1942). Setelah ikut serta dalam
pertempuran di Polandia dan Prancis, Audorff ikut pula berpartisipasi
bersama Afrikakorps di Tunisia. Pada tanggal 25 April 1943 pasukan
Inggris melancarkan serangan besar-besaran di wilayah Medjez el Bab demi
menerobos pertahanan Jerman dan mencapai Tunis. Audorff (yang kini
menjadi komandan resimen) bertahan mati-matian dan secara pribadi
berkeliling di front mengarahkan strategi membendung serangan infanteri
musuh yang didukung oleh pasukan lapis baja. Atas kesuksesan usahanya
dia direkomendasikan untuk mendapatkan Ritterkreuz. Akhirnya rekomendasi
disetujui dan Audorff dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes
tanggal 13 Mei 1943 sebagai Oberstleutnant dan Kommandeur
Grenadier-Regiment 754 /
334.Infanterie-Division / 5.Panzerarmee / Heeresgruppe Afrika.
Sayangnya, berhubung dari sejak tanggal 8 Mei 1943 sang pahlawan sudah
ditangkap oleh pasukan Amerika, maka medalinya terpaksa diberikan
melalui perantaraan Palang Merah Internasional! Audorff sendiri baru
dibebaskan dari kamp tawanan tanggal 11 Maret 1946. Medali dan
penghargaan lain yang diterimanya: Dienstauszeichnung der Wehrmacht III.
dan IV.Klasse (2 Oktober 1936); Eisernes Kreuz II.Klasse (5 Oktober
1939) dan I.Klasse (6 Juni 1940); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber;
Verwundetenabzeichen in Schwarz; serta Ärmelband "Afrika"
Sumber :
No comments:
Post a Comment